16. 잡아줄 손이 필요해

229 33 4
                                        

잡아줄 손이 필요해
[Aku butuh tangan untuk dipegang]

Suasana di mobil Dohee sangat sepi meski suara penyiar radio tengah berbicara menyeruak dari tape dengan volume kecil. Dohee tidak mampu mengeluarkan suara, meski benaknya bertanya-tanya mendapati sikap Jeonghan yang memeluknya beberapa menit lalu dengan tubuh bergetar secara tiba-tiba. Bukannya tidak paham, Dohee masih ingat dengan jelas bagaimana seorang pria dengan tinggi semampai memperlakukan Jeonghan, yang membuatnya murka dan mendorong pria itu tanpa ragu. Dohee hanya ingin tahu mengapa Jeonghan mau memeluknya yang juga bukan siapa-siapa.

Apakah karena refleks? Ataukah Jeonghan terlalu kaget sampai ingin pingsan berujung memeluknya yang kebetulan ada di hadapannya?

Dohee tidak tahu jawabannya dan tidak berani bertanya karena ia paham jika Jeonghan yang sedang bersandar di kursi penumpang di sampingnya itu masih syok.

Untung Dohee datang tepat waktu dan keadaan di Pop-Up Store itu juga sudah sepi, jadi ia bisa mengamankan Jeonghan. Dohee tentu tidak akan meninggalkan Jeonghan begitu saja atau membiarkan pria itu pulang sendiri mengendarai mobilnya. Mental pria itu sedang buruk, Dohee paham sehingga ia segera membawa Jeonghan ke mobilnya dan menawarkan diri untuk mengantarnya pulang--yang disetujui oleh Jeonghan tanpa ragu.

"K-kau mau makan? Atau mau mampir ke mini market untuk membeli minum, Jeonghan?" Tanya Dohee dengan hati-hati, memanggil nama Jeonghan dengan formal setelah berupura-pura memanggilnya dengan sebutan 'Kakak' selama berada di Pop-Up Store tadi.

Jeonghan menggelengkan kepala setelah beberapa saat, yang dilihat Dohee lewat kaca spion tengah. Pria itu tidak mengeluarkan suara dan pandangannya sangat kosong mengarah ke jalanan di depan mobil.

"Kita mampir buat beli minum dulu, ya." Kata Dohee pada akhirnya, karena ia khawatir Jeonghan belum ada menegak minuman sejak kejadian buruk tadi. Di mobilnya juga hanya ada tumblr minumnya, yang dirasa Dohee tidak begitu bersih untuk dibagi kepada Jeonghan.

Kali ini Jeonghan tidak merespon, tetapi Dohee tetap menepikan mobilnya di depan sebuah mini market.

"Sebentar, ya." Ucap Dohee dengan lembut, buru-buru turun dari mobil tanpa melihat Jeonghan yang jiwanya mulai terkumpul dan mulai menyadari kehadiran Dohee yang terasa fana.

Tidak sampai 5 menit, Dohee kembali ke mobil membawa satu tas plastik berukuran sedang yang dibukanya di dashboard tengah. Ia lalu mengambil sebuah minuman yogurt, menyodorkannya kepada Jeonghan yang terkesiap dengan produk yang dibelikan Dohee untuknya itu.

"Kau punya air mineral?"

"Ini." Ujar Dohee menyodorkan satu botol air mineral kepada Jeonghan yang sudah menegapkan badan di kursi penumpang. Ia memperhatikan barang yang diberikan Dohee, terdiam selama beberapa saat karena tidak bisa berpikir dengan jernih.

"Yogurtnya harus kau minum biar lidahmu bisa sedikit segar." Titah Dohee sambil menjalankan mobilnya kembali.

"Aku tidak tahu kau suka makan cokelat atau tidak, tapi kalau kau mau, ada permen cokelat juga di dalam plastik." Kata Dohee lagi membuat Jeonghan menghela napas pelan.

"Maaf, jadi merepotkan." Akhirnya Jeonghan membuka suara. Ia memandang lurus ke jalanan yang mereka lewati sembari membuka tutup botol sebelum meneguk isinya sedikit-sedikit. Pikiran Jeonghan masih mengawang, tetapi jiwanya sudah sadar sepenuhnya sampai berani bersuara.

Pretty Boy [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang