🔺️Mansion Alin & hot duda Brian🔺️
༺༻
"Loh? Duda papi mau kemana?".
Baru saja ia turun dari tangga ingin menuju taman belakang Mansion, ia melihat Brian dengan setelan pakaian jas rapi.
"Papi mau ketemu klien bentar". Jawabnya.
"Yahhh, padahal Alin mau ajakin main Barbie bareng". Ujar Alin dengan lesu sambil memasang wajah melas kepada papinya.
'Ada untungnya juga gue ketemu klien' batin Brian.
Tadi setelah sarapan, ia di hubungi oleh sekertarisnya. Katanya ada klien penting yang ingin bertemu dengannya untuk membahas masalah pekerjaan dan kontrak kerja antar perusahaan.
Sebenarnya dia malas sekali, tapi sekarang ia langsung semangat!. Bukannya ia tak mau menemani Alin bermain Barbie, tapi hey! Mana ada laki-laki yang sudah dewasa dan hot itu betah dengan mainan feminim anak perempuan?!.
Brian berdehem pelan. "Papi cuma sebentar, nanti siangan pulang".
"Gitu ya? Yaudah deh, hati-hati papi". Alin tersenyum manis, dan Brian pun beranjak keluar Mansion.
Tapi, tak sampai 1 menit Brian kembali lagi masuk ke rumah dan menghampiri Alin dengan tergesa.
"Loh papi kenapa balik lagi? Ada yang ketinggalan?". Alin yang tadinya belum beranjak dari dekat tangga pun bingung, kenapa duda papinya ini kembali lagi.
Brian yang tadinya sudah di dalam mobil pun kembali lagi ke dalam menghampiri putrinya, ia teringat sesuatu.
"Ada".
"Apa?". Tanya Alin.
"Jangan usilin ikan koi papi". Ujarnya sambil menatap Alin yang kini tengah cemberut.
Ternyata Brian kembali masuk ke Mansion sambil lari-lari hanya demi ikannya saja. Apa tadi katanya? Mengusili ikan milik Brian?. Alin tidak seberani itu ya, karena ikannya itu besar-besar. Bisa-bisa nanti ia yang kena hap.
"Papi kok nuduh Alin sih? Alin bilangin omi nih ya". Kata Alin tak terima.
Bukan tanpa alasan Brian menuduh Alin seperti itu, karena memang anaknya itu suka usil dengan Koi miliknya. Pernah beberapa waktu yang lalu kolamnya penuh dengan mainan bebek kuning milik Alin, ditanya mengapa ada banyak bebek disitu Alin malah menjawab
"Emang kenapa? Bebek Alin kan juga mau berenang sama ikan-ikan!".
(anggap saja di kolam ikan)
Brian hanya mengelus dada, karena jika ia memarahi Alin nanti gadis itu malah mengadu pada orangtuanya. Yang ada Brian kena damprat Sabrina dan Franco, Alin itu sudah seperti anak kandung orangtuanya. Sementara dirinya hanyalah anak pungut.
Padahal tadi Alin juga ingin bermain dengan Koi milik Brian, bahkan ia sudah membawa pelampung mini untuk Barbienya agar ikut berenang dengan ikan. Namun mungkin niat usilnya sudah di ketahui Brian mangkanya pria itu kembali.
Huh dasar duda papi!
༺༻
Setelah memastikan Brian sudah benar-benar pergi, akhirnya sekarang sudah berada di taman belakang Mansion bersama Sabrina dan Fanco bermain Barbie. Franco yang diajak bermain pun hanya bisa pasrah, jika tidak Sabrina akan tantrum dan menyuruhnya tidur diluar.
"Kamu kan sering kerja, emang gak bosan liat kertas sama laptop mulu? Sekali-kali main Barbie sama cucu biar gak suntuk". Begitu kata Sabrina.
"Omi, Opi. Tadi duda papi nuduh Alin".
Kan, Alin sudah mengadu kepada kedua orangtua Brian.
Sabrina dan Franco yang tadinya sedang mengganti pakaian Barbie pun langsung menghentikan aktifitasnya dan memandang penasaran Alin.
"Emang papi nuduh Alin apa?". Tanya Fanco.
"Masa nih ya, Papi nuduh Alin usilin kolam ikannya. Padahal Alin kan anak baik ya, gak pernah usil". Katanya.
Sabrina dan Franco terdiam sambil pandang-pandangan. Entah mereka harus respon apa, tapi memang yang dituduhkan Brian itu bukanlah sekedar tuduhan, melainkan Fakta. Bukan rahasia lagi jika Alin itu jahil, terutama dengan Koi milik Brian yang selalu saja jadi sasaran utamanya.
Sabrina teringat kejadian tahun lalu ketika Alin bermain di pinggiran kolam Koi Brian, gadis itu anteng sekali tidak bersuara. Ternyata setelah Sabrina mendekat, kolam ikan Koi itu sudah penuh dengan busa sabun.
Katanya Alin ia sedang memandikan ikan, soalnya bau. Sabrina shock berat, ia tak tega untuk memarahi Alin karna gadis itu terlalu lugu.
Saat akan menjawab aduan Alin, ucapannya terpotong lantaran kedatangan salah satu Maid yang menghampiri mereka.
"Tuan, Nyonya, Non Alin. Ada den Sean di depan, katanya ingin bertemu dengan non Alin". Ujarnya seperti itu.
"Suruh masuk aja bi, biar ikut main sama Alin". Ujar Sabrina, Maid itu mengangguk lalu berpamitan mengundurkan diri.
༺༻
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [tahap revisi]
Teen FictionAlina Brianna Delwyn, gadis cantik dan polos dengan sejuta sifat ajaib bin bar-barnya. Alina itu petakilan, tidak bisa diam dan suka savage kalau bicara. Selalu membuat orang di sekitarnya darah tinggi dan harus extra sabar jika berbicara dengan ga...