32. 나랑 더 오래 같이 있고 싶어

220 39 13
                                        

나랑 더 오래 같이 있고 싶어
[Aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu denganmu]

Jeonghan sebenarnya sudah kenyang setelah memakan beberapa makanan asing yang harus ia coba saat membuat video reaksi hari ini, tetapi karena Bibi Lim, pemilik restoran yang didatangi Dohee memberikannya makanan gratis, mau tak mau ia harus menerimanya. Apalagi setelah tahu jika Bibi Lim adalah seseorang yang sudah Dohee anggap sebagai orangtua. Kata Dohee, ia sudah magang di kantor majalah yang berada di dekat restoran Ibu Lim sejak kuliah dan sering makan siang di sini sampai ia berkenalan dengan sang pemilik.

Banyak hal yang tidak diketahui Jeonghan soal Dohee, kecuali kisah cinta perempuan itu yang membuat mereka dekat. Selain tidak pernah bercerita, Jeonghan yang tahu Dohee menyukainya tidak pernah bertanya pula. Sekarang, saat ia menyukai Dohee, ia jadi ingin tahu soal perempuan itu.

"Kau sebenarnya berasal dari mana, Dohee?" Tanya Jeonghan disela kunyahannya, memandang Dohee yang tengah makan siang dengan khidmat.

"Yecheon. Di desa, sih. Nenekku dulu tinggal di sana." Jawab Dohee dengan semangat, memandang Jeonghan yang terlihat sedang berpikir--entah tahu soal Yecheon yang merupakan kota kecil nan jauh dari Seoul itu atau tidak sama sekali.

"Antara Yeongju dan Andong." Ujar Dohee hingga Jeonghan ber-oh-ria.

Ternyata pria itu tidak tahu dan Dohee hanya bisa nyengir karena memang tidak banyak orang tahu tentang kota itu, apalagi desa yang ia tinggali sejak SMA bersama neneknya. Desa kecil yang hanya memiliki beberapa rumah, yang sisanya adalah sawah dan kebun warga.

"Kalau Kakak?" Dohee bertanya balik.

"Hwaseong."

Dohee pun menganggukkan kepala. Ia tahu benar kota itu meski berada cukup jauh dari Seoul. Dan ternyata mereka sama-sama anak perantauan yang mencoba peruntungan di Ibu Kota Negara, peruntungan yang penuh dengan cobaan bahkan ketika mereka sudah berada di posisi yang terlihat nyaman.

"Jadi, orangtuamu ada di Yecheon?" Tanya Jeonghan penasaran, sukses membuat Dohee terkesiap dan hampir menjatuhkan sumpit yang ia gunakan daritadi untuk makan.

Pertanyaan sulit. Dohee memaksakan senyum, memandang Jeonghan dengan dua alis terangkat lalu mengedikkan bahu. "Aku... tidak tahu hehe..."

Jawaban yang mengherankan Jeonghan, tentu saja. Tetapi pria itu enggan bertanya lebih lanjut, ia tidak ingin membuat Dohee tidak nyaman, apalagi setelah melihat reaksinya yang menimbulkan banyak tanya di kepala Jeonghan. Entah Jeonghan akan bertanya lebih lanjut kepada Mingyu soal Dohee atau menunggu waktu yang tepat untuk Dohee berbicara tentang kehidupannya.

"Apa Mingyu pernah memberitahukanmu jika aku punya adik perempuan?" Tanya Jeonghan mengalihkan topik hingga Dohee melebarkan kedua bola matanya.

"A-adik perempuan!?"

Jeonghan mengangguk, nyengir melihat ketakjuban pada raut Dohee sekarang.

"Woah... Kak... versi perempuan dari dirimu pasti... woahh..."

Dohee terlalu speechless. Ia tidak bisa membayangkan Jeonghan versi perempuan, sedangkan Jeonghan sendiri saja sudah sangat cantik di mata Dohee. Sangking speechless-nya, ia tidak sanggup melanjutkan makan siang dan terus memandang Jeonghan yang tiba-tiba menyunggingkan senyum lebar. Senyum yang membuat jantung Dohee berdegup kencang, hingga secara tidak sadar ia juga ikut tersenyum karenanya.

~~~

Dohee baru sadar jika selama mengenal Jeonghan, ia jarang melihat pria itu tersenyum--bahkan tertawa. Pria itu selalu memasang wajah serius, seperti sedang berjalan di atas catwalk. Jika Dohee tidak mengenal Jeonghan secara dekat, ia mungkin mengira pria itu sudah terlalu sering bekerja sampai lupa cara untuk tersenyum. Padahal, saat tersenyum, Jeonghan terlihat berkali-kali lipat lebih tampan dan wajahnya yang mengerikan itu bisa berubah lebih lembut seperti hatinya.

Pretty Boy [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang