XII

11.4K 389 0
                                    

Setelah melewati tiga hari yang membosankan, hari ini masa skorsing Aluna berakhir.

Aluna benar-benar tidak sabar, selain rindu dengan suasana luar dia juga harus mencari seseorang yang membuatnya kesal.

Dia di sini tapi sama sekali tidak memberitahukannya?

Setelah mencecar abangnya dengan berbagai ancaman, sang abang pun mengalah.

"Iya, dia pindah sekolah ke SKJ beberapa hari yang lalu."

Apa Aluna kesal? Jelas.

Rasanya ingin sekali Aluna memukul gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu, walau mereka hanya beda beberapa hari.

Tanpa terasa mobil yang di tumpangi Aluna sampai di depan sekolahnya.

Tak lama, pintu mobil di buka oleh seorang pria paruh baya.

"Silakan, nona."

"Makasih pak Yon."

"Sama-sama nona" Pria yang biasa di panggil pak Yon itu sedikit membungkukkan badannya, saat akan membuka pintu kemudi Aluna bersuara.

"Pak, nanti aku pulang bareng temen. Kalo papah tanya bilang aja ada acara kelompok."

"Baik nona." Setelahnya mobil itu pergi meninggalkan area sekolah.

Aluna membawa langkahnya untuk menuju kelas.

Sesampainya di kelas, Aluna langsung membuka pintu dengan kasar.

BRAK

"Eh, babi!"

"Anjing!"

"Kolor Jordi warnanya pink"

"Bangsat"

Sang pelaku mengabaikan tatapan kesal dari dalam kelas.

"Baru masuk dah nyari gara-gara aja ni anak."

"Tau, baru juga masuk dah mau bikin tuh pintu kelas rusak."

Aluna memutar bola matanya malas.

"Diem, gue lagi ngga mood" Setelah mengatakan itu, Aluna mengambil sebuah bantal kecil di laci mejanya dan menidurkan kepalanya di atas bantal itu.

Tringggg

Bel pun berbunyi, seorang guru wanita masuk ke dalam kelas XII IPA 3.

Saat sang guru membuka pintu, kesunyian melanda kelas itu.

Guru wanita itu tersenyum. Dia tau, pasti apa yang di bawa di tangannya adalah jawabannya.

"Pagi semua,"

"Pagi Miss sandrina."

"Baik, sebelum kita memulai pelajaran. Saya akan membagikan hasil ulangan kalian minggu lalu."

"Yang namanya di panggil, maju sembari membawa pulpen."

Sesi membagikan selembar kertas nilai pun berakhir, Aluna hanya menatap malas dengan apa yang tertera di kertasnya.

"Buset, cuma dapet 60 gue." Ucap seorang yang duduk di kursi belakang Aluna.

"Haha, tinggian gue."

"Cih, berapa si lu?" Wanita tadi melihat kertas teman sebangkunya.

"Beda 5 doang ege!" Ucapnya, sembari memukul pelan teman sebangkunya itu.

Melihat Aluna yang kembali menaruh kepalanya di atas bantal, membuat keduanya menggeleng. Tapi, mereka juga penasaran dengan nilai Aluna.

BACK (THE END!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang