Chapter 19

2.3K 141 5
                                    


Author POV

Saat ini Aldo, Aldi, Dela dan Leo sedang membujuk Sarah agar tidak menemui David untuk sementara waktu.

"Gak mau!! Pokoknya gak mau!!" kata Sarah bersikeras.

"Sarah... ini demi kebaikan kalian berdua kok... ya?" Aldi membujuknya.

"Kata siapa demi kebaikan kami? Pokoknya gak mau!!" ujar Sarah.

"Sarah! Jangan egois! Kau juga harus memikirkan keselamatan David!" Leo menyentaknya.

"Sarah... setidaknya kalo kamu gak ketemu David untuk sementara, orang gila itu mungkin gak bakal bahayain David." Kali ini Dela yang bicara, dengan nada lembut agar Sarah mengerti.

Sarah terdiam, dia mengingat kembali kejadian dua hari yang lalu...

Flashback on.

Sudah menginjak hari ketiga sejak David sadar, dan keadaannya mulai membaik setiap harinya. Sejak hari itu juga Sarah terus menemani David.

"Sarah.. udah dong jangan melayang kesana-kemari terus.. aku pusing liatnya." Kata David melihat Sarah yang terus saja melayang mondar-mandir.

"...."

"Kamu masih ngambek? Gina kan cuman temen aku, dia jenguk aku doang, sama kayak yang lain."

"...." Sarah tetap bergeming.

"Hey my baby bunny... duduk sini aku jelasin." Suara David semakin melembut.

Sarah menghela nafas, dia melayang mendekat dan duduk dipinggir ranjang David.

"Gak usah ngambek gitu ah, lagian dia kan cuman temen aku."

"Tapi ngapain dia pegang trus ngelus tangan kamu? Nyubit pipi kamu? Aku aja pacar kamu gak bisa..." suara Sarah sedikit bergetar mengingat perlakuan teman David yang jelas-jelas menunjukan kalau dia suka pada David dan hal yang membuat Sarah semakin kesal, perlakuannya itu tidak bisa Sarah lakukan mengingat wujudnya yang hanya seorang hantu tembus pandang.

David menghela nafas, dia tau apa yang dirasakan Sarah adalah hal yang wajar. Cemburu.

"Maaf tadi aku gak bisa ngapa-ngapain, dia tiba-tiba ngelakuin itu. Aku juga kaget, tapi bener deh, aku gak ada perasaan apa-apa... kan aku sayangnya sama kamu.." ujar David mencoba mencairkan suasana dengan menggoda Sarah.

Sarah tersenyum kecil, dia paling tidak bisa marah pada David jika David sudah menggunakan nada bicara lembut dan jahil seperti itu.

"Gak ngambek lagi ya? I love you.." David mencoba menyentuh pipi Sarah.

"Love you too.." balas Sarah merasakan tangan David mengelus pipinya walau itu tidak benar terjadi.

"DORRR..."

Tiba-tiba pintu kamar David terbuka dan tiga makhluk menyebalkan tapi juga disayang David sebagai saudara menyerbu masuk dengan rusuhnya.

"Ehh... menjauh dengan jarak 5 meter. Gak boleh deket-deket! Bukan muhrim..." Aldo dengan wajah sok serius tapi juga tergambar senyum jahil di wajahnya maju dan mengibaskan tangannya di depan Sarah seolah mengusirnya.

"Yaelah kalian nongol di waktu yang gak bagus nih, ganggu gue mulu!" gerutu David.

"Heh sahabat songong, kita kesini jauh-jauh mau ngasih catetan ini... gak terima kasih malah marah-marah, gue pecat jadi sahabat lu." Aldi menyerahkan buku tulis yang berisi catatan pelajaran selama David tidak masuk.

My Girlfriend is a GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang