Jumatan Bareng Crush.

34 2 0
                                    

Bell pulang sekolah sudah berbunyi. Hari Jumat adalah hari yang mendebarkan untukku karena Hari Audisi telah datang. Aku memutuskan untuk tinggal disekolah ditemani Okta. Namun sayangnya dia harus ke masjid sendirian. Okta adalah seorang Katolik yang tentunya tidak bisa ikut dengannya.

"Coba kau hubungi Satria."

"Aku ga enak kalo jalan sama dia."

"Ya udah biar kutelfon." Okta dengan sigap mengambil handphoneku dan menelfon Satria.

"Okta!"

Panggilan Satria, terhubung.

"Hallo Cil." ucap suara yang dikenal dia.

"Mas, Bocilmu anter jumatan mas." jawab Okta.

"Oh Okta, dimana Kalian sekarang?"

"Masih dikelas."

"Oke Aku kesana." Satria memutus panggilan.

"Oktaaa. Kamu itu ya. Bikin orang malu saja."

"Udah, toh dia juga bilang mau deketin kamu juga kan? Kenapa tidak sekalian." Ucap dia sambil menyunggingkan senyum jahil.

Beberapa menit kemudian, Aku melihat Satria datang dengan Sajadah di bahunya berdiri didepan kelas mereka. Aku melihat Satria juga mengenakan baju koko putih dengan Peci, seperti anak pondok yang siap melaksanakan ibadah di Masjid.

"Cil, kau dah siap?"

"Mas Satria!" ucapku terkaget melihat dia cepat sekali sampainya.

"Sudah buruan, Okta, titip barang bawaan dia ya."

"Siap mas."

Satria menarikku keluar dari kelas. Aku bisa melihat jempol Okta terangkat untuk idenya sendiri.

Satria mengantarku di sebuah masjid yang sepertinya tidak terlalu jauh dari sekolah. Masjid itu megah dan terlihat sangatlah mewah. Kanan Kiri masjid dihiasi menara dan ditengah masjid ada Kubah yang megah sekali.

"Bagus ya Kak." ucapku.

"Iya, yuk Wudhu."

Mereka wudhu ditempat yang sudah disediakan. Tempatnya asri, adem juga untuk ukuran masjid. Banyak kipas, serta banyak jemaahnya juga. Aku dan Satria duduk disalah satu sudut masjid, mendengarkan khotbah dengan seksama. Tanpa diduga, baru kali ini dia jumatan dengan orang yang sangat peduli dengannya. Mas Satria, orang yang aneh, tpi kharismatik. Jantungku seperti tak bisa terkontrol dengan dia duduk disampingku. Tanpa diduga dia meletakkan tangan di atas pahaku sambil menoleh. Dia tersenyum kepadaku, kubalas senyuman dia.

Kami sholat berdiri berdampingan bersama. Satria membentangkan sajadahnya memanjang cukup untuk kami berdua. Kami pun sholat dengan khusyuk.

Selesai jumatan, Satria mengajakku untuk makan Jumat Berkah dimesjid itu. Aku tahu kalau dibeberapa masjid, mereka sering mengadakan jumat berkah seperti ini. Tetapi dia jarang mengikuti acaranya.

"Ini cil. Makan yang banyak." Ucap satria sambil memberikan sebungkus nasi beserta lauknya.

"Terimakasih mas."

"Aku ambilkan minuman dulu"

Aku memilih salah satu sudut luar masjid. Tempatnya indah, sejuk juga. Pohon pun tumbuh rindang disini. Tanpa diduga Satria sudah kembali dengan sebotol Aqua.

"Terimakasih mas."

"Sama-sama. Yuk makan."

Menunya sederhana, namun dimakan dengan orang yang membuatmu jantungan setiap hari membuat segalanya lebih special.

"Besok kamu ada acara tidak?" tanya Satria.

"Kurasa tidak ada. Kenapa mas?"

"Jalan yuk."

"Boleh, jam berapa mas?"

"Aku jemput kamu jam 4 sore ya."

Kisah Kasih Di Sekolah. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang