Setelah pulang sekolah kini Sean, Edward, Mike dan Diego mampir ke dalam bangunan besar markas mereka. Mereka ber-4 adalah termasuk anggota dari geng Aodra.
'Aodra' sendiri memiliki arti yaitu kemenangan dan kesuksesan. Aodra bukan geng yang semena-mena dengan orang lain, Aodra bukan geng brutal dan pemberontak dan Aodra termasuk geng yang cukup terkenal di kotanya. Aodra menjujung tinggi solidaritas dan anti membuat onar dengan geng lain. Ets!! Anti membuat onar bukan berati tidak punya musuh ya.
Geng Aodra tidak memiliki anggota inti semua anggota sama saja, ketua Aodra sendiri tidak mau membuat adanya kasta dalam gengnya dikarenakan nanti takut jika ada iri hati ataupun menindas yang lebih rendah. Jadi didalam geng Aodra hanya memiliki ketua dan wakil ketua untuk menjadi panutan mereka.
"Jadi om-om yang tadi bokapnya Alin?". Tanya Edward memecah keheningan.
"Iya". jawab Sean tanpa melihat karena ia sibuk bermain game online.
"Alin siapa?". Tanya salah satu anggota Aodra yang bernama Jefri.
Didalam ruangan yang seperti ruangan untuk berkumpul itu tak hanya diisi oleh mereka berempat, tapi banyak sekali anggota geng Aodra yang juga ikut berkumpul.
"Dia siswi baru sekolah gue". sahut Diego.
"Yang tadinya mau gebet Alin sekarang gue mundur aja lah". lanjutnya lesu.
Mike yang daritadi diam saja kini ikut membuka suara. "Kenapa?".
"Ya lo liat sendiri gimana wajah bokapnya, pantes Alin cantik banget. Orang pabriknya aja cakep bener, gue sampe insinyur". jawab Diego dengan melas.
"Insecure goblok". sahut Sean sambil menggeplak kepala Diego.
"Anjing sakit bodoh". Diego balas menggeplak kepala Sean, yang akhirnya mereka berdua berakhir dengan saling menggeplak.
"Gini nih kalau tai di kasih nyawa".
༺༻
Sore harinya, setelah mandi dan rapih-rapih kini Alina sedang bermain dengan teman pertamanya di ruang tamu dan tak lupa ditemani oleh beberapa snack dan kue yang berada di meja.
Dan tiba-tiba ada kepala maid yang berjalan menuju Alina yang sedang bermain itu.
"Non Alin, Tuan Brian sebentar lagi akan pulang". ujar kepala Maid yang bernama Maria. Maria mengabdi pada keluarga Delwyn sudah sangat lama, bahkan sebelum Alina lahir Maria sudah bekerja pada keluarga itu. Umur Maria kini sudah tidak muda lagi, mungkin akan menginjak kepala 6.
"Baik bibi Maria". Alin tersenyum ke bibi Maria, setelah itu ia langsung berpamitan ke dapur untuk mengurus makan malam bersama maid lainnya.
Memang tadi setelah menjemput sekolah dan mengantar Alina pulang ke mansion, Brian langsung berpamitan dengan putrinya itu kembali ke kantor untuk menghadiri meeting bersama rekan kerjanya.
"Bibu, sebentar lagi duda papi pulang". beritahunya ke teman pertamanya itu. Alin dengan telaten menyisiri Bibu, dan menggantikan pakaiannya.
Apa kalian berpikir Bibu itu manusia? Jika iya maka salah besar. Teman pertama yang dimaksud Alin adalah boneka barbienya, yang selalu menemani gadis itu bermain saat kesepian. Boneka barbie Alin itu sangat banyak, tapi yang sering ia mainkan hanya beberapa termasuk Bibu.
"Omi Opi kapan kok gak main ke rumah Alin ya Bibu?". Curhatnya pada boneka barbie itu.
"Bibu kok diem aja sih?! Bisu ya?".
Alin terus mengoceh pada Bibunya tanpa sadar jika Brian sudah sampai Mansion dan kini tak jauh darinya.
"Kasian, mana masih muda anak gue". gumam Brian menggeleng kecil.
Saat ingin menegur Alin, terlintas ide licik dari otak Brian. Ia berjalan mengendap-endap sambil cekikan dalam hati.
"DORRR"
"PAPI JELEKKK"
Alin terkejut setengah mati, sedang enak-enaknya curhat dengan Bibu malah di kagetkan oleh duda papinya.
"Hehhh, kamu ngatain papi?". Tanya Brian seraya melotot ke Alin.
"Siapa juga yang ngatain duda papi"
"Itu tadi"
"Kapan?"
"Tadi"
"Mana buktinya coba kalau Alin ngatain papi?". Ucap Alin membalas pelototan Brian.
"Kamu nanyeaaa?"
Alin berdecak, karena kesal ia reflek langsung menggigit lengan Brian.
"Aduh sakit gel". Brian berusaha menjauhkan kepala Alin dari langannya dan akhirnya usahanya tak sia-sia.
"Gel apa papi?" Tanya Alin sambil memiringkan kepalanya menghadap Brian.
"Bogel"
Dengan entengnya kini Brian mengatai dirinya bogel? Apa Brian tak sadar, yang ia katai adalah produknya sendiri?!.
Dasar, memang duda papi not have akhlak!
Melihat ada beberapa snack dan kue, Brian pun mencomotnya. Ia membuka pembicaraan kepada putrinya yang kalem itu.
"Gimana hari pertama sekolah?"
Alin tersenyum, mengingat hari pertamanya tafi sangat seru. "Baik kok papi, Alin seneng banget. Alin punya banyak teman loh".
"Serius? Terus bisa gak tadi pelajarannya?".
"Serius papi, Bisa kok. Alin kan anak pintar". ujarnya sambil memasang senyuman tengil.
"Jelas, hasil bibit papi gitu loh!".
༺༻
🤪
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [tahap revisi]
Teen FictionAlina Brianna Delwyn, gadis cantik dan polos dengan sejuta sifat ajaib bin bar-barnya. Alina itu petakilan, tidak bisa diam dan suka savage kalau bicara. Selalu membuat orang di sekitarnya darah tinggi dan harus extra sabar jika berbicara dengan ga...