Chapter 22

2.3K 143 17
                                    

David POV

Aku menutup buku yang sejak tadi menemaniku. Bukan.. tapi sejak aku terkurung diruangan ini aku jadi sering membaca novel yang dibawakan Arimbi, adiknya Aldo Aldi.

Yahh... aku tidak benar-benar terkurung sih, sesekali teman-temanku mengajakku ke taman rumah sakit.

Ngomong-ngomong kemana tri idiots itu? Tumben udah mau sore belom ada yang nongol jidatnya.

"Daviiddd yuhuuu!!" nah baru juga di omongin.

"Masuk Yo. Sendiri?" tanyaku saat hanya melihat Leo yang masuk.

"Engga beb, ntar dua cecunguk itu nongol kok, lagi pada beli makanan di bawah."

"Gue nitip dong."

"Apaan?"

"Jus mangga, kata Sarah gue harus banyak minum jus. Eh iya lu liat Sarah gak? Kok dia jarang ke sini ya?"

Leo diam.

Kenapa nih?

"Woy gue nanya Yo. Liat Sarah gak?"

"Lah lu kan tau gue gak bisa liat Sarah, tanya Aldo lah." Leo mengedikkan bahunya santai dan berjalan menuju sofa.

Ada yang aneh.

"Sarah kenapa Yo?"

"Siapa?"

"Sarah."

"Kenapa?"

"Kemana."

"Apanya?"

"Dianya."

"Dia siapa?"

"Sarah."

"Gimana?"

Brruuukkk..

Aku melempar bantal yang ada di ranjangku. "Gue nanya oon! Malah di puter-puter."

"Waduh, kurang tau saya."

"Sialan." Leo terkikik geli dan memakan buah yang ada di meja depan sofa.

"Punya gue tuh, ijin dulu kek."

"Apanya?"

"Bodo amat Yo! Bodo! makan dah tuh semua makan." Aku mendengus sembari mengibaskan tangan kesal. Tapi di balas tawa ngakak darinya. Dasar makhluk sarap.

Braakkk..

Tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan muncul lah dua manusia perusuh lainnya. "Astaghfirullah itu pintu bukan punya gue bor! Jangan di dobrak kenapa, ntar gue disuruh ganti." Dua cecunguk yang membuka pintu hanya cengengesan gak jelas. Duh salah apa gue punya sahabat kayak mereka.

"Santai kali Vid."

"Santai apanya, kalo rusak gimana?"

"Yaudah ganti."

"Siapa yang ganti?"

"Lo."

"Kok gue?"

"Kan lo yang di rawat."

"Stress gue sama kalian." Aku mengacak rambut frustasi.

"Ini makan dulu makan, kasiannya ini sahabat gue lemes mulu." Aldi menyodorkan bungkusan makanan yang entah apa itu.

"Ada racunnya kagak?"

"Ada. Dikit doang kok."

:Kalo gue mati gimana?"

"Di kubur."

"Setan lu." Aldi tertawa geli.

"Baperan nih David sekarang. Kamu berubah beb." Aldo loh yang kali ini ngomong. Heran? Sama!!

My Girlfriend is a GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang