그 남자가 편하게 살게 해주세요
[Biarkan dia hidup nyaman]
Pada kenyataannya, Dohee dan Jeonghan baru bisa bertemu beberapa hari kemudian karena keduanya disibukkan oleh banyak hal. Dohee punya segudang pekerjaan yang harus diselesaikan, sedangkan Jeonghan harus berurusan dengan beberapa brand yang memanggilnya sebagai model beberapa waktu lalu, yang harus ia cancel selama memulihkan keadaan wajahnya yang babak belur kemarin.
Jeonghan mengalami kerugian, tentu saja. Tapi setidaknya ia punya waktu istirahat dan hubungannya dengan Dohee jadi lebih jelas. Tidak bisa dipungkiri Jeonghan jika ia menyukai perempuan itu. Bukan hanya karena Dohee yang selalu hadir di sisinya ketika ia mendapatkan masalah, tapi juga karena perempuan itu berbeda.
Tatapan perempuan itu yang selalu berbinar kepadanya, sikap perempuan itu yang tenang tapi juga bisa meledak kapan saja...
Jeonghan rasanya tidak bisa melepas pandangan dari Dohee. Bahkan di saat ia sedang syuting di acara ragam Youtube untuk mencoba makanan dari negara lain. Kedua matanya sesekali melirik Dohee yang juga menatapnya dengan senyuman lebar di antara para staff. Perempuan itu tampak manis dan baru kali ini Jeonghan bisa memperhatikannya dengan lebih saksama--dengan perasaan yang berbunga-bunga.
Setelah beberapa hari tidak bertemu dan hanya berkomunikasi lewat KTalk, akhirnya Dohee memutuskan untuk menemani Jeonghan untuk syuting hari ini. Keputusan yang sangat disyukuri Jeonghan karena ia belum terbiasa melihat Jinhyeong di sekitarnya dan Dohee bisa membuatnya tenang.
"Gimana? Enak, tidak?" Tanya Dohee penasaran begitu Jeonghan menghampirinya setelah syuting selesai.
Jeonghan meringis, tidak semua makanan bisa ia terima, jadi ia terkekeh kecil sambil mengedikkan bahu. "Tidak bisa dideskripsikan. Ada yang enak, ada yang tidak."
"Kalau mereka butuh orang untuk mencoba makanan asing lagi, kau bisa merekomendasikan diriku, ya, Kak." Kata Dohee setengah bercanda dan Jeonghan mendengus karenanya, tidak habis pikir dengan keanehan perempuan itu.
"Hari ini kau mau makan siang apa?" Tanya Jeonghan akhirnya mengalihkan topik, ia meraih tangan Dohee dan membawa perempuan itu keluar studio setelah berpamitan dengan para staff dan sesama reactioners yang masih berada di sana.
"Bukankah kau sudah makan tadi?"
"Memangnya kau tidak lapar?" Tanya Jeonghan balik, tersenyum simpul saat melihat Dohee terkekeh malu, tampak senang diperhatikan olehnya.
Karena gemas, Jeonghan pun mengacak puncak kepala Dohee. Ia juga berniat merangkul Dohee, tetapi tangannya tertahan di udara, beringsut kembali memegang tangan Dohee karena merasa malu. Aneh, pikir Jeonghan. Padahal mereka sudah berciuman--ciuman yang selalu membuat Jeonghan heran pada diri sendiri karena bisa melakukannya.
"Hemm... kita ke Salad cafè saja kali, ya? Aku sedang tidak ingin makan ban--"
Omongan Dohee terhenti saat langkah Jeonghan tertahan hingga tangan mereka yang bertautan saling tertarik. Dohee pun berbalik, melihat wajah Jeonghan yang pucat mengarah ke depan mereka. Kedua mata pria itu melebar, genggamannya juga melemah hingga Dohee tersadar jika di koridor itu bukan hanya ada mereka berdua.
Jinhyeong.
Benar saja. Dohee melihat Jinheyong berdiri tidak jauh dari mereka, memandang dirinya dan Jeonghan dengan kikuk, tampak tidak enak hati.
"Dohee!" Seru Jeonghan menarik tangan Dohee saat perempuan itu tiba-tiba melepas genggaman mereka.
"Sebentar," kata Dohee menenangkan Jeonghan yang tampak gusar, ia mengelus permukaan tangan pria itu, memandang mata Jeonghan dengan lembut. "Kakak ke ruang ganti dulu, ya? Aku ingin bicara dengannya."
"Tapi, Dohee--"
"Sebentar saja, oke? Setelah itu aku akan menemuimu di sana." Kata Dohee menenangkan, mendiamkan Jeonghan selama beberapa saat sampai pria itu melepas genggamannya dan menganggukkan kepala sebagai tanda persetujuan.
~~~
"Maaf mengganggu waktumu." Kata Dohee pada Jinhyeong dengan serius, saat mereka berada di tangga darurat bangunan studio itu setelah ia meminta waktu untuk berbicara secara empat mata.
Jinhyeong yang masih terlihat kikuk itu pun mengangguk, kedua mata sayunya memperhatikan Dohee yang tampak santai, namun aura di sekitar gadis itu cukup menakutkan hingga ia tidak bisa mengelak saat diminta untuk mengobrol. Padahal Jinhyeong enggan memperbincangkan kejadian itu lagi, meski ia merasa bersalah melihat kondisi Jeonghan yang selalu ketakutan melihat kehadirannya.
"Kau tahu apa yang ingin ku bicarakan." Ujar Dohee sambil mendongak agar bisa membalas pandangan Jinhyeong yang tingginya semampai, melihat pria itu tanpa sorotan tajam yang biasa ia berikan.
Walaupun Dohee memiliki niat untuk memukul pria itu, ia tetap memperlihatkan sikap yang tenang di depan Jinhyeong. Ia harus bersabar agar bisa menyampaikan maksud obrolan mereka hari ini. Jelas Dohee tidak ingin membuat masalah baru, tidak ingin melukai siapa pun dan ingin Jeonghan, juga dirinya bisa hidup dengan tenang setelah gonjang-ganjing kehidupan yang datang bertubi-tubi akhir-akhir ini.
"Aku minta maaf,"
"Aku tidak butuh itu." Sergah Dohee cepat saat Jinhyeong membuka mulut. "Bahkan Kak Jeonghan juga tidak membutuhkannya, Jinhyeong."
"M-maaf..."
"Kau jelas salah dan aku tidak tahu apakah memang begitu caramu mendekati seseorang yang membuatmu tertarik atau tidak. Tapi, di mataku kau melakukan pelecehan, Jinhyeong. Itu bukan sesuatu yang bisa diterima oleh siapa pun." Jelas Dohee berupaya untuk menahan emosi, yang sukses merapatkan mulut Jinhyeong selama beberapa saat.
"Aku pikir rumor itu benar."
"Tidak." Elak Dohee resah. "Dan bahkan jika rumor itu benar, kau tetap salah. Aku tidak peduli apa orientasimu dan aku tidak berniat mengatakan hal buruk tentangmu, tetapi apa yang telah kau lakukan pada Kak Jeonghan adalah pelecehan, Jinhyeong."
"M-maaf..."
"Jika kau merasa bersalah, seharusnya kau tidak di sini, memunculkan batang hidungmu di depan Kak Jeonghan seperti tidak ada yang pernah terjadi di antara kalian. Kau tidak menunjukkan penyesalanmu dan itu membuatku marah. Sangat marah sampai aku ingin memukulmu setiap saat." Seloroh Dohee tanpa spasi membuat Jinhyeong menundukkan kepala sambil menautkan dua tangannya di depan tubuh--seperti seorang siswa yang tengah dihukum oleh guru--dan itu membuat Dohee tidak enak hati untuk memarahinya lagi meski ia masih punya banyak uneg-uneg yang belum dikeluarkan.
"Aku berharap kita tidak pernah bertemu lagi, Jinhyeong. Ku rasa, kata-kataku sudah jelas dan bisa kau pahami dengan benar." Kata Dohee lagi sebelum menghela napas panjang, memperhatikan Jinhyeong di hadapannya yang diam tak berkutik, merasa sedikit greget karena ternyata pria itu tidak punya nyali sebesar badannya.
"Sekali lagi, aku minta maaf." Kata Jinhyeong dengan kepala tertunduk dalam, masih belum berani menatap Dohee langsung hingga perempuan itu mendesah lirih.
"Aku tidak tahu, Jinhyeong. Tapi permintaanku hanya satu, jangan temui Kak Jeonghan lagi. Bahkan jika kau tidak sengaja melihatnya di jalan, hindarilah dia, berikan dia ruang untuk bernapas dan hidup dengan tenang."
Thank you for reading! If you like it don't forget to like and comment ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Boy [Complete]
FanfictionBae Dohee menyukai wanita cantik dan membenci model pria. Kehidupan asmaranya pun tidak pernah berjalan mulus hingga ia bertemu dengan pria impiannya, seorang pria cantik bernama Yoon Jeonghan.
![Pretty Boy [Complete]](https://img.wattpad.com/cover/354729460-64-k18651.jpg)