Sarah POV
Pasti banyak yang bertanya-tanya tentang kemunculanku yang tiba-tiba, persis jelangkung,
'datang tak diundang, pulang tak diantar'
Tapi serius, ini semua sudah kurencanakan. Oke, sebenarnya ini ide Dela, bukan murni ideku ataupun ide makhluk abstrak yang berstatus sahabat David.
Kalian penasaran dengan keadaanku yang sesungguhnya? Kalian mau dengan senang hati membaca cerita dibalik 'kemunculanku'?
Tunggu, kemunculan?
Aku ini manusia kan?
Kenapa bahasanya seolah aku ini makhluk jadi-jadian aneh yang tiba-tiba muncul dari tanah?
Lupakan.
Aku rasa otakku konslet karena terlalu lama bergaul dengan bocah labil.
Iya, lo yang gue maksud Leo.
Aku rasa cukup pembukaannya...
--**--**--**--
Setelah penangkapan Drake di lorong rumah sakit yang akhirnya menghasilkan keributan yang cukup membuat kepala beberapa suster berdenyut karena pasien yang penasaran berkumpul untuk 'menonton'
Kami—aku, Dela, Leo, Aldo dan Aldi—memilih turun ke lantai di bawah ruangan David, tepatnya mereka memutuskan untuk berkumpul di kamar rawatku.
Waktu itu aku sudah mulai menghilang, wujud hantuku mulai menerawang, yang berarti urusanku sudah selesai.
"Jadi gimana selanjutnya?" suara Aldo memecah keheningan di antara kami.
"Gue.... Kalian liat sendiri kan? Gue udah mulai gak keliatan, yaah... mungkin ini akhirnya. Haha." aku tertawa sumbang mengakhiri kalimatku sendiri.
"Ck! Trus? Udah? Gini doang? Buat apa gue ikutan susah, ikutan mikir kalo akhirnya sahabat gue bakal tetep sedih ditinggal orang yang dia sayang." Leo berkata dingin, bersidekap memandangku.
Aku hanya menunduk, sungguh, mereka ini kalau dalam keadaan biasa bisa di sebut kurang waras karena candaan yang gak bermutu, apalagi Leo.
Tapi jika menyangkut kebahagiaan satu sama lain, mereka akan melakukan apapun untuk membuat sahabat mereka tersenyum cerah.
"Gue cuma.... Gak tau harus gimana Yo, gue sendiri gak ngerti gimana keadaan gue sebenernya." Aku semakin menundukan kepala, menyembunyikan air mata sialan yang mengalir sendiri.
Aku bukan perempuan lemah, aku sudah mengatakannya berkali-kali.
Tapi kalian tau bagaimana perempuan, sekuat apapun dia berusaha tegar, pasti akan ada saatnya dia akan mengalirkan air mata untuk orang terkasihnya.
Hening yang mencekam kembali menguar dan memenuhi ruangan ini. Aku melirik pada sebuah ranjang yang sedang menampung sesosok tubuh dengan kulit pucatnya yang semakin hari semakin pucat.
Bibirnya yang mulai memutih dengan selang oksigen yang menutupinya. Matanya terpejam sangat erat, seolah sudah lelah dan enggan untuk kembali ke dunia ini.
Sosok yang terlihat lemah dan rapuh.
Sosok yang harusnya tidak perlu menjelma menjadi hantu dan membuat repot orang-orang yang dia sayangi.
Sosok yang memang ditakdirkan menghilang dari muka bumi.
Sosok itu aku.
"Aku punya solusi." Suara Dela mengalihkan semua pandangan menuju asal suara, walaupun Aldi dan Leo tidak bisa melihat, tapi mereka masih bisa mendengar suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend is a Ghost
Подростковая литератураTau hantu? Pernah liat? Bentuknya gimana? Serem kan? Bayangin kalo pacaran sama mereka? Horor bro! Tapi yang ini beda! Gak kayak hantu, malah kayak malaikat. Penasaran? baca aja