26. Letih yang Terbayar

78 9 0
                                    


Hai gaiss jangan bosan-bosan yak!
Love you yang dah baca dan vote♡♡!!

***

Kepergian mereka berdua tanpa adanya Reza membuat pikiran menjadi kemana-mana,karena nanti siapa yang akan bisa mereka andalkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Mulai dari memasak,berbelanja sayuran,dan mencuci piring. Itu semua ialah tugas  pekerjaan Reza ketika dirumah. Dalam perjalanan mereka tak henti-henti membaca ayat kursi,agar selamat sampai tujuan.

"Noo,aku mau minum dong tolong."

"Air putih?."

"Iyaa. Sama sekalian permen deh."

"Nih. Permen yang jahe kan?."

"Iyaa ma-." "Emang enak?."

"Enak cobain deh."

"Ngga mau ah."

"Nih cobain dikit dulu no kalo suka baru buka yang lain." Laras pun mengeluarkan permen yang ada di dalam mulutnya. Dan menyuapi permen tersebut kedalam mulut Noe.
"Enak kan? Ga terlalu rasa jahe,karna dah aku isepin daritadi."

"Lumayan sih,tapi lama-lama ga enak." Noe pun mengeluarkan permennya,dan memasukkannya kembali ke dalam mulut Laras.

"Kenapa sih padahal enak loh. Udah ku emutin juga dah ga kerasa jahenya."

"Orang gasuka ahh ko maksa sih." "Dahlah mau tidur aja aku."

"Mau tidur jugaa."

Akhirnya mereka pun lebih memilih tertidur untuk menghilangkan rasa mabuk perjalanannya.

Setelah 5 jam perjalanan,akhirnya mereka sampai di Thailand-Bangkok dengan selamat. Dan Noe sedari masih di Jakarta,ia sudah membooking Kondo di Bangkok. Tujuannya agar tidak pusing lagi mencari-cari rekomendasi Kondo. Hampir 30 menit mereka mengikuti arah maps, akhirnya mereka pun sampai di lokasi tujuan mereka. "Ko jauh banget sih no dari kota?."

"Lumayan yass ga jauh-jauh banget."

"Pegel banget loh kaki aku."

"Yaudah nanti di dalem kita saling pijit-pijitan yass."

"Awas lu ya kalo boong,gua tagih nanti."

"Sawadikhaa. Can you tell us room number 32?."

"Sawadikhaa. Of course, come follow me."

Kondo yang mereka datangi sangat alami desain interiornya,mulai dari hiasan lampu yang terbuat dari batok kelapa. Tanaman-tanaman kering yang terpampang di setiap sudut ruangan. Dan masih banyak lagi.

"Oh, is this the room?"

"Khapp."

"Wahh khopunkhaa."

"Khaaa,dwy khwam yindi."

Mereka pun masuk dan langsung merebahkan penatnya di tempat tidur yang sangat nyaman. Mereka pun sengaja lebih memilih Queen bed agar bisa tidur bersama. Efek terlalu letih karna perjalanan yang amat panjang,Noe pun berusaha memejamkan matanya namun usahanya gagal karna gangguan dari Laras.

"No jangan tidur lah katanya mau mijit-mijitan!."

Namun Noe tak menghiraukannya dan ia memaksa untuk memejamkan matanya. Melihat Noe seperti itu membuat Laras sebal,ia pun tiba-tiba mempunyai ide gila. Ia naik ke atas kasur,merebahkan badannya menghadap tepat diwajah Noe dan mengatakan sesuatu di telinganya.

"Pssstt noo,katanya mau main pijit-pijitan. Ayo cepet aku udah ready nih." Ucap Laras sambil berbisik di telinga Noe. Karena tak ada respon apa-apa,Laras pun semakin gila,ia memeluk erat tubuh Noe dan tak mungkin ia lepas sebelum Noe terbangun. Noe yang hanya membuka matanya sedikit dan melihat ada Laras di atas tubuhnya. Ia pun reflek mendorong tubuh Laras dan meninggalkan Laras yang masih di kasur. "Aarrghhh apasih ras!."

Searah Tak SedarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang