Part 5

47.3K 2K 21
                                    

Satu minggu kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu kemudian..

Hari senin ini cuacanya sangat cerah sekali, secerah senyuman gadis bogel yang kini menatap penuh binar pantulan dirinya di cermin.

"Alin ternyata cantik banget ya? Imut lagi xixi". ujarnya cekikikan sambil berputar ala-ala di depan cermin full body di kamarnya.

Hari ini adalah hari kebahagiaan Alin, hari di mana ia untuk pertama kalinya bersekolah Umum bukan sekolah dirumah yang biasanya selama ini ia jalani. Sekarang ini, Alin sedang berkaca dengan seragam barunya. Gadis itu terlihat cantik dengan rambut yang di urai dengan jepitan kecil di kepalanya, ia mengambil tas sekolah imutnya lalu beranjak menuju ruang makan untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

"Selamat pagi duda papi kesayangan Alin". sapa Alin ketika sudah sampai di meja makan, tanpa lupa mengecup pipi kecupable Brian.

"Pagi juga anak nakal papi". balas Brian sambil mengecup jidat lebar Alin.

"Kita sarapan dulu, nanti papi yang anterin Alin ke sekolah baru". ucap Brian.

Alin mengangguk penuh semangat, ia dan Brian langsung saja melaksanakan sarapan dengan khidmat.

Beberapa menit yang lalu Brian dan Alin telah menyelesaikan acara sarapannya, kini ayah dan anak itu tengah di dalam mobil yang disetiri langsung oleh Brian.

Alin yang memang duduk di samping kemudi itu menatap penuh binar pada jalanan yang akan dilaluinya menuju ke sekolah, saat mobil mereka berhenti di lampu merah ada yang mengetuk kaca samping kemudi. Brian menoleh, mendapati bocah ingusan yang seumuran dengan putrinya itu tengah melambai ke Alin.

"Maaf, gak ada uang kecil". ucap Brian setelah menurunkan setengah dari kaca kemudinya, lalu dengan cepat menjalankan mobilnya menuju sekolah baru Alin.

Mata bulat Alin berkedip-kedip menatap polos Brian.

"Papi? Itu kan Sean sahabat Alin". Ujarnya, memang Alin tadi mengetahui jika yang mengetuk kaca Brian itu adalah temannya.

"Jangan berteman lagi sama kutu kupret itu". kata Brian yang mendapat tatapan bertanya dari Alin.

"Loh emangnya kenapa pi? Sean gak nakal kok sama Alin?".

"Dia sesat"

"Huh? Sesat? Kita harus tolongin Sean pi".  ucap Alin sedikit panik.

Brian menyerngit, tak mengerti apa yang anak polos setengah oon ini katakan.

"Hishh, kata papi Sean sesat? Maksudnya Sean tersesat kan? Kasian pi gak tau jalan, nanti yang temanin Alin main boneka barbie siapa dong?". Ucap Alin dengan bibir mengerucut.

Lagi lagi Brian menghela napas, ini masih pagi kenapa sifat bloon anaknya ini sudah kambuh. Brian tak menanggapi Alin, biarkan saja gadis itu mengoceh sendiri. Brian tertekan kawand.

ALINA [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang