Aku memandang nanar ke kamarku yang sudah tak berbentuk.Untunglah Mama tidak ada siang ini, kalau tidak, sudah bisa dipastikan aku akan mengikuti sidang pidana karena keadaan kamarku ini.
"Apa yang terjadi astagaa?!", tanyaku panik.
"Aku kesal!", ucap makhluk yang akhir-akhir ini menempati kamarku juga.
"Apa maksudmu? Kalau kau kesal pergilah! Bukannya merusak kamarku!!", aku mulai kesal dengan segala tingkahnya.
Kemarin dia dengan seenak kakinya membuang poster wanita-wanita idolaku di kamar!
Dia juga membuatku harus mencuci sepatu 2 kali karena dia membuangnya di selokan depan rumah dan teronggok mengenaskan disana!!
Sekarang kamarku yang dijadikan sasaran kekesalannya?!!
"Ini kan karena kau! Aku melihatmu mengantar gadis lain tadi." ujarnya.
"Lalu? Dia itu tetanggaku. Apa salahnya aku membantunya? Kau ini kenapa sih Sarah? Apa kau tidak tau, aku sudah cukup pusing dan stress dengan teror ini!!," aku mulai meninggikan suaraku.
Dia mulai menangis. "Pergi!", ucapku lagi.
Dia berhenti menangis dan membulatkan matanya menatapku.
"Kau mengusirku?", tanyanya bergetar.
"Dari awal aku tidak mengharapkan kehadiranmu!!", aku sudah tidak bisa mengontrol emosiku.
"Baik", ucapnya kemudian melayang ke luar jendela dan menghilang.
Aku duduk di tepian kasur dengan gusar. "Apa-apaan sih ini?!", gumamku dan melempar benda apapun yang ada disebelahku.
Dengan menghela nafas, aku bangkit dan merapihkan kamarku sebelum Ratu lebah datang.
******
Apa aku keterlaluan? Kenapa dia belum kembali?
Aku mulai khawatir dan berjalan mondar-mandir di kamar.
Ini sudah jam 8 malam! Kemana dia?
Segera aku menyambar kunci motor dan melajukan motorku di jalan.
Melihat kanan kiri mencari keberadaannya. Kemana sih dia? Apa dia hafal jalanan disekitar sini?
Berkali-kali aku keliling kompleks, tapi tetap tidak bisa menemukannya.
Sial! Karena dia hantu, badannya yang menerawang, membuatku sulit menemukannya.
Aku memutuskan berhenti sebentar di taman. Menghela nafas. Beberapa saat teridam dan semuanya terdengar sunyi. Sampai...
Hiks...
Apa itu?
Hiks....
Hiks....
Aku mulai mencari asal dari suara itu. Apa kalian bertanya apa aku takut?
Ya, aku takut. Malam hari yang sunyi terdengar suara seseorang menangis, hastagaa siapa yang tidak takut? Tapi ada kemungkinan itu Sarah kan?
Tak lama aku menemukannya. Seseorang sedang meringkuk didekat semak. Aku berjalan semakin mendekat.
"Hey, Sarah apa itu kau?," tanyaku hati-hati. Dia terdiam sejenak.
Kemudian perlahan menengok ke arahku. Dia....
.
.
.
"Sarah!!" aku memeluknya.
"Kemana saja kau bodoh?! Aku khawatir," ujarku.
"Kukira... Hiks... Kau... Hiks... Mem... Hiks... Membenciku." balasnya terbata-bata karena menangis.
"Kau gadis bodoh. Betapa pun aku kesal padamu, aku tidak bisa membencimu. Aku minta maaf membentakmu." ujarku tulus.
Dia menegakkan kepalanya. "Benarkah?" tanyanya.
Aku mengangguk "Tentu, karena kau adalah gadisku. Pacarku. My ghost girlfriend that i love" ujarku seraya mengelus rambut coklatnya.
Dia mengeratkan pelukannya dan masih menangis.
"Sshh.. Sekarang ayo kita pulang. Aku akan membuatkanmu makanan yang banyak." bujukku yang ternyata sekali percobaan langsung berhasil.
Ck. Dia memang mudah dibujuk kalau menyangkut makanan.
******
Aku memang berkata akan membuatkannya makanan. Tapi kenyataannya.....
I'm suck at cooking!
Tapi demi Sarah, aku harus bisa!
Dengan segala usaha yang ku keluarkan, jurus-jurus yang entah dapat dari mana, aku....
Berhasil!!
Dengan bangga kuletakkan piring di hadapannya yang menunggu di kamar.
"Ini apa Dave?," tanyanya mengernyit.
"Err... Niatnya nasi goreng. Tapi entah ini jadi apa." aku menunduk lesu. Ya ampun sudah kuduga, ini busuk!
Cup!
Tiba-tiba satu kecupan mampir di pipiku. Aku mendongak menatap Sarah.
"Aku akan makan. Ini kan buatanmu." dia tersenyum. Sial. Wajahku memerah.
"Enak, terima kasih. Kau manis sekali," ujarnya lagi tersenyum yang membuatku melumer.
Kau yang manis!!
Kurasa ini buruk untuk jantungku. Dia selalu bisa membuat jamtungku berdetak tak normal.
Hastagaaah! Aku seperti abege labil saja. Tapi bukannya aku masih abege?
"Maaf membentakmu," ujarku. Dia berhenti sejenak dan mendongak.
"Aku juga minta maaf menyusahkanmu." balasnya dengan senyum sedih.
"Hey kau tidak menyusahkan. Aku senang kau recoki, tapi err.. Jangan berlebihan. Aku juga bisa kesal." ujarku lagi.
Dia mengangguk. "Okay."
"Janji?," aku mengacungkan jari kelingkingku.
"Janji." ujarnya menautkan jari kami dan tersenyum.
Okay, jangan menghina!
Aku tau ini lebay, klise, menggelikan, konyol, tapi...
Hey! Bersama dengan orang yang kau cintai, melakukan hal konyol pun akan jadi indah, bukan?
Tbc
******
Geli banget gak sihhh?
Ya amploop lebaynya si David. Okay sampe sini dulu..
Ditunggu vote dan comment kalian yaa..
Thank you :*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend is a Ghost
Fiksi RemajaTau hantu? Pernah liat? Bentuknya gimana? Serem kan? Bayangin kalo pacaran sama mereka? Horor bro! Tapi yang ini beda! Gak kayak hantu, malah kayak malaikat. Penasaran? baca aja