16. Sandaran Tepat

112 13 2
                                    

***

Malam pengajian pun tiba.

Sudah dari sore mereka menyiapkan segala macam untuk malam ini. Mulai dari karpet yang akan di pakai,makanan dan minuman untuk disajikan kepada para tetangga yang menjadi tamu undangan dan masih banyak lagi yang mereka siapkan.

"Ya Allah aku terharu loh yass,walaupun ini bukan pure rumah aku tapi seneng banget udah punya rumah."

"Anggap aja rumah lu juga no,toh kita ngeluarin uang bareng buat bangun rumah ini."

Selepas adzan isya berkumandang dan setelah melaksanakan sholat isya,para tamu serta sanak keluarga pun sudah mulai berdatangan. Pengajian pun di mulai dan dilakukan dengan khusyuk agar rumah yang akan mereka tempati aman dari segala marabahaya. Pengajian dilakukan secara sederhana hanya keluarga dan tetangga samping rumah saja yang di undang.

Saat di pertengahan acara, tiba-tiba rasa kantuk datang menghampiri Laras. "Aku ngantuk banget no." Ucap Laras yang sedikit menyikut pinggang Noe.

"Senderan di pundak ku aja yas." Jawab Noe yang sambil menepuk-nepuk bahunya itu. Laras pun menyender dengan nyaman di bahu Noe untuk menghilangkan rasa kantuknya itu.

Mereka berdua kini menjadi pusat perhatian,banyak pasang mata tetangga yang melihat mereka berdua bagai pasangan yang sudah menikah itu langsung berbisik-bisik satu dengan yang lain.

"Kayanya anaknya nikah muda ya Bu"

"Cantik dan ganteng ya mereka"

"Pantes aja cantik,toh ibunya aja cantik"

"Jangan-jangan hamil diluar nikah Bu,toh mukanya masih kek anak SMA gitu" Hampir semua berbisik antara 1 sama lain.

Hingga tiba di penghujung acara,Laras ternyata sudah tertidur lelap di bahu Noe. Teri yang menjadi perwakilan keluarga untuk memberikan sedikit sambutan sekaligus doa penutup. "Maaf ya ibu-ibu semua kalau hidangannya kurang memuaskan." Ucap Teri lembut.

"Aduh gapapa mbak,ini juga Alhamdulillah."

"Oh iya semoga anak saya bisa berbaur di lingkungan sini ya Bu, mohon maaf juga kalo semisal anak saya tidak sopan apabila nanti sudah tinggal disini. "

"Itu anak sama menantu nya ya,mbak? Masyaallah pasti nanti anaknya cantik dan ganteng."

Teri yang terkejut karna perkataan tetangga baru nya yang sambil menunjuk ke arah Noe dan Laras yang sedang tertidur pulas.

"Loh menantu? Mereka sahabatan ibu-ibu,cewe sama cewe hehe. Memang gayanya aja tomboy sering dikira cowo."

"Hah sama-sama cewe tohh,ya Allah maaf ya mbak kita sudah salah paham."

"Iyaaa Bu gapapa".

"Yasuda kami pamit pulang ya mbak,makasi atas jamuannya."

Para tetangga pun sudah pergi berpamitan 1 persatu. Semua para sanak keluarga pun sudah pulang.
Kini hanya tersisa om Ale, Teri,Reza dan teh Uun saja.

Ketika Teri melihat Noe dan Laras yang sedang tertidur pulas,ia merasa kasihan jika di bangunkan. Namun ia juga merasa kasihan melihat dua gadis itu kedinginan.

"Kasian banget ni anak pasti kecapean. Nooo,yasss bangun yu pindah ke kamar tidurnya. Udah Teri gelarin kasur lantai tuh."

"Hmmm? Iya Ter. Loh udah sepi ternyata. Aduh pegel banget pundak Noe."

"Hoaammm makasih no, maap yak."

"Dah pindah gih, istirahat . Biar nanti Teri,papah sama teh Uun yang beresin ini. Reja kamu juga tidur aja sana gapapa,besok kalian kan pasti sibuk masing-masing."

Searah Tak SedarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang