Malam ini Taman tidak begitu ramai suasananya. Sepi dan teduh. Banyak pepohonan yang membuat rindang. Banyak penjual Kaki lima disekitaran taman. Tempat itu juga bersih, hal yang membuat Firman heran.
"Kau suka?" Ucap Satria menghampiri dia setelah memarkir motornya.
"Suka. Aku dari dulu memang belum pernah ke sini."
"Kau mau jajan apa?"
"Umm apa ya, Takoyaki enak keknya mas."
"Yaudah yuk."
Satria membeli Takoyaki, aku berinisiatif untuk membeli Es teh di pinggir kanan dekat dengan Takoyaki. Aku sebetulnya bingung kenapa Satria mengajak dia kesini. Tempatnya memang enak buat nongkrong, tapi aku juga merasa bahwa ada maksud terselubung darinya.
"Sudah selesai." tanyaku
"Hampir, sabar atuh."
"Aku beli es teh buat kita." Aku memamerkan es teh ke Satria. Dia hanya membalas dengan senyumannya.
"Bagus, apakah kau mau cari spot? Apa nunggu dulu?"
"Akan kutunggu." ucapku mantap ke Satria.
Satria sudah selesai dengan Takoyakinya, dan kami mulai berjalan menyusuri jalanan kotak kotak tersebut. Sekitarnya banyak pemuda pemudi yang berpacaran. Membuat Firman merasa canggung.
"Kenapa kau memilih disini? Kan banyak orang pacaran?"
"Kenapa? Kan kita pacaran." rangkul Satria.
"Ditembak aja belum." Godaku.
Satria dengan cepat menggandeng tangannya dan membawanya ke tempat sepi dari keriwuhan orang. Satria menaruh takoyakinya di kursi, begitu juga es tehnya.
"Kau tau, aku sudah ada perhatian khusus untukmu Cil. Aku ingin kamu bersama denganku. Untuk mengapai mimpi-mimpi bersama. Apakah kau bersedia?" Satria berucap seperti itu sambil mengandeng tangan Firman.
Aku tersipu dengan ucapannya. "Kau bermimpi jadi apa mas?"
"Aku bermimpi jadi Masinis, dan aku ingin menggapai mimpi tersebut, beriringan denganmu. Sebagai pendampingku."
"Mas." Aku menatap Satria dengan lembut.
"Bagaimana?"
"Aku ingin menggapai mimpi-mimpiku juga bersama mas. Tapi aku ingin jadi Pemusik. Apakah tidak masalah?" tanya Firman.
"Asalkan Kita bersama menggapai mimpi kita, aku yakin tidak masalah." Satria mengelus tangan Firman dengan lembut.
Aku kemudian membalasnya dengan sebuah anggukan. "Ya Mas, aku mau."
Satria kemudian memberikan ciuman lembut ke bibirnya. Aku sedikit tersentak kaget namun membalas ciuman tersebut. Lembut, manis pikirnya.
Kemudian aku mendorong Satria sedikit. "Mas, ini di publik." Aku dengan cemas menoleh Kanan Kiri, namun tidak ada orang.
"Kamu kenapa?" Satria terkekeh.
"Umm. " Firman memutuskan untuk duduk dibangku. "Sebaiknya kita mulai makan, Aku lapar." ucapku yang saat ini sedang salah tingkah.
"Mas bilang, pingin jadi Masinis ya?" tanyaku penasaran.
"Iya, kalau Firman, kenapa memilih jadi pemusik?"
" umm, karea aku suka bermusik, dan membuat lirik Mas. Kalau Mas?"
"Mas suka kereta api sedari kecil." Dia memberikan senyuman lembar di sela-sela dia membuka bungkus takoyakinya.
"Terobsesi ya mas?""Bisa dibilang seperti itu."
Satria menyerahkan takoyakinya dan aku mengambil satu, lalu kumakan dengan lahap.
"Mas, tapi mas akan tunggu aku dengan sabar ya. Aku mungkin akan kuliah ke luar Kota."
"Mas percaya kamu dek." Satria mengacak-acak rambut Firman.
"Tumben panggil dek?"
"Kan itu panggilan kesayangan mas ke adek." Dia menyeringai.
"Baiklah. Adek juga percaya mas. Nanti kalau jadi masinis, Baik-baik ya." dia menoel hidung Satria.
"Kamu manis sekali, ingin sekali aku memelukmu tiap ketemu."
"Mas ga usah aneh-aneh deh."
Mereka menghabiskan takoyaki dan es teh mereka di keheningan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kasih Di Sekolah. [END]
RomanceBoyxBoy [please do not report!] Kisah Firman yang menjalin sebuah percintaan terlarang dengan seniornya, Satria. Dimana kisah cinta mereka berdua dipenuhi drama anak Sekolahan. Original Story by me.