"Huh, akhirnya selesai juga".
Jam menunjukkan pukul 12 siang, yang artinya ia barusan selesai belajar atau sekolah di rumah. Guru privatnya beberapa menit yang lalu baru saja berpamitan untuk pulang.
Seperti biasa, setelah Homeschooling Alina akan menggabut di Mansionnya. Terkadang ia sering mengusili para maid dan pekerja lain yang sedang bekerja, sering juga ia ikut membantu menyelesaikan pekerjaan mereka.
Jika Alin dilarang membantu mereka, bocah itu akan menangis dan ngambek. Katanya Alina itu bosan karena tidak melakukan apapun. Dan pada akhirnya para pekerja di Mansionnya itu mengalah dan membiarkan Alina membantunya walaupun hanya pekerjaan yang sangat ringan. Jika Brian tau kalau putrinya ikut membantu pekerjaan berat, bisa habis riwayat mereka.
Padahal kan lebih enak rebahan santuy. Y g kaum rebahan? Wkwk canda.
"Alin ngapain ya enaknya?". Gumam gadis itu pada dirinya sendiri.
Seakan mendapat ide cemerlang, Alin langsung ngibrit menuju kamarnya yang memang tadi ia berada di ruang keluarga.
Di dalam kamarnya, Alin langsung berganti pakaian. Ia rencananya itu mau berkunjung sekaligus bermain di kantor papinya.
Setelah bersiap-siap kini Alin sudah berada di dalam mobil bersama sang supir untuk pergi ke kantor Brian.
"Neng Alina nanti mau di jemput jam berapa?". Tanya pak Edi alias supirnya.
"Nanti Alin pulang sama duda papi aja pak Edi, soalnya Alin juga mau main sama papi". ujarnya dengan tersenyum.
"Siap neng cantik, oh iya?! Neng Alina tadi sudah bilang ke bapak kalau mau ke kantornya? Takutnya bapak gak ada keperluan di luar?". Tanya pak Edi.
Yang di tanya malah nyengir lebar "Belum pak, gak apa-apa deh nanti Alin tungguin papi".
Setelah menempuh kurang lebih 20 menit perjalanan, kini Alin telah sampai di kantor papinya. Alin turun dari mobil dan berpamitan pada pak Edi, setelah itu ia masuk ke dalam Lobby perusahaan 'DELWYN COMPANY' milik papi Brian duda hot kaya dan sultan itu.
"Wihhh, banyak orang rupanya". ucapnya sambil cengengesan saat melihat suasana Lobby kantor yang lumayan ramai, banyak pekerja berlalu lalang karena ini masih jam istirahat kantor.
Mata Alin mengerjabkan matanya dan pandangannya jatuh ke meja resepsionis yang berada tak jauh darinya, ia melihat seorang wanita yang berbeda dari yang kapan hari ia berkunjung ke kantor Brian.
Oh iya, Alin berkunjung ke kantor Brian itu bisa dihitung oleh jari. Ia sangat jarang sekali main keluar rumah terlalu jauh, bahkan paling jauh ia pergi ke kantor Brian atau ke Taman sebelah komplek bersama Sean. Jadi untuk update kantor papinya ia tak seberapa tahu.
"Permisi tante, tante liat papi gak? Papi ada di mana ya tante?".
Seorang wanita yang menjadi resepsionis itu menganga melihat bocah di hadapannya yang memanggilnya dengan sebutan tante, ia sebenarnya ingin marah namun saat melihat penampilan gadis itu dari bawah sampai atas ia mengurungkan niatnya. Bagaimana mau marah? Gadis di hadapannya ini sangat cantik dan imut menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [tahap revisi]
Teen FictionAlina Brianna Delwyn, gadis cantik dan polos dengan sejuta sifat ajaib bin bar-barnya. Alina itu petakilan, tidak bisa diam dan suka savage kalau bicara. Selalu membuat orang di sekitarnya darah tinggi dan harus extra sabar jika berbicara dengan ga...