Chapter 6

4K 243 9
                                    


Aku menggeliat tak nyaman karena sinar matahari mengintip dari balik tirai dan sinarnya terlalu terang seolah menusuk mataku.

Mengerjapkan mataku menyesuaikan cahaya yang masuk. Karena masih merasa silau, kuletakkan tangan kananku untuk menghalau sinar matahari yang masuk. Ini kenapa jendelanya kebuka lebar gini sih, semalem udah ditutup kayaknya, gerutuku kesal.

Aku menghela nafas dan menolehkan kepala ke kanan, menemukan dia yang masih terlelap nyaman di sampingku. Kalian pasti kaget kan kita tidur satu kasur. Abisnya sofa gak enak buat tidur disana melulu, badanku serasa remuk, jadi Sarah memaksa kita tidur satu kasur, tenang aja, biar dia hantu aku masih tau batas, kami membuat sekat diantara kami dengan guling.

Aku terdiam mengamati wajah yang sebulan terakhir ini mengisi hari-hariku dengan segala tingkah aneh dan menyebalkannya. Segala kepolosannya dan wajahnya yang menggemaskan saat sedang kelaparan dan meminta makan. Tapi semua sikap menyebalkannya, tak mampu menghentikan keinginanku yang menginginkannya disisiku selalu. Setiap hari. Selamanya.

Aku memandangi wajahnya yang polos tanpa make up, tapi tidak mengurangi kadar kecantikannya dibanding cewe lain. Wajahnya yang agak bulat, pipinya yang tembam, bulu matanya yang lentik, dan hidungnya yang mungil. Lumayan aneh dia mempunyai hidung mungil sedangkan yang kutau dia blasteran, mungkin gen bulenya kurang kuat untuk hidungnya hahaha

Apa aku barusan memujinya? Ya ya ya, aku memang memujinya. Aku mulai merasa nyaman disisinya, dan ini berbahaya!

Berbahaya karena tidak biasanya aku bersikap seperti ini, apa aku benar-benar sudah jatuh cinta padanya?

Aku menggelengkan kepala dan segera bangkit menuju kamar mandi dan melakukan aktifitas pagi. Kira-kira 20 menit aku keluar kamar mandi dan melihat dia masih meringkuk seperti bayi di kasur. Benar-benar membuatku gemas!

"Sarah bangun! Kamu bilang mau pergi!" ku goncangkan badannya perlahan. Lebih tepatnya berusaha menggoncangkannya, beberapa kali tanganku hanya menembusnya, dan itu membuat sesuatu di sudut hatiku terasa nyeri, seperti memperjelas perbedaan dunia kami.

"Saraah!" kali ini kucoba untuk mengeraskan suara.

"Hmm..."

"Ayolah bangun!!"

"Nanti..."

"Hitungan 3 engga bangun. Kucium kamu," ujarku menyeringai jail.

"1..."

"2..."

"Ti...."

Cup!

Tubuhku membeku. Dia mengecup pipiku. Tidak terlalu terasa memang, hanya seolah ada seuatu yang dingin menyapu pipiku, tapi aku dapat merasakan panas yang menjalar diwajahku. Sial, aku seperti gadis perawan saja.

"Morning," ujarnya dan melayang menuju kamar mandi, entah ingin melakukan apa. dan sekarang dengan menjengkelkannya aku malah tidak bergerak daritadi, aku tersipu?! Karena ciuman pipi seorang gadis? Habis sudah pasaranku.


--**--**--

"Dave kita jadi kan? Pergi hari ini?" tanyanya saat kami menyantap sarapan. Aku hanya mengangguk sebagai balasan.

Hari ini rumah kosong, orangtuaku sedang mengunjungi keponakannya yang baru saja melahirkan, jadi kami hanya berdua dirumah, dan Sarah bisa makan dengan tenang sekarang.

Tring!!

Ponselku berbunyi menampilkan gambar amplop yang memberitahukan jika baru saja aku menerima sms. Dengan mulut yang masih mengunyah makanan, kuraih ponsel yang tergeletak tak jauh dari piringku itu.

My Girlfriend is a GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang