Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit dari Mansion menuju Resto tujuan, kini mereka baru sampai dan langsung masuk ke dalam Resto tersebut. Btw mereka sudah booking meja untuk dinner malam ini.
"Alin mau pesan apa?". Brian bertanya kepada putrinya.
"Ini, ini, ini sama ini". Alin menunjuk beberapa menu makanan yang ada.
Sementara orang tua Brian hanya terkekeh, mereka sudah paham jika Alin itu memang makanannya banyak. Kapasitas daya tampungnya itu sudah seperti tandon air.
Akhirnya yang lainnya juga ikut menyebutkan makanan apa yang mereka pesan, lalu waitress itu pergi.
"Papi punya sesuatu nih". Ujar Brian kepada Alin.
Mata gadis itu berbinar "Wahh, apa tu duda papi?".
"Hayo, kira-kira apa nih? Coba tebak sayang". Sabrina ikut menimpali.
Alin berpikir sejenak. "Pasti barbie kan? Teman baru untuk Bibu?". Jawab gadis itu dengan riang, ia paling suka dengan barbie.
Franco terkekeh, memang maniak barbie Alin tuh!.
Brian menggeleng, lalu mengeluarkan sesuatu dari clutch yang selalu ia bawa dan menyerahkannya kepada Alin.
"Wah!! Tiket ke Dubai?!". Alin terpekik girang.
Brian mengangguk.
"Tapi, kok tiketnya ada 4?". Alin memandang bingung Brian.
"Itu yang 2 punya Omi sama Opi sayang". Jawab Franco diangguki Brian dan Sabrina.
"Berati kita liburan ber-4? YEAYYY!!". Alin memeluk mereka 1 persatu, dirinya itu paling suka liburan bersama keluarganya.
"Terimakasih papi, omi, opi. Alin sayang kalian banyak-banyak".
"Sama-sama sayang".
Bukan tanpa alasan Sabrina dan Franco ikut ke Dubai, karena juga Franco akan menemui teman lamanya sekaligus. Sementara Brian bekerja juga disana, itung-itung agar Alin tidak kesepian jika ada orangtuanya.
Makanan datang, lalu mereka segera memakannya dan setelah selesai akan langsung pulang.
༺༻
21.30
Setelah pulang dinner tadi, kini mereka ber-4 sedang berada diruangan bioskop mini yang ada di Mansion Brian. Mereka memang tidak langsung istirahat, tapi malam ini rencananya akan menonton bersama. Mumpung besok adalah hari minggu, bangun siang pun tak masalah.
Film yang diputar kali ini adalah film western tentang keluarga, dan persahabatan yang memang cocok untuk segala usia. Tadinya Alin merengek agar malam ini menonton film Barbie, tapi keinginannya langsung ditolak Brian. Sama saja tidak menonton bersama, karena yang paham alurnya hanya Alin saja!.
Alur film sudah dimulai, awalnya mereka saling mengomentari tentang tokoh alur cerita dan lain-lain. Sampai pada beberapa menit sebelum film itu tamat, salah satu dari mereka sudah tertidur pulas.
Ketika film selesai, lampu ruangan otomatis menyala sama persis seperti di bioskop yang berada di Mall.
"Pantes anteng, ternyata udah tidur". Franco melihat cucunya yang tertidur di samping Brian.
Sabrina terkekeh. "Pindahin Alin ke kamarnya, kita langsung istirahat".
Brian mengangguk, ia menggendong Alin dan membawanya menuju kamar gadis itu.
"Sweet dream sayang". Brian mencium kening putrinya lalu keluar dari kamar Alin dan menuju kamarnya sendiri untuk istirahat karena sudah tengah malam.
Di kamarnya, Brian masih belum tidur. Pria itu memikirkan sesuatu yang lumayan berat baginya dan keluarganya. Andai saja waktu bisa diulang, Brian di masa lalu tidak akan memaksakan kehendaknya.
༺༻
Jam sudah menunjukkan pukul 08.30 tapi gadis itu masih saja bergelung dengan selimut tebalnya. Sementara yang lainnya sudah bersiap akan sarapan, tinggal menunggu tuan putri bangun saja.
"Alin kayanya belum bangun deh". Franco membuka pembicaraan.
"Brian liat ke kamarnya dulu deh".
Saat akan berdiri untuk menhampiri kamar Alin, Sabrina menghentikannya.
"Biar mami aja yang cek". Langsung Sabrina berjalan dan menghampiri kamar Alina yang berada di lantai 2 itu.
Ceklek
Sabrina membuka pelan-pelan pintu kamar Alin, dan pemandangan pertama yang dilihatnya adalah selimut yang menggulung tubuh kecil cucunya. Sabrina tersenyum, lalu dengan lembut membangunkan Alin untuk sarapan.
"Cucu omi, bangun yuk. Sarapan dulu, nanti dilanjut tidur lagi gapapa". Ujarnya sambil mengelus kepala Alin.
Alin itu tipe orang yang tidak susah untuk dibangunkan, ketika ada suara dan sentuhan matanya langsung terbuka.
Gadis itu menguap kecil, langsung bangkit menuju kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi. Untuk mandi nanti saja kata Sabrina, yang penting sarapan dulu.
"SELAMAT PAGI KESAYANGAN ALIN".
Seperti biasa Alin berteriak menyapa mereka yang ada di meja makan. Untung saja Brian dan Franco tidak sedang minum, jika tidak bisa-bisa mereka tersedak lagi seperti yang beberapa hari lalu.
"Alin mau sarapan apa?". Sabrina menawarkan untuk mengambilkan makanan untuk cucunya, ia sebelumnya sudah mengambilkan untuk suaminya dan Brian.
Di meja makan kini ada beberapa menu masakan untuk sarapan, salah satunya ada Sandwich.
"Mau Omelette sama Sandwich dong Omi".
Kan sudah dibilang jika porsi makan Alin itu cukup besar, sama seperti Brian. Memang like father like son, buah tidak jatuh jauh dari pohonnya!.
Setelah sarapan selesai, kini Alin kembali naik ke kamarnya untuk mandi. Karena ini adalah hari minggu hari bersantai, ia akan bermain dengan papi, omi, dan opinya. Gadis itu nantinya akan mengajak mereka bertiga main barbienya.
Pasti seru!.
༺༻
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA [tahap revisi]
Teen FictionAlina Brianna Delwyn, gadis cantik dan polos dengan sejuta sifat ajaib bin bar-barnya. Alina itu petakilan, tidak bisa diam dan suka savage kalau bicara. Selalu membuat orang di sekitarnya darah tinggi dan harus extra sabar jika berbicara dengan ga...