XXXIX

5.1K 243 27
                                    

Di sebuah mansion, terlihat dua laki-laki menatap kearah kedua adiknya.

Sang kakak tertua menatap tajam ke arah adik perempuannya, sesekali membuang nafasnya kasar.

"Kamu tidak bisa menjaga kakakmu, Rion?"

Rion menatap kakak pertamanya dan menggeleng ribut.

"Ngga gitu bang!"

"Then? Kenapa kakakmu terluka?"

"Udahlah bang, jangan mojokin dia terus nanti nangis" Saut Brian di akhiri kekehan.

Mendengar ucapan Abang keduanya tentu saja membuat Rion kesal, ayolah dia tidak bersalah.

Aura terluka saja dia tidak tau, bodoh bukan Rion? Padahal, dia mengawasi kakak perempuannya itu 24/7.

Aura menatap Abang pertamanya -Adrian tajam, melihat tatapan itu Adrian menaikan satu alisnya.

"Ngga usah lebay, luka ini ngga seberapa." Setelah mengatakan itu, Aura meninggalkan ruang tamu dan pergi menuju kamarnya.

Kepergian Aura, membuat ketiganya saling menatap.

Sikap Aura kali ini, kenapa sangat asing bagi mereka.

Sesampainya di kamar, Aura mendudukkan dirinya di sebuah sofa kecil yang ada dekat di jendela kamar.

"Sial, kenapa mereka harus datang!"

Kedatangan Adrian dan Brian bukan sebuah kebetulan. Saat keduanya tau jika Aura terluka, keduanya segera terbang ke Indonesia bahkan tanpa mengabari orangtuanya.

Bagaimana bisa Aura terluka? Mereka tidak bisa menemukan alasan itu, bahkan para penjaga yang mereka perintahkan untuk mengawasi kedua adiknya saja tidak mengetahui di mana dan kapan Aura mendapat luka itu.

Luka yang Aura dapat tidak terlalu parah namun tidak juga bisa di sepelekan.

Kenapa begitu?

Aura menderita Hemofilia, dimana dirinya tidak bisa terluka. Jika Aura terluka sedikit saja dan lukanya itu mengeluarkan darah, maka darah itu tidak akan cepat berhenti. Paling buruknya, bisa saja Aura pingsan karena terus kekurangan darah.

Keluarganya tau apa yang Aura sembunyikan selama ini, karena kejadian di hari itu. Dimana, saat Adrian menjaga Aura kecil di taman untuk bermain bersama.

☘️☘️☘️

9 TAHUN YANG LALU

Saat Aura berumur 8 tahun, Adrian mengajak adik perempuannya untuk bermain di taman belakang, bersama dengan anjing peliharaan.

"Adik, jangan lari nanti kamu jatuh"

"Ngga Abang, Ara ngga bakal jatuh"

"Zepi jangan kejar Rara, nanti jatuh!" Zepi adalah nama dari seekor anjing peliharaan milik Adrian yang saat ini tengah bermain kejar-kejaran bersama adiknya itu.

"Hahah hahha, Zepi ayoo tangkap Ara!"

Awalnya semua berjalan baik, bahkan keduanya masih bisa tertawa bersama. Hingga, kejadian itu berhasil membuat rumput taman yang semula berwarna hijau segar berubah menjadi genangan darah.

Sibuk memperhatikan sang adik yang terus berlari dengan Zepi, ponsel Adrian berdering.

Adrian sedikit menjauh dari tempatnya tadi, tanpa ia sadari, hal itulah yang membuatnya menyesal karena tidak fokus menjaga sang adik.

Aura terus bermain kejar-kejaran dengan Zepi, hingga kakinya menyandung sebuah batu besar yang ada tepat di depannya.

DUG!

BACK (THE END!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang