Part 24

32.8K 1.5K 14
                                    

༺༻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༺༻

Sudah 3 bulan lamanya Alin bersekolah umum di SMA TUNAS BANGSA, awalnya gadis itu sedikit susah untuk menyesuaikan diri karna baru saja jadi murid baru sudah dimusuhi oleh beberapa Siswi yang fanatik kepada 4mwb. Tapi untungnya sekarang gadis itu sudah kebal, ditambah lagi makin tengil kepada orang yang berusaha menindasnya.

"Lin, lo udah dapat berapa?".

Pada jam istirahat Alin, Diego dan Edward saat ini sedang di taman samping sekolah.

"Heh! Turun gak?!".

Alin melihat kebawah, ada Snow yang berkacak pinggang dengan mata melotot menatap dirinya yang sedang di atas pohon Mangga.

Sejak berteman dekat dengan Diego dan Edward, Alin sudah bisa memanjat pohon dengan lihai. Sekarang mereka bertiga sedang mencuri Mangga, entah apa yang Diego dan Edward ajarkan kepada gadis itu sampai kelakuannya saat ini mirip Monyet.

"Bentar, ini belum dapat banyak". Teriak Alin dari atas.

"Ketahuan guru baru tau rasa lo". Ujar Sean diangguki oleh Mike.

Tadi, tidak lama setelah bel Istirahat berbunyi Alin langsung kabur berlarian keluar kelas. Snow teman sebangkunya bingung awalnya dengan gadis itu, apakah saking laparnya ia mangkanya langsung pergi meninggalkan Snow sendirian? Snow menyusul Alin ke kantin tapi tidak menemukan keberadaan gadis itu.

Sampai akhirnya dirinya bertemu Mike dan Sean, menanyakan apakah mereka melihat Alin. Mereka menggeleng tanda tak tau, tapi mereka juga saat ini sedang mencari Diego dan Edward yang menghilang juga.

Mereka curiga karena mereka menghilang bersamaan, soalnya jika ke-3 anak manusia itu sudah bersatu maka terjadilah kejadian yang di luar nalar.

"Turun Lin, udah cukup nih Mangga". Ujar Diego.

Mereka berdua sudah turun dari pohon, tinggal Alin saja yang masih diatas. Ia melempar kantung plastik yang berisi Mangga curiannya kepada Edward.

"Nah kan! Gak bisa turun". Snow sudah hafal dengan kelakuan Alin, ia memang jago menanjat. Namun untuk turunnya gadis itu sedikit kesusahan, selalu saja begitu!. Hayo siapa yang sama kaya Alin?.

"Alin bisa turun ya! Sebentar".

Gadis itu berusaha untuk turun dengan perlahan, namun ternyata Dewi Fortuna tak berpihak kepadanya. Alin tergelincir saat akan menginjak batang pohon yang licin dan gadis itu langsung terjatuh ke bawah.

"Argh!!".

1 detik

2 detik

3 detik

"Kok gak sakit ya?". Alin membuka mata, pandangannya langsung bertatapan dengan manik mata yang selalu tajam. Mereka beradu pandang sampai salah satunya merasakan dadanya berdebar kencang.

ALINA [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang