•••
"Anjing lah! Kalah mulu".
Edward membuang stik Psnya di kasur, kesal dia tuh dari tadi main bersama Sean kalah terus.
Diego, Mike dan Edward kini sedang berada di kediaman Sean. Mereka sudah datang dari 1 jam yang lalu, Edward dan Sean bermain Ps sementara Diego dan Mike main game di handphone nya masing-masing.
"Bosen deh main hp terus, enaknya ngapain ya?". Diego berujar kepada ke-3 sahabatnya.
"Ke markas?". Saran Mike.
"Ntar malam aja aelah". Entah kenapa Sean mager jika harus ke markas geng Aodra sekarang.
"Trus?". Tanya Edward.
Tidak ada yang menjawab, mereka semua terdiam bingung mau apa. Tapi teriakan tiba-tiba yang keluar dari mulut Sean membuat mereka kaget.
"GUE ADA IDE!".
"Anjing! Gue kaget goblok!". Edward menyemburkan amarahnya.
"Lebay banget lo sotong! Gitu aja kaget". Cibir Sean
"Heh capybara, lo teriak deket kuping gue!".
Sean dan lainnya terkekeh, memang dirinya tadi teriak tepat di telinga Edward. Tapi itu memang dia tidak sengaja, sungguh.
"Apa?". Mike bertanya agar perdebatan mereka berhenti, lama-lama panas mendengar perdebatan mereka berdua.
"Main ke Mansion Alin yuk?". Saran Sean. Tadi pemuda itu terdiam cukup lama karena berpikir, kira-kira sedang apa gadis itu sekarang? Biasanya sore-sore Alin akan mengajak dirinya bermain.
"Emang lo tau Mansionnya?". Diego bertanya. Dengan tidak berperikemanusiaan, Sean menggeplak kepala pemuda itu dengan bantal.
"Kan gue udah kata, Mansion Alin itu di samping Mansion gue!". Ujar Sean dengan ngegas seperti elpiji.
Sementara Diego cengengesan saja, ia lupa jika Alin tetangga Sean.
"EH! Lo mau kemana?". Tanya Sean yang melihat Edward berjalan menuju gerbang depan Mansion Sean.
Mereka ber-4 kini sudah berada di depan pintu Mansion Sean.
Edward berbalik dan berjalan mendekat menuju sahabatnya yang masih terdiam di depan pintu, dirinya berjalan duluan karena semangat mau ngapel dede gemesnya.
"Kata lo ke Mansion Alin? Gimana sih".
"Lewat gerbang samping aja". Sean menunjuk ke gerbang samping yang memang sengaja dibuat oleh orangtuanya agar jika bermain dengan Alin tidak perlu memutar lewat gerbang depan.
Mereka berjalan menuju gerbang samping dan Sean langsung membukanya tanpa gembok (Btw memang gerbang itu tidak pernah dikunci).
Di sepanjang perjalanan mereka sering bertemu dengan beberapa Maid dan pekerja kebun yang berlalu lalang disekitar halaman depan Mansion Alin. Dan jangan lupakan banyak Bodyguard yang berjaga di beberapa sudut, para bodyguard yang melihat kedatangan Sean pun hanya diam sambil mengawasi. Karena mereka sudah mengenal baik Sean dan keluarga pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [tahap revisi]
Teen FictionAlina Brianna Delwyn, gadis cantik dan polos dengan sejuta sifat ajaib bin bar-barnya. Alina itu petakilan, tidak bisa diam dan suka savage kalau bicara. Selalu membuat orang di sekitarnya darah tinggi dan harus extra sabar jika berbicara dengan ga...