난 네가 필요해
[Aku Membutuhkanmu]
"Tolong aku..."
Suara Jeonghan terngiang-ngiang dalam benak Dohee sampai perempuan itu langsung tancap gas ke tempat yang untungnya diketahui Dohee sebagai youtube, yang disebut oleh Jeonghan yang sepertinya tidak bisa berpikir jernih dalam teleponnya. Perasaan Dohee berkecamuk, berharap memiliki pintu ke mana saja milik Doraemon yang bisa membawanya lebih cepat menemui Jeonghan. Sayangnya, ia bukan Nobita, dan perjalanan ke tempat syuting acara ragam Youtube itu tidak dekat.
Dohee sampai mencoba menelpon Jeonghan berkali-kali selama perjalanan, tetapi pria itu tidak mengangkatnya. Belum lagi ia tidak bisa mengatakan apapun tentang kondisi Jeonghan kepada orang lain, membuatnya kalang-kabut sendirian.
Setelah membawa mobilnya dengan kecepatan yang tidak normal, Dohee pun sampai ke gedung tempat Jeonghan syuting. Ia bergegas menaiki tangga, menuju lokasi studio yang masih diingatnya dengan jelas dan menemukan Jeonghan tengah duduk di depan kamera, tersenyum rikuh sambil berbincang tentang hal yang tidak diketahui Dohee secara pasti.
Kedua mata Dohee menyoroti Jeonghan dengan intens, hingga pria itu menyadari kehadirannya. Kondisi Jeonghan memang terlihat tidak begitu baik di mata Dohee. Pergerakan Jeonghan sangat lemah sampai rasanya ia ingin menghentikan proses syuting dan membawa Jeonghan pulang. Sayangnya, Dohee bukan siapa-siapa dan harus berdiri di antara para staff sambil bersidekap menunggu syuting selesai.
"Cut!" Seru Sang Sutradara dengan puas setelah beberapa lama, melegakan hati Dohee yang berniat menghampiri Jeonghan, tetapi pria itu malah sudah berlari ke arahnya dan memeluknya dengan erat.
"K-Kak--"
"M-maaf, sebentar saja." Bisik Jeonghan dengan lirih. Bibir pria itu juga bergetar saat mengatakannya hingga tanpa ragu Dohee membalas pelukan itu meski harus dilihat oleh orang-orang yang ada di studio.
Rasanya malu, tentu saja. Tapi Dohee tidak bisa pungkiri, betapa hatinya terasa lega karena bisa menemui Jeonghan sekarang. Jeonghan yang masih bergetar ketakutan, yang membenamkan wajahnya di leher Dohee seakan ingin bersembunyi selamanya di sana.
"Tidak apa-apa." Bisik Dohee pelan sambil mengelus punggung Jeonghan, menguatkan pelukan pria itu yang perlahan meringis hingga Dohee harus membawa pria itu pergi dari studio sebelum orang-orang berspekulasi aneh tentang mereka.
~~~
Jeonghan mengalami trauma. Dohee yakin itu karena sampai sekarang Jeonghan belum tenang. Pria itu juga tidak kunjung bersuara meski Dohee sudah membawanya pulang, membiarkannya duduk di sofa ruang tengah sambil meremas tangannya. Dohee pun ikut diam, berusaha mencari topik obrolan sekalian menenangkan hati yang berkecamuk.
"Maaf," ucap Jeonghan tiba-tiba, mengejutkan Dohee yang segera berbalik untuk melihat pria itu.
"Bagaimana? Kau mau makan? Mau minum? Kepalamu tidak--"
"Aku tidak apa-apa." Kata Jeonghan memotong cecaran Dohee yang memang terdengar sangat berlebihan.
Dohee pun mengerucutkan bibir, memperhatikan Jeonghan yang memperbaiki cara duduknya setelah melepas tangannya pada lengan Dohee. Berbanding terbalik dengan pernyataannya, Jeonghan terlihat sedang tidak baik-baik saja dan Dohee tidak bodoh untuk mempercayainya.
"Kau mau makan malam?"
"Tidak." Jawab Jeonghan singkat sambil menggelengkan kepala. Ia lalu berdehem, melirik Dohee yang memandangnya khawatir. "Tapi, kalau kau lapar, aku tidak masalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Boy [Complete]
FanfictionBae Dohee menyukai wanita cantik dan membenci model pria. Kehidupan asmaranya pun tidak pernah berjalan mulus hingga ia bertemu dengan pria impiannya, seorang pria cantik bernama Yoon Jeonghan.
![Pretty Boy [Complete]](https://img.wattpad.com/cover/354729460-64-k18651.jpg)