Chapter 30

3.3K 119 11
                                    

Sarah POV

Saat ini aku sedang menuju gerbang sekolah karena janjian dengan David yang mengajakku nge'bakso' didepan sekolah, katanya bakso ini cukup terkenal karena rasanya yang konsisten dan unik. Makanya David mengajakku makan disana, sekalian traktir tiga idiots katanya.

Iya, mereka ngerengek minta balasan atas usaha mereka bikin kejutan buat David kemarin, katanya karena bikin kejutan itu mereka harus kerja keras. Cih, dasar ga ikhlas.

Getaran ponsel yang berada di tanganku membuatku menundukan kepala, terlihat gambar pesan yang belum terbuka disertai nama David diatasnya,

Kamu udah jalan? Mau aku samper?

Membaca pesan itu memicu kecepatan kakiku yang tadinya hanya berjalan santai,

On ma way, gausah, bentar lagi sampe.

Kumasukan ponsel ke dalam saku dan mendongakkan kembali pandanganku, menengokkan kepala ke kanan dan ke kiri, melihat keadaan sekitar aman sebelum aku menyebrang. Jajaran tukang makanan memang berada di sebrang jalan sekolah. Walaupun jalanan disini bukan termasuk jalan besar, tapi karena cukup ramai, aku harus tetap berhati-hati.

Saat hendak menyebrang, kulihat David berdiri di sebrang melambaikan tangannya memberi isyarat padaku untuk mendatanginya, setelah dirasa aman, kulangkahkan kaki menuju kearahnya, namun...

Tiiinnn!!!

Suara klakson mobil mengagetkanku, menghentikan langkahku dan seketika membuat kepalaku berdenyut cepat, pening mendera bagaikan ada sebuah benda yang dihantamkan keras ke kepalaku, pandanganku kabur, bibirku bergetar hebat dan aku tidak dapat merasakan kakiku.

Rasa lemas membuatku jatuh terduduk begitu saja diaspal, dapat kurasakan tanganku yang bergetar, kualihkan pandangan pada tanganku dan terbelalak melihat cairan merah pekat terlumur ke seluruh tanganku, apa ini?

Tolong!

Siapa?

Ada yang tertabrak

Siapa itu?

"....rah"

Ada yang memanggilku.

"Sarah!"

Gambaran demi gambaran yang samar mulai berulang dikepalaku menghalangi pandanganku yang masih kabur, seolah film lama yang diputar berulang-ulang, namun tak lama gambaran itu hilang dengan digantikannya wajah seseorang yang kukenal sedang menatapku khawatir.

"Sarah you okay? Back to me, babe," tepukan lembut terasa dipipiku, membawa kembali diriku pada saat ini.

"Da...vey," panggilku lirih.

"Yeah, i'ts me, i'ts okay, i'ts me, you're save now," kecupan dipuncak kepalaku membawa kenyamanan tersendiri buatku, lengan hangatnya merengkuhku dalam pelukan. Tangan besarnya menghapus pipiku yang basah karna airmata, yang sejak tadi tidak aku sadari kalau itu mengalir deras.

"Ma...u...pu...lang," suaraku lirih dan serak, sungguh sekarang yang kubutuhkan hanya berbaring dirumah yang kurasa tempat paling aman saat ini.

"Oke kita pulang, istirahatlah, aku bangunin kalo sampe," setelah ucapan itu, kembali kurasakan kecupan singkat dipuncak kepalaku dan tubuhku terasa melayang, David menggendongku.

"Leo gue pinjem mobil, ini kunci motor gue, tolong urus sisanya," itu kalimat terakhir yang kudengar sebelum kegelapan merenggutku kembali dalam rengkuhan dinginnya.

--**--**--

Bau minyak angin membawa kesadaranku sedikit demi sedikit, mengerjapkan mata berusaha menyesuaikan dengan cahaya sekitar,

My Girlfriend is a GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang