[Epilog]
Kedua mata Dohee berbinar saat tangannya memegang buntalan perut yang makin membuncit itu. Bukan lemak, perut itu berisi calon bayi yang sudah ditunggu-tunggu Dohee sejak beberapa bulan lalu, yang sampai sekarang pun masih harus dinantikannya karena usia kehamilan yang baru mencapai bulan ke-8. Sungguh menakjubkan. Dohee tidak habis pikir dan selalu bergetar saat memegangnya, bulu kuduknya juga meremang sampai lututnya lemas dan ingin bersimpuh mempertanyakan kekuasaan Tuhan yang luar biasa itu.
"Yaa! Bae Dohee! Cepat minggir!"
Rasa takjub itu tiba-tiba menghilang saat seruan Mingyu terdengar memekakkan telinga. Ia lalu berbalik, memandang sang empunya suara yang sudah berdiri di belakang lampu sorot, memegang kamera, bersiap memotret modelnya yang tengah hamil 8 bulan untuk kenang-kenangan itu dengan tajam.
"Dia selalu saja begitu." Keluh Dohee membuat sang model tertawa, tidak lagi heran mendengar pertikaian kecil di antara dua manusia itu.
"Cepat minggir Dohee! Apa kau tidak kasihan melihat Yewon terus berdiri?"
"Iyaaa sabar!!" Seru Dohee kesal, buru-buru beranjak dari area foto, membiarkan Yewon, sang model yang tengah hamil 8 bulan, untuk melakukan maternity shoot.
Ya, Yewon hamil. Mantan roommate Dohee itu ternyata sudah menjalin hubungan dengan seorang fashion designer selama setahun ini, mereka kemudian menikah 3 bulan lalu--a shotgun wedding yang membuat semua orang gempar termasuk Dohee. Bukannya Dohee tidak tahu soal kehamilan Yewon, ia hanya tidak menyangka pria yang sempat menghilang dari hidup Yewon saat tahu perempuan itu hamil datang lagi untuk melamar Yewon. Padahal ia hampir mencari pria itu ke setiap sisi dunia dan berniat memenjarakannya.
"Wajah Ibu yang sedang hamil itu benar-benar berbeda, ya." Ujar seorang pria di sisi Dohee, sedang memandang Yewon dengan takjub.
"Iya, apalagi setelah menikah. Untung saja pria itu tidak aneh." Balas Dohee penuh kesyukuran, memperhatikan jalannya pemotretan dengan saksama.
"Aku tidak menyangka, Yewon akan menikah lebih dulu." Kata pria itu lagi, dihadiahi sorot mata Dohee yang melebar, terkejut mendengar perkataannya barusan.
"Maksudmu, Kak?"
Pria yang merupakan pacar dari Dohee itu nyengir. Ya, si model cantik bernama Yoon Jeonghan yang tengah bersidekap menghadap set studio, yang kini mengindahkan gerlingan tajam Dohee yang menuntutnya sebuah penjelasan.
"Pemotretan selanjutnya bersama suamimu, kan, Yewon? Dia sudah di mana?"
"Masih di jalan." Sahut Yewon sembari berjalan ke arah sofa yang ada di studio, dibantu Dohee yang segera bergerak cepat menolongnya.
"Dia pasti bekerja dengan keras." Kata Jeonghan teringat tangisan suami Yewon saat ingin menikahi perempuan itu. Sebuah drama yang memusingkan seluruh orang karena manusia yang menjengkelkan itu ternyata menghilang untuk menenangkan diri, memikirkan cara untuk mencari pekerjaan yang lebih baik agar bisa menghidupi Yewon dan anaknya.
"Ya, sangat bekerja keras." Sahut Yewon bangga membuat Dohee tersenyum simpul.
"Ada yang mau difoto, tidak?" Tiba-tiba Mingyu menyahut, ia masih berdiri di tengah studio sambil memegang kamera, memandang ke arah tiga temannya yang sedang berkumpul di satu sisi ruangan.
"Kami!!" Seru Jeonghan lalu menarik Dohee ke depan studio, mengejutkan semua orang di sana, termasuk Dohee sendiri yang sudah berdiri kikuk memandang Mingyu yang wajahnya masam melihat pasangan itu di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Boy [Complete]
FanfictionBae Dohee menyukai wanita cantik dan membenci model pria. Kehidupan asmaranya pun tidak pernah berjalan mulus hingga ia bertemu dengan pria impiannya, seorang pria cantik bernama Yoon Jeonghan.
![Pretty Boy [Complete]](https://img.wattpad.com/cover/354729460-64-k18651.jpg)