XLIII

3.2K 167 12
                                    

Hari Sabtu adalah hari ketenangan bagi semua murid selain hari Minggu.

Sama halnya dengan yang di lakukan Aura, membawa berbagai macam snack makanan dan berjalan ke arah ruang keluarga.

Di mansion saat ini hanya ada Aura dan para pelayan, selain dirinya semua sibuk dengan urusannya masing-masing, tak jauh berbeda dengan Adrian dan Rion.

Adrian pergi ke kantor untuk mengurus perusahaan cabang keluarga Alexander yang ada di Indonesia, lain hal dengan Rion yang tak tau pergi kemana.

Aura tidak perduli dengan apa yang Rion lakukan, selagi dia tidak ikut campur dengan rencananya.

Menyalakan televisi dan beralih ke channel Netflix. Setelah menemukan film yang akan di tonton, Aura mulai menyantap snack yang di bawanya tadi.

Tiga puluh menit berlalu, saat salah satu pelayan berjalan ke arah dapur otomatis harus melewati ruang keluarga yang di mana Aura berada.

Dari jauh, bisa pelayan itu dengar suara teriakan kesakitan dan permohonan ampun dari arah ruang keluarga. Lama-lama suara itu membuat bulu kuduk sang pelayan merinding, berjalan cepat ke arah dapur, sesampainya di ruang keluarga betapa kagetnya dia melihat Aura yang mengoceh tidak jelas.

"Cih, gitu aja mati"

"Reviewnya bilang seru? Apaan kaya gini doang"

"Harusnya di sobek aja tu mulut, atau perlu di jahit ngga sih. Suruh siapa punya mulut ngga pernah di jaga, bisanya matiin mental manusia aja"

"Mainnya kurang apik, harusnya incer mentalnya dulu baru eksekusi"

"Di pikir-pikir seru kalo gue praktekkan, emm siapa ya? Gue pikirin nanti deh, banyak list ini" Ucapnya sembari memegang bawah dagu. Sesaat tatapan beralih ke arah wanita yang tengah terdiam.

Menaikan salah satu alis, lalu memutar bola matanya malas.

"Mba?"

Mendengar itu, pelayan tadi tersadar

"Eh, anu ke-kenapa nona?"

Melihat respon sang pelayan, membuat Aura terkekeh kecil.

"Mba yang kenapa?"

"Ngga papa nona, sa-saya ijin ke dapur" Saat akan berlalu Aura kembali bersuara.

"Mba baru di sini? Berapa lama?" Sang pelayan itu meneguk kasar dan membalikkan badan.

"Ti-tiga bulan nona"

"Nama?" Ucap Aura sembari meminum jus strawberry yang dia buat tadi.

"Eva"

"Emm, okey mba Eva" Setelah mengatakan itu, Aura kembali fokus ke film yang sempat ia pause.

Eva selaku pelayan tadi menundukkan sedikit badannya lalu berjalan cepat ke arah dapur.

Sesampainya di dapur ia menarik nafasnya kasar, membuat kedua pelayan yang ada di sana menatapnya heran.

"Kenapa Va?"

"Anu- itu"

"Itu apaa?"

"Liat setan kamu Va?" Tanya pelayan satunya.

"Bukan, itu nona-" belum sempat Eva menyelesaikan ucapannya pelayan lain yang baru datang memotong.

"Kamu masih baru, nanti juga bakal terbiasa" Ucapan itu membuat Eva menatap wanita di depannya bingung.

"Maksudnya mba Eti?" Kedua pelayan tadi tersenyum saat tau maksud dari tindakan Eva tadi.

"Iya va, kamu harus mulai terbiasa. Sebenarnya itu belum seberapa"

BACK (THE END!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang