Mas Satria tidak mengizinkanku untuk stay di rumah sakit keesokan harinya. Dia bilang
"Ga boleh, kamu harus sekolah." Begitu kata dia. Mau tak mau Aku berangkat sekolah.
Sebelumnya aku sudah bercerita kepada ibuku, untungnya responnya tidak apa dan tidak merasa curiga. Aku senang, karena Beliau sangat supportif. Aku menyayanginya.
Aku diantar ke sekolah seperti biasa, diturunkan biasa di depan gerbang. Rasanya berbeda, berangkat sekolah setelah kemarin aku bergulat menyelamakan nyawa Mas Satria.
"Pagi Firman." ucap seorang gadis yang bernama Yanti. Dia duduk di belakangku.
"Pagi Yanti, tumben pagi banget? Kekelas bareng yuk?" Ajakku.
"Oke, tumben banget bintang sekolah ngajak kekelas bareng."
"Apaan sik." Aku tertawa.
"Kau sudah memutuskan untuk ikut bintang sekolah tidak?"
"Bintang Sekolah? Yang kemarin ditawarin sama Bu Zulfi?"
"Iya, kan Kau ditunjuk langsung. Bareng sama aku kan?"
"Ah iya, aku rasa aku harus melewatinya, biar orang lain."
"Kenapa? Kan kamu sudah dipilih." ucap Yanti kecewa.
"Yah aku harus merawat seseorang dirumah sakit."
Kami berdua sudah sampai di depan kelas, tetapi Yanti mencegatku. "Tidak kau harus ikut, aku merasa kamu tidak boleh menyianyiakan ini. Kau sangat keren dalam audisi Paduan suara kemarin, makanya bu Zulfi menunjukmu."
"Kemudian aku yang bilang akan mengundurkan diri langsung ke bu Zulfi." Aku memutar melewati samping Yanti dan ke tempat dudukku. Disana sudah duduk sahabatku.
"Pagi Firman." Sapanya
"Pagi." Aku duduk disampingnya sambil menaruh tas.
"Bagaimana weekendmu?"
"Penuh petualangan. Kamu gimana?"
"Wah kemana saja?" Okta bertanya, sebenarnya dia sudah tahu Firman kemana, tetapi dia pura-pura tidak tahu saja.
"Adalah." Aku tertawa menggodanya.
"Oh ya, kau ngomongin apa sama Yanti didepan tadi?"
"Oh ituu, dia memaksaku untuk ikut untuk Bintang Sekolah, yang kemarin Bu Zulfi umumin. Aku berencana mundur karena Mas Satria sedang sakit. Aku nanti takut tidak maksimal."
Kulihat Okta menggangguk, kemudian menepuk bahuku. "Aku paham, kau coba diskusi dulu dengan Bu Zulfi nanti jam istirahat ya. Siapa tahu Beliau tidak masalah dengan hal itu."
"Aku harap begitu sih Okta." Aku memberikan senyuman kecil. Kudengar bell Berbunyi.
"Saatnya belajar." Ucap Okta sambil dia meraih buku Biologinya.
==================================================================
Okta POV
Aku membawa pulang Mas Ardi kerumah dia. Tetapi diluar dugaan, Mas Ardi menyuruhku untuk tetap tinggal.
"Tetaplah disini." Dia menatapku dengan wajah merahnya. Kulihat dia duduk di tepian kasurnya.
Aku mengangguk, kemudian memberikan pelukan. Dia mendorongku ke kasur. Dia langsung membenamkan kepalannya ke dadaku. Aku hanya terdiam, sesekali membelai rambutnya itu.
Aku tahu Mas Ardi itu salah, dia sudah memberikan hari hari yang buruk untuk Satria, tetapi dia melakukan hal itu karena dia merasakan kesepian. Aku bisa merasakan kesepian yang sepi dari Mas Ardi.
"Jangan pergi ya." ucapnya pelan sambil mendorong ku lebih dekat.
"Iya mas."
Kami berduapun terlelap dalam keheningan sepi rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kasih Di Sekolah. [END]
RomanceBoyxBoy [please do not report!] Kisah Firman yang menjalin sebuah percintaan terlarang dengan seniornya, Satria. Dimana kisah cinta mereka berdua dipenuhi drama anak Sekolahan. Original Story by me.