Chapter 21

2.2K 143 7
                                    

Sarah POV


"Ka... kau?"


"Apa kabar Sarah?"


"Ke... kenapa kau..."


"Apa? Bisa di sini? Bisa melihatmu?"


Aku mengangguk. Mulutku terasa terkunci saat ini.


"Well.. well... itu tidak penting sekarang, yang terpenting kita bisa bersama lagi Sarah sayang."


"Sayang? Menjijikan." dia tertawa kencang. Dengan seringai dan wajah yang mengejek.


"Aku tidak akan berkata begitu jika jadi kau."


"Apa maksudmu?"


"Apa kau tidak ingat? Seseorang yang sedang tak berdaya di dalam sana? Apa kau mau melihatnya merasakan lebih dari ini?" dia kembali mengeluarkan seringai liciknya.


"Jangan sentuh dia! Apa mau mu?" aku menggeram. Mengepalkan tanganku dengan kuat.


"Kau."


"Apa?!"


"Aku mau kau."


"Kau makhluk menggelikan. Aku tidak akan menjadi milikmu!" bentakku.


Dia kembali tertawa, kali ini lebih kencang dan seolah merasa puas karena berhasil mengancamku.


"Wrong answer dear.." dia berjalan mendekat hingga tepat berada di hadapanku. Tangannya terulur seolah ingin menggapaiku.


"Kau tidak akan bisa menyentuhku." aku tersenyum sinis padanya. Tentu saja dia tidak akan bisa menyentuhku, bagaimana pun juga aku tetap hantu yang tembus pandang.


"Oh ya? Sayang sekali." dia menghentikan gerakan tangannya. Namun, sedetik kemudian tangannya telah menggapai leherku dan mencekiknya.


"Ba.. bagaimana bisa?" ujarku dengan suara terbata. Sial, tangannya seolah benar-benar mencekikku. Aku kehabisan nafas.


"Aku mendapat sedikit bantuan."


"Bantuan? Maksudmu?"


"Hahahaha aku tidak bodoh sayang. Aku tidak akan memberitahukanmu selama kau masih dapat berkeliaran dengan bebas." dia menyeringai lagi. Aku benar-benar benci seringainya itu.


"Lepaskan!" teriakku frustasi. "Tolongg!! Hmmpphh..." teriakanku tertahan oleh tangannya yang membekap mulutku.


"Sssttt... jangan berisik.. ini di rumah sakit. Apa kau tidak mengerti sopan santun?" dia membelai pipiku lembut tapi terasa menjijikan bagiku.

My Girlfriend is a GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang