"Lo gapapa Lin?"
"Gila! berani banget lo?"
Pekikan terdengar jelas saat Alin sudah memasuki kelasnya.
Alan mendekat ke arah meja Alin. "Lo gapapa?"
"Emang Alin kenapa?". tanyanya polos menatap teman kelasnya
"Lo tadi di labrak". jawab salah satu teman kelasnya.
"OMG!! yang lo lawan tadi ratu bullying Alina". sahut salah satu siswi kelasnya.
"Oh? jadi Alin tadi di tabrak?". Alin bertanya dengan polosnya.
"Labrak Alina bukan tabrak". Snow membenarkan.
Alin hanya membulatkan bibirnya hingga seperti berbentuk huruf 'O'.
"Kata Opi, kalau ada yang nakalin Alin harus di tendang titidnya".
"Opi siapa?". tanya Alan mewakili teman sekelasnya yang memang belum tau.
"Kakek Alin".
Jawaban lugunya membuat sekelas melongo dan terdiam. Sekarang mereka tau, Alin mengerti kata titid dari siapa, sungguh mencengangkan sekali kakek Alin ini.
Setelah heboh dikelas karena accident tadi, kini kelas Alin tengah hening karena guru mapel sudah masuk dan sekarang proses ngajar-mengajar sudah terlaksana.
Beberapa jam kemudian, waktu sudah menunjukan pukul 14.00 bel pulang sekolah sudah berbunyi nyaring. Siswa maupun siswi terburu-buru merapikan buku dan pulpen kedalam tas termasuk Alin juga. Ia tengah bersiap untuk pulang, lalu menggendong tasnya di punggung.
"Jangan lupa nanti tanya papi lo, kalau boleh besok pulang sekolah kita langsung ke Mall. Nanti baliknya biar gue yang anterin lo". Snow mengoceh panjang lebar sambil berjalan disamping Alin.
"Iya nanti Alin tanyain".
Snow menyodorkan hpnya ke arah Alin "Gue minta nomor hp lo, biar gampang kita kontekannya".
Alin menerima hp Snow dengan kening berkerut. "Hp?ponsel? Alin gak punya ponsel". jawabnya seraya mengembalikan hp Snow.
"A-apa? tap-". belum selesai berbicara, Sean tiba-tiba memotong ucapannya. Ia heran sejak kapan 4 cecunguk ini datang? kenapa sekarang sudah ada di dekatnya?.
"Alin gak punya Hp, mending lo save nomor gue aja". ujarnya genit.
"Idih najis". sahut Snow.
"Terus gue ngehubungin lo gimana dong?". tanya Snow.
"Ada telfon rumah, tapi Alin gak hafal nomornya. Alin hafalnya nomor ponsel papi". jawabnya.
Snow mendengus, yakali ia minta nomor papinya gadis itu?!.
"Lo bisa kan caranya main Hp?". Tanya Diego.
"Bisa lah anjir!". Lagi-lagi mereka melotot mendengar bocah polos yang mengumpat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [tahap revisi]
Teen FictionAlina Brianna Delwyn, gadis cantik dan polos dengan sejuta sifat ajaib bin bar-barnya. Alina itu petakilan, tidak bisa diam dan suka savage kalau bicara. Selalu membuat orang di sekitarnya darah tinggi dan harus extra sabar jika berbicara dengan ga...