Chapter 7

3.5K 220 7
                                    


"Kau sudah siap?"

"Ya!"

"Ayo!" aku menggenggam—berusaha—menggenggam tangannya untuk menyusuri taman bermain yang luas ini. Mencoba berbagai wahana yang tersedia disini. Memenuhi keinginan gadis disebelahku ini.

Sesekali aku mencuri pandang padanya yang terlihat sangat senang. Senyum dibibirnya tidak pernah hilang, rona diwajahnya pun menunjukan betapa bahagianya dia sekarang.

Aku akan menjagamu. Membuatmu tersenyum Sarah. Menghapus kesedihanmu.

Selalu.

"Ayolah Sarah! Mereka bilang gak afdol kalo belum nyoba wahana ini."

"Mereka ya mereka, kan beda sama aku. Pokoknya engga!"

"Ayolah, sekali aja!"

"Gak!"

"Saraah.."

"Aku takut Dev, itu muter-muter gituu, kalo mual gimana? Gak ah! Cari yang aman aja."

"Aku beliin es krim?"

"Gak!"

"2 cup es krim besar?"

"3 atau engga sama sekali."

"Heeuhh... oke oke. 3 es krim. Sekarang ayo!" aku menariknya kembali ke wahana tornado yang sempat dihindarinya tadi. Memaksanya dengan sogokan 3 eskrim, murah kan? Iya dia kan murahan kalo didepan makanan, haha.

Dengan wajah lesu dia melayang mengikutiku. Aku sengaja memesan satu bangku kosong disebelahku pada mas mas penjaga wahana itu. Kalian pasti tau kan untuk apa?

"Dave kamu serius? Bagaimana kalau nanti aku melayang karena terpental dari wahana?" ujarnya gemetar. Wajahnya terlihat gugup dan tegang dengan mata yang terus tidak tenang melihat wahana ini.

Sebenarnya aku kasihan melihat wajahnya yang semakin pucat itu, tapi mendengar perkataannya mau tak mau aku tertawa kencang yang akhirnya menimbulkan tatapan aneh dari penumpang lain.

"Tidak akan. Percaya padaku." Kataku setelah berhasil meredakan tawa saat melihat wajahnya yang merah padam karena kesal.

Aku tersenyum menenangkan dan menggenggam kembali tangannya, mengeratkan genggaman tangan itu. Baru aku sadari ada sesuatu yang aneh, aku tidak merasa seperti memegang angin seperti sebelum-sebelumnya, sekarang, aku seolah sedang benar-benar memegang tangan seseorang saat ini.

Perhatianku teralih dari tangan kami yang saling bertautan saat tak lama wahana mulai bergerak.

Aku berteriak girang saat benda ini berputar-putar. Sedangkan Sarah? Oho kurasa dia akan membunuhku setelah ini.

--**--**--

"Aku akan membunuhmu... uhuk uhuk..." aku menepuk tengkuk Sarah pelan, membantunya meredakan mual yang dia rasakan sejak turun dari wahana tadi. Dan lihat apa yang dia ucapkan! sudah kubilang, Sarah akan membunuhku kan?

"Aku marah padamu," katanya menyingkirkan tanganku tanpa tenaga, yang justru membuatku merasa seperti digelitik angin dingin.

Aku malah terkikik geli melihat wajah cemberutnya, menggemaskaan! "Hoho kau marah? Syukurlah. Uangku selamat berarti karena gagal beli eskrim." jawabku acuh sambil mengedikkan bahu lalu berjalan perlahan meninggalkannya.

Grep!!

Kurasakan sesuatu melingkari lenganku. Aku tersenyum miring mengetahui siapa dan apa yang melingkar dilenganku ini, dengan pelan dan gaya yang sok keren aku menoleh.

My Girlfriend is a GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang