V

14.2K 544 3
                                    

+61-4-2303 ****

"Now I will take over everything, and wait for my arrival"

Mengingat apa isi dari pesan yang ia terima, tentu saja membuat Radit berpikir.

"Dia kembali?"

"Dia kembali?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17.56 WIB

Seorang gadis, menarik kopernya ke arah pintu keluar bandara. Dia menunggu supirnya.

"Non Aura?" Tanya seorang pria, yang baru saja keluar dari mobil HR-V berwarna hitam itu.

"Hemm, pak Harto?"

"Iya non, ini saya pak Harto." Pria itu, mengambil alih koper yang di bawa Aura, dan memasukannya ke bagasi mobil. Ia segera berjalan ke samping kanan mobil untuk membuka pintu untuk Aura.

"Silakan nona"

"Terimakasih pak,"

Di perjalanan, Aura menatap ke arah luar mobil.

Benar-benar berbeda dengan 3 tahun terakhir.

Aura pernah ke Indonesia, dan tentu saja kedua orangtua dan abangnya tidak ada yang mengetahuinya.

Alasan untuk tidak memberitahu mereka hanya satu, Aura ngga mau buat keluarganya khawatir dengan apa yang membuat dia memutuskan untuk ke Indonesia.

Ah, padahal tiga tahun yang lalu semua tampak baik. Tapi, kenapa semua langsung hancur seketika.

Rasa bersalah selalu mendominasi dirinya, kenapa dia harus meninggalkannya sendiri? Dan kenapa dia tidak membawanya ke Australia saja?

Dan balik lagi, dia tidak bisa gegabah. Semua sudah menjadi keputusan akhir dan menjadi takdir untuknya.

Tanpa di sadari, mereka telah tiba di sebuah mansion mewah namun tampak tak berpenghuni.

Tanpa di sadari, mereka telah tiba di sebuah mansion mewah namun tampak tak berpenghuni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Percuma mewah kalo manusianya aja ngga ada. Kenapa ngga di sewakan saja?"

Pintu mobil terbuka, Aura segara turun dari dalam mobil dan berjalan masuk ke area mansion.

Saat langkahnya makin dekat dengan pintu masuk mansion, bisa Aura lihat ada sekitaran lima sampai delapan orang yang berdiri berbaris di dalam pintu masuk itu.

"Selamat datang nona." Ucap mereka bersamaan.

"Masih sama seperti tiga tahun yang lalu," Setelah mengatakan itu, Aura memutuskan untuk berjalan ke arah lift dan menekan angka 2.

Ting

Pintu lift terbuka, Aura segera berjalan ke luar dan menuju satu ruangan dengan pintu berwarna putih dengan bertuliskan "Arbc".

"Ck, bisa-bisanya dia ngasih tulisan gini. Alay banget."

Aura membuka pintu ruangan itu perlahan, dan yahh terlihat sebuah kamar yang mendominasi warna putih dan abu-abu. Lumayan, dia menyukainya.

Dia berjalan ke arah kasur king size itu dan merebahkan tubuhnya.

Tak lama ponselnya mendapatkan sebuah panggilan.

Aura segera menjawab panggilan itu, tanpa melihat siapa yang memanggilnya.

Papah Calling

"Gimana, mansion nya?"

"Lumayan, tidak adakah manusia selain para penjaga dan maid?"

"Haruskah papah menyuruh ke dua kakakmu untuk ke Indonesia sekarang?"

"Pah! "

"Baiklah baiklah, semua sudah papah sediakan. Dan untuk sekolahmu, sudah papah daftarkan ke sekolah yang kamu mau."

"Ingat, jangan membuat ulah. Dan satu lagi, kalo ada apa-apa segera hubungi papah atau ke dua kakakmu. Inget baby girl."

"Thanks pah."

"Hem, jika aku ingat."

"Anak ini, ya sudah istirahatlah."

Aura memutus panggilannya.

"Tomorrow, ahh I'm looking forward to it" Setelahnya dia tertidur dan menuju ke dunia mimpi.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 19.03 dan langit sore berganti langit malam bertaburan bintang.

Aura membuka mata, ia berjalan ke arah kamar mandi untuk memulai ritual mandinya.

Lima belas menit berlalu, ia berjalan ke arah walk in closet miliknya. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, segera mungkin ia memakai baju yang ia pilih tadi.

Kini Aura menggunakan kaos oversize kebesaran berwarna hitam bergambar beruang dan celana pendek yang tertelan oleh bajunya.

Tak lupa ia memoles bibir nya dengan lipblam dan sedikit liptin, dan di saat bersamaan pintu kamarnya di ketuk.

Tok

Tok

Tok

"Nona, sudah waktunya makan malam."

Aura berjalan ke arah pintu dan membukanya.

Merasakan pintu di buka dari dalam, segera maid menundukkan kepalanya.

"Ayo,"

Sesampainya di meja makan, Aura memakan apa yang sudah di sediakan. Dan sesekali memainkan ponselnya.

Ting

Mendapat notif pesan itu, Aura menarik sudut bibirnya menjadi sebuah lengkungan.

Radit

"Jangan bilang lo Aura?"

Sepertinya dia berhasil menebak.

Aura menaruh ponselnya di samping kanan, tanpa berniat untuk membalas pesan yang ia terima tadi.

"Hari bahagia kalian, akan ku buat penuh dengan kejutan."

TBC!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC!

See you next chapter.

BACK (THE END!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang