13. Tujuan Bersama

98 12 1
                                    


***

3 Minggu kemudian.

Segala hal sudah mereka persiapkan dari jauh hari,karena untuk mencegah terjadi kecerobohan seperti tahun lalu.

Tak terasa pembangunan rumah mereka pun sudah di angka 50% dan ternyata Laras diam-diam sudah menambah pekerja bangunan agar cepat terselesaikan.

"Alhamdulilah no rumah kita udah 50%. Aku baru di kabarin sama kaka ipar papah."

Kebetulan Kaka ipar om Ale adalah arsitek. Mereka memang memakai jasa dari Kaka ipar om Ale karena lebih terpercaya.

"Alhamdulilah,ko udah cepet banget yass."

"Iyala cepet,aku nambahin pekerja soalnya."

"Loh ko ga bilang yass? Nambahin berapa emang."

"Lupa la pokonya total ada 15 pekerja."

"Masyaallah banyak banget,jadi cepet selesai kalo begitu mah."

"Iyaa no biar nanti editor lu ga terlalu lama disini tinggalnya. Takut di julidin tetangga."

Bertepatan pada hari ini,editor pilihan Noe akan sampai di Jakarta sore ini. Mereka berdua pun masih saja sibuk merapihkan kembali kamar yang akan dihuni oleh editor Noe.

Karena terlalu sibuk,mereka sampai tak tahu jika sudah dapat kabar dari editor. [Kak,aku dah di bandara nih mau ke Jakarta.] 9:30

[Yauda Jak hati-hati,maaf ya ku baru balas. Nanti kalo kau dah sampe kabarin aku ya.] 9.45

[Siappp 86 bos]

[Gak usah panggil bos segalak,aku bukan bos loh]

[Ya kan nanti kakak jadi bos aku haha]
Chat terhenti di pesan 'editor' yang tak di read oleh Noe.

"Yass kamar yang buat editor udah siap kan ya?."

"Udah no, udah di pel juga tadi sama teteh."

"Alhamdulilah kalo gitu, soalnya dia udah di perjalanan mau ke Jakarta.

"Oh iyakah? Yauda bantalnya lu ambil sana no di luar. Takut bau matahari kalo kelamaan dijemur."

Segala hal sudah di persiapkan oleh mereka. Mulai dari ranjang,lemari,hingga meja. Tujuannya agar ketika editor sampai di rumah bisa langsung istirahat tanpa harus membereskan yang lain-lain lagi.

***

Setelah mereka berdua menunaikan shalat ashar, tiba-tiba ada panggilan telfon dari 'editor'.
[Assalamualaikum kak,aku udah sampe nih di Jakarta. Kakak serlok lah kak]

[Walaikumsallam udah sampe kau rupanya. Aku jemput aja sekarang,kau tunggu aja disana]

[Ohh yauda alhamdulillah di jemput, tak keluarkan ongkos lagi aku haha]

Telfon mati.

"Yass anterin ke airport yu jemput editor ku."

"Loh udah sampe? Ayoo,bentar prepare dulu."

"Udahh. Aku ke mobil duluan ya,kau jangan lama bersiapnya."

Setelah bersiap-siap,mereka pun pergi ke Bandara untuk menjemput seseorang yang sudah di tunggu-tunggu sejak lama.

"Iihh ya Allah ga sabar aku yass."

"Ihiihii samaaa aku juga."

Sesampainya disana,Noe celingak-celinguk mencari keberadaan kawan SMA-nya dulu.

[Aku pakek flanel kotak abu sama pakek headphone kak.] Chat WhatsApp yang terkirim sudah lama sedari Noe dan Laras masih di rumah.

"Itu mungkin no yang pake flanel abu-abu,dia juga celingak-celinguk daritadi."

Searah Tak SedarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang