Minggu Pagi di rumah Pacar.

47 1 0
                                    


Aku terbangun disisi Satria. Ternyata semalaman dia tidur dipelukan cowok itu. Pantasan dia merasa nyaman semalaman. Aku berusaha bangun, namun apa daya, bagian bawah tubuhnya masih sedikit sakit. Akhirnya dia menyerah dan memilih untuk menatap wajah Satria yang saat ini sedang tertidur.

Semalam tak disangka sangatlah liat. Perasaan mereka menyatu diantara keheningan malam. Tubuh mereka menghangatkan satu sama lain. Nafsu mereka begitu bergairah. Mau tak mau menyunggingkan senyumnya.

Aku mengambil ponselnya dan mengabadikan momen tersebut.

Kulihat hasilnya, lalu menyimpan Foto itu. Wajahnya manis, damai dan seperti orang yang tidak terlibat dosa apapun. Padahal faktanya, mereka baru saja berbuat dosa. Akhirnya karena tidak tahan, Aku menoel pipi sang pacar pelan. Berniat bermain dan membangunkannya.

"Mas." toeel Satria.

"Massssss!" toel Firman kembali.

Dia bisa melihat, Satria mulai bangun. "Iya dek." Satria malah memeluk Firman seakan-akan Firman adalah guling.

"Mas bangun, sudah pagi."

"Iya dek."

"Mas, adek lapar." kataku manja.

"Didapur ada makanan dek." aku merasakan Satria membelai rambutnya lembut dan membenamkan wajahnya di Dada Satria.

"Tapi masih sakit."

Kulihat bahwa Satria perlahan mulai bangun, memberikan tatapan kepadanya. Kemudian memberikan respon "iya mas bangun dek. Mau sarapan apa?"

"Minum dulu mas. Adek haus." Ucapku sambil memberikan tatapan manja kepada Satria.

"Iya." Satria mengacak-acak rambut, dantnya bangkit dari tempat tidurnya. "Tunggu disini ya."

Aku mengangguk dan membenamkan wajahnya ke dalam selimut kembali.

Aku masih tidak percaya mereka melakukan hal ini semalaman. Sesuatu yang dideskripsikan sebagai "dosa yang nikmat". Kemudian aku melihat sang kekasih memberinya segelas air dingin untuknya.

"Minum."

Aku mengangguk dan meminum dalam satu tegukan.

"Pelan-pelan cil, nanti kau tersedak." Satria tertawa kecil.

"Habis, semalam Mas liar banget."

"Habisnya, adek semalam gemesh banget." Firman merasakan kepalanya diremas oleh Satria, dia mengerang sakit.

"Apa si mas." Dia tertawa.

"Mas buatin sarapan mau?"

Mataku langsung berbinar mendengarkan kata yang diucap oleh Satria. Dia mengangguk cepat.

"Iya iya, tunggu disini ya." aku mengawasi Pacarnya meninggalkan dia dikamar sendiri.

Kisah Kasih Di Sekolah. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang