Hari ini aku dan Dela pergi ke sekolah David. Kami tiba lebih awal di sana. Maka, kuputuskan untuk mengadakan tour keliling sekolah untuk Dela. Dia bilang dia belum pernah ke sekolah yang ada di Indonesia. Sejak dia di Indonesia, dia homeschooling, jadi tidak pernah merasakan bersekolah di sini.
Oh iya, aku belum bilang bagaimana Dela bisa sampai di hutan itu kan? Jadi begini, seperti dugaanku saat pertama kali melihatnya, kalau Dela itu orang asing. Atau biasa di sebut 'bule'.
Kedatangan keluarga Dela ke Indonesia adalah untuk program penyembuhan Dela. Dokter pribadinya menyarankan untuk pergi ke tempat yang lebih banyak mengandung udara segar, untuk mempermudah kinerja paru-paru dan jantungnya yang lemah. Setelah mendapat informasi tentang Indonesia dari pamannya yang berasal dari sini, mereka memutuskan untuk pindah.
Setiap pagi Dela dan Ayahnya lari pagi di dekat hutan. kegiatan itu rutin di lakukan untuk melatih paru-parunya agar lebih kuat.
Suatu hari, ayahnya tidak bisa menemani dia, akhirnya dia pergi sendiri. malam itu hujan lebat, tanah sekitar hutan sangat licin, karena tidak hati-hati Dela pun tergelincir. Kejadiannya persis seperti David. Namun Dela terlambat di temukan dan tewas di tempat. Ibunya yang terlalu shock terkena penyakit stroke, dan mereka memutuskan kembali ke inggris.
"Sar, udah jam 10 nih, ke kelas mereka yuk!" ajakan Dela menyadarkanku dari lamunan.
"Baiklah, ayo kutunjukan kelasnya." Kami melayang dengan bebas, karena tidak ada yang dapat melihat kami. Umm... ada beberapa sih yang dapat 'melihat', namun mereka memutuskan untuk pura-pura tidak melihat. Mungkin mereka takut dianggap gila. Kami juga sesekali menyapa beberapa 'penghuni tetap' sekolah ini. Untungnya wajah mereka hanya pucat, tidak ada yang aneh.
XII ipa 3
Kami memasuki kelas itu. Kelas mulai sepi, hanya tinggal beberapa murid yang sedang berbincang atau sekedar memakan bekal mereka. Wajar saja, waktu menunjukan jam istirahat. Aku mengedarkan pandangan dan melihat Aldo, Aldi dan Leo sedang berkumpul di satu meja. Membicarakan sesuatu.
Wajah mereka terlalu serius, ide jahil muncul di otakku. Perlahan kudekati Leo yang sedang duduk membelakangiku. Kuhembuskan nafasku di telinganya.
"Ehh... ada yang dingin-dingin di kuping gue Do, merinding nih. Pergi yuk!" Leo mengusap-usap kuping dan lehernya.
Aku menyuruh Dela melakukan hal yang sama pada Aldi. wajah Aldi memucat.
"Yuk!" Aldi langsung berdiri dan menarik lengan Leo. Aku tidak kuat melihat wajah ketakutan mereka. Dan keluarlah tawaku.
"Huahahaha liat muka lo! Oh ya ampun ahahaah jangan pipis di celana yak! Aahhhaha." Aku terpingkal sembari memegangi perutku.
"Rooftop guys." Aldo memelototiku dan menyuruhku mengikutinya. Kami berdiri dan mengikuti dari belakang. Aldi dan Leo yang sadar telah kami kerjain, hanya dapat menggerutu. Aih lucunya mereka!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend is a Ghost
Teen FictionTau hantu? Pernah liat? Bentuknya gimana? Serem kan? Bayangin kalo pacaran sama mereka? Horor bro! Tapi yang ini beda! Gak kayak hantu, malah kayak malaikat. Penasaran? baca aja