21. Bandara

798 93 7
                                    

Jake bawa tubuh pacarnya dalam pelukan. Keduanya tengah berbaring didalam kamar Sunghoon, menikmati waktu yang rasanya nggak mau berbaik hati buat mereka barang sebentar.

"Wajahnya sini liat dong. Masa murung terus sih." Jake dongakin dagu Sunghoon biar wajah pacarnya nggak sembunyi di dadanya mulu.

Bibir Sunghoon memble. "Mau nangis."

Padahal mereka beneran habisin waktu bareng tiap hari sebelum Jake berangkat, tapi kenapa rasanya tetap nggak rela.

"Makanya ikut gue aja kak."

"Ngawur."

Jake ketawa. Wajah Sunghoon akhirnya dia bubuhin kecupan bikin Sunghoon makin gabisa nahan tangis.

"Besok jam berapa pesawatnya?"

Cowok Sim mencoba mengingat. "Jam tiga sore."

Sunghoon nggak jawab apa-apa. Si manis itu cuma natap wajah pacarnya lekat-lekat.

"Beneran lu gue bawa dah. Gabisa nih gue liat lu memble begini." Jake sebenarnya juga nggak pengen pisah. Apalagi hubungan mereka juga bisa dibilang baru seumur jagung.

Cuma ya gitu, ada tanggungjawab yang harus mereka tuntasin.

Jemari cowok Sim membelai wajah Sunghoon. Ngamatin ciptaan Tuhan paling indah yang pernah dia liat. Alisnya tebal, matanya cantik, hidungnya bangir. Dan pipi gembulnya.

"Jangan gigittt!" Sunghoon merengek sewaktu pipinya digigit sama pacarnya.

"Nyebelin..." Sunghoon mencibir. Lantas mencubit lengan pacarnya pelan sambil ngomel.

"Beda delapan jam doang kok sayang."

"Gue nggak harus dikabarin tiap waktu kok. Yang penting jangan lupa kabarin. Terus gausah begadang cuma buat kita bisa telfonan apa face time. Yang penting kuliah lu disana lancar, terus cepetan balik kesini. Balik ke gue."

"Balik ke siapa tuh?"

"Jangan ngeledek!" Sebel, padahal Sunghoon udah serius.

"Lah kan gue nanya kak, ke siapa gue harus balik?"

"Balik ke pacarnya lah."

"Emang pacar gue siapa?"

Ya gitu, Jake emang niatnya mau ngeledek.

"Park Sunghoon. Pacarnya Jake Sim."

Aduh gemes banget.

"Gemes banget dah pacar gue."

Wajah lelaki Park di bubuhi kecupan lagi.

"Duduk sini deh kak."

"Hah?"

Jake ngelepasin pelukannya di tubuh pacarnya. Dia tidur telentang sambil nunjuk perutnya sendiri. Nyuruh Sunghoon duduk disana.

"Gamau ih, gue berat."

"Jahat bener nggak mau ngabulin."

"Ih nggak gitu, tar lu keberatan tau."

"Gapapa gue mah. Ayo cepetan."

Ngeliat pacarnya yang kekeh itu, Sunghoon dengus. Lelaki Park lantas bangun dari berbaringnya cuma buat beranjak duduk diatas perut pacarnya yang tidur telentang.

Sunghoon natap Jake yang lagi natap dia juga. Senyum kecil yang terulas dari bibir pacarnya bikin Sunghoon salah tingkah.

"Udah ya?"

"Bentar ih. Belom puas gue liatin wajah lu dari bawah gini." Jake nahan tangan pacarnya biar stay di posisinya.

Banyak kata pemujaan untuk Sunghoon yang ingin dia katakan. Hanya saja Jake bahkan bingung kata apa yang pantas untuk menggambarkan betapa sempurna pacarnya itu.

Kasmaran | JAKEHOON ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang