Jiendra menggunakan sisa mananya yang ternyata mulai melemah, dia merasa bahwa akar ini menarik mananya dan membuat dia kehabisan energi sihirnya itu.
"Shh tubuhku" rintih Jiendra.
"Berhenti menyentuhnya sialan!!"
Mata Jiendra membulat sempurna saat Jenvin tiba tiba menerangkan pedangnya menghempaskan beberapa akar yang menjerat tubuh Jiendra. Bukan karena terkejut, tapi karena dejavu tiba tiba sosok Jenvin mengingatkan dia dengan seseorang yang tak lain adalah.
"Kak Leno"
Jenvin masih sibuk mengurus beberapa akar akar itu, Jiendra juga berusaha bangkit meski tubuhnya sangat lemah. Pedangnya entah kemana, tapi seharusnya dia sudah kembali menjadi sebuah mana di dalam dirinya.
"Perasaan apa tadi, kenapa sosok kak Jenvin seperti kak Leno" batin Jiendra menatap Jenvin sekilas.
"Dibelakang mu, Andy!!"
Jiendra membalikan badannya melihat akar yang akan menusuk dirinya, dia langsung menggunakan pelindung namun pecah begitu saja karena mananya sangat tipis.
Grep
Jenvin langsung menarik Jiendra menjauh dari sana, lagi lagi Jenvin membantunya dan menyelamatkan dia selama ini. Itu membuat Jiendra berfikir, apakah memang dia tidak pantas untuk pergi pergi dan terlalu merepotkan orang lain.
Jenvin dan Jiendra bersembunyi dibalik batu, Jiendra jadi sedikit murung karena hal yang dilakukan ini membuat dia merasa bahwa dia terlalu merasa paling kuat.
"Kenapa wajahmu tiba tiba murung?" Tanya Jenvin mengangkat sebelah alisnya.
"Maaf aku menjadi beban" ucap Jiendra menunduk.
"Beban? Apa yang kamu katakan hei" tegur Jenvin sedikit tidak terima.
"Ya kak Jenvin selalu menyelamatkan ku, tapi aku malah selalu gegabah merasa bahwa aku menyusahkan kalian" ucap Jiendra.
Jenvin menggelengkan kepalanya, dia mengangkat dagu Jiendra "jangan berbicara seperti itu, kamu tetap paling kuat di antara yang lainnya. Jangan berkecil hati, sekarang bantulah aku"
"Apa, aku sudah kehabisan mana" Jiendra mendengus kesal karena dia lemah.
"Ingin manaku?" Tanya Jenvin.
"Emang bisa?" Jiendra menatap Jenvin dengan polosnya, dia baru mendengar soal ini.
"Sebenernya seseorang bisa berbagi mana, tapi itu cukup terdengar aneh" jawab Jenvin.
"Memangnya aneh dimana?" Tanya Jiendra, Jenvin tersenyum dengan menggelengkan kepalanya.
"Ya jika kau seorang gadis tentu aku akan memberikan manaku, sayang kau seorang lelaki" ucap Jenvin sedikit mengejek.
"Ck, aku hanya bereinkarnasi. Tapi tubuh laki laki sangat bagus, aku merasa senang mempunyai tubuh yang kuat, nyaman saja" batin Jiendra sedikit membanggakan dirinya.
"Huftt aku akan berusaha, lagian terdengar anehnya dimana, tinggal memberikan mana sajakan" jawab Jiendra.
"Syaratnya itu harus berciuman, kita tidak mungkin kan?" Tanya Jenvin, dia tertawa kecil melihat reaksi Jiendra lalu berjalan perlahan kearah sana.
"Ciuman? Gila, memang tidak wajar jika seseorang memberikan mana begitu saja" gerutu Jiendra yang menyesal bertanya bahwa itu sia sia, mana mungkin juga di berciuman dengan Jenvin. Aneh, mereka sama sama lelaki.
"Bantu aku dengan sihirmu saja, aku akan terus menerjangnya. Tapi Andy, usahakan jika kamu mengenai titik yang dilindungi balik cahaya ungu itu" tunjuk Jenvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation || Nosung || End √
Fantasia"Tidak masalah aku menyimpan memori ini sendiri, karena dunia ini tidak adil dan tidak menginginkan kita untuk bersama" Jiendra Arfond Eciest adalah seseorang murid akademik sihir khusus pahlawan. tapi dia memiliki kekuatan sihir yang di luar nalar...