David POV
"Maaa... aku berangkat!!"
"Iya sayang, hati-hati!!" setelah mendapat balasan dari Mama, aku bergegas memakai sepatu dan keluar menuju motorku.
"Hello beauty. I miss you so damn much!" aku mengelus dan mengecup motor kesayanganku yang entah berapa lama belum ku kendarai lagi.
"David? You okay?" aku tersentak kaget dengan sebuah suara yang tiba-tiba berada di sebelahku.
"Tio!! Bikin gue kaget aja lo!" aku mendengus, menuntun motorku untuk keluar gerbang.
"Lo keluar dari RS jadi gila gini?" Tio mengikutiku dari belakang.
"Sejak kapan lo masuk? Kayak setan aja lo nongol tiba-tiba." Aku mengabaikan pertanyaannya.
"Tadi pas lu nyamperin motor." Dia mengedikkan bahu acuh.
"Trus ngapain lo di sini?" tanyaku seraya menutup kembali gerbang rumah setelah mengeluarkan motor.
"Nah! Karena sekolah kita searah dan gue liat lo udah normal kayaknya. Jadi gue minta tebengan yaa." Dia dengan seenaknya telah naik ke bangku belakang motorku.
"Mobil lo mana?" aku mendengus, memilih mengalah dan menyerahkan helm padanya.
"Bengkel. Di tabrakin ke pohon sama Radit. Emang bener-bener tuh anak!" sungut Tio jengkel menyebut nama adiknya.
"Eh... eh ngapain lo pegang-pegang pinggang gue." Aku menepis kasar tangannya yang melingkar di pinggangku. Gila, gue merinding!
"Yaelah Vid kan bahaya kalo gak pegangan." Dia kini melepas tangannya karena tepisanku.
"Pegangan apaan kek jangan badan gue. Merinding gue jadinya." Aku mulai menyalakan mesin motor dan melajukannya menuju ke sekolah.
Oh iya, for your information Tio ini tetanggaku dan salah satu teman kecil aku dan Leo. Kami memang akrab sekali. Tapi itu dulu. Tio masuk ke sekolah yang berbeda dengan kami, jadi kami memang sudah jarang berkumpul karena kesibukan masing-masing.
"Thank you Vid! Ah lo mah emang bisa di andelin dari dulu." Tio menyerahkan helm yang tadi di kenakannya.
"Sama-sama. Tapi sekali ini aja, besok naek apaan kek lo. Yaudah duluan ye." Aku melambai sekilas padanya dan melajukan motorku menuju sekolah.
--**--**--
Setelah memarkirkan motor, aku berjalan santai menuju kelas. Masih dapat kudengar bisik-bisik dari orang-orang yang kulewati. Aku tidak ambil pusing, karena aku terbiasa begini.
"Pagi!" sahutku saat membuka pintu kelas. Tidak ada jawaban karena semua terdiam.
Ada apa ini?
"David?" panggil Anto sang ketua kelas.
"Kenapa?" jawabku menaikkan alis bingung dengan keadaan ini.
"Lo... beneran David?" kali ini Jamal yang bertanya.
Oke, ada yang salah di sini.
"Apaan sih, lo kira gue setan? Ngaco lo." Aku hendak mengabaikan tatapan semua orang dan melangkah memasuki kelas, tapi terhenti karena suara jeritan.
"Wuuuaaa lo hidup! David hidupp!!" teriakan semua orang membuat kerutan di dahiku makin dalam.
"Lo nyumpahin gue mati?" sambarku pada Gio yang paling semangat berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend is a Ghost
Fiksi RemajaTau hantu? Pernah liat? Bentuknya gimana? Serem kan? Bayangin kalo pacaran sama mereka? Horor bro! Tapi yang ini beda! Gak kayak hantu, malah kayak malaikat. Penasaran? baca aja