"Yoo bro!" aku merangkul leher Leo saat melihatnya berjalan ke kelas.
"Eh my babe. Kenapa lu? Seneng amat?" tanyanya melirikku dengan matanya yang menyipit, seolah sedang memperjelas sesuatu. Aku hanya mengedikkan bahu dan tertawa ringan.
"My god! David are you okay?" dia menghentikan langkahnya dan memegang kedua bahuku sehingga kami berhadapan sekarang. Matanya membulat sempurna.
"Yeah.. Kenapa emang?" alisku bertaut bingung dengan reaksinya.
"Lo senyum!"
Hah?
"Lah? Gua gak boleh senyum?"
"Bukan. Lo senyum dengan binar bahagia terpampang di matamu. Jangan-jangan lo... Dapet cewe cakep?" tanyanya memastikan, binar jahil terlihat dimatanya, disertai sudut bibirnya yang berkedut. Aku hanya mengedikkan bahu dan tersenyum lagi sebagai jawaban.
Melihat senyumku seolah dia melihatku menjawab pertanyaannya dengan 'iya, gue punya cewe'. Dan membuat seringainya muncul disudut bibirnya, yang tak lama merambat dan membuat sebuah senyum utuh, memperlihatkan giginya.
"Ohoho.. Bumi sedang bahagia melihat wajah cerahmu yang seperti sinar mentari ini sayang," ucapnya menggerlingkan mata. Merangkul bahuku dan mengguncangkannya pelan.
"Jijik Le," kataku dengan tawa kecil dan segera melepaskan rangkulannya. Masuk ke kelas tanpa memerdulikan panggilannya.
Hari ini Sarah tidak ikut. Dia bilang akan ke rumah sakit melihat keadaan tubuhnya.
Aku segera menuju mejaku dan menempatkan bokongku dengan nyaman di bangkuku. Saat menunduk untuk meletakkan buku di loker meja. Aku melihat secarik kertas disana. Kertas yang aku yakin tidak ada disana kemarin, dengan ragu kuambil dan kubuka. Kerutan didahiku muncul saat membaca sesuatu yang tertulis disana.
Kau tidak bisa sembunyi!!
Sial. Apa-apaan ini?! Kuedarkan pandangan mencari siapa tau ada yang sedang memantauku. Mataku bertumbukan dengan Drake. Dia melihatku sekilas kemudian memalingkan wajahnya.
"Apa ini ulah Drake juga?" gumamku.
--**--**--
"Bro. pssst..."
"What?"
"Ih nengok dulu!"
"Paansi Le?"
"Ini liat foto cewe ini cakep kaga?"
Dengan malas aku mengalihkan pandanganku pada foto yang tertera dalam ponsel yang diangsurkan Leo. Mataku membulat kaget melihat siapa yang menjadi objek foto itu.
"Siapa?" tanyaku meredam suara agar tidak terlihat jengkel, rasa jengkel yang muncul tiba-tiba.
"Sarah. Cakep ya? Ntar kalo udah masuk gua gebet ah!"
"Jangan!!" sergahku cepat dengan wajah panik.
"Lah? Kenapa?"
"Dia itu... Dia..."
"Dia kenapa woy?"
Tiba-tiba pintu kelas terbuka dan masuk guru mata pelajaran. "Engga, itu guru udah masuk," ujarku mengalihkan perhatian. Gawat! Bisa-bisanya Leo dapet foto Sarah. Darimana??
Kringg!! Kringg!!
"Vid, kantin yok," ajak Leo yang hanya kubalas anggukan. Meletakkan pulpen yang sejak tadi kupakai untuk menggambar secara asal, aku segera berdiri dan menyusul Leo. Kami berjalan beriringan menuju kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend is a Ghost
Genç KurguTau hantu? Pernah liat? Bentuknya gimana? Serem kan? Bayangin kalo pacaran sama mereka? Horor bro! Tapi yang ini beda! Gak kayak hantu, malah kayak malaikat. Penasaran? baca aja