...
14.50
Setelah menjemput Alin pulang sekolah, kini Brian tidak kembali ke kantornya. Tapi justru ia sedang dirumah bersama Sabrina dan Franco. Btw Alin sedang dikamarnya, mandi dan beberes.
"Papi pesen kulkas buat apa?".
Brian bertanya kepada Franco, karena tidak sampai 2 menit ia baru saja parkir mobil di halaman Mansion dengan Alin, ada seseorang yang mengantarkan Kulkas pesanan atas nama Franco yang dikirim ke Mansionnya.
"Semalam papi liat Alin lagi mukbang di dapur, kasian kalau dia pengen makan snack tapi harus turun dulu ke dapur". Jawab Franco.
"Iya, mami setuju Brian. Papi tadi udah cerita ke mami, nanti biar kulkasnya taruh di kamar Alin aja". Ujar Sabrina ikut menimpali.
Brian menyerngit. "Loh? Emang jam berapa pi? Perasaan setelah ngobrol semalam, Alin langsung ke kamarnya?".
"Kalau gak salah sekitar jam 12 malam, papi gak lihat jam".
Brian mengangguk pertanya menyetujui juga.
"Papi, Omi, Opi". Alin turun dari tangga.
"Sini sayang". Panggil Sabrina.
"Alin capek sekolahnya?". Sabrina bertanya.
Alin menggeleng.
"Ikut omi yuk? Kita belanja snack untuk Alin?". Sabrina mengajak Cucunya itu untuk memenuhi isi kulkas yang akan ditaruh dikamarnya.
"Mau! Mau!"
"Yaudah, siap-siap gih".
"Okey, Alin ambil tas dulu".
Alin berlari kecil menuju kamarnya, dengan segera ia mengambil Hp dan dimasukkan ke tas.
༺༻
15. 45
Kini Sabrina dan Alin sudah berada di salah satu Supermarket di kotanya, yang berbelanja hanya mereka berdua (tentunya ditemani beberapa Bodyguard untuk menjaganya). Karena Franco dan Brian sedang membicarakan sesuatu yang penting dan rahasia.
Sabrina mengambil troli, dan mendorong menjelajahi rak-rak yang ada. Sepertinya ia juga butuh berbelanja untuk keperluannya sendiri.
"Nah, sekarang Alin bebas deh mau beli apa aja". Sabrina memperbolehkan cucunya untuk jajan apa saja, pokoknya mah Alin bahagia.
"Boleh omi?".
Sabrina mengangguk sambil mengelus rambut Alin. Mereka berdua langsung menyusuri rak snack dan juga minuman, dengan Alin mengambil beberapa snack dan tentunya cokelat tidak lupa!.
"Omi, tolong fotoin Alin dong buat update story".
"Helehh, kaya bisa aja". Sabrina terkekeh.
"Bisa dong, Alin kan pintar". Ucap Alin mengpede, ia menyerahkan hpnya dan lalu bergaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [tahap revisi]
Teen FictionAlina Brianna Delwyn, gadis cantik dan polos dengan sejuta sifat ajaib bin bar-barnya. Alina itu petakilan, tidak bisa diam dan suka savage kalau bicara. Selalu membuat orang di sekitarnya darah tinggi dan harus extra sabar jika berbicara dengan ga...