Jiendra baru saja selesai praktek memilih untuk pergi ke toilet karena dia merasa dirinya sedang nervous akibat banyak orang yang memujinya bisa mengalahkan kak Marko, padahal menurut Jiendra. Marko hanya mengalah karena tidak ingin menyakiti adiknya ini.
"Bukan itu yang aku pikirkan sekarang, kenapa aura kak Marko terasa lain bukan dirinya lagi. Dan cara dia mengayunkan pedang kayu itu seakan ada daya mana yang menguasainya, aku bahkan bisa merasakan seberapa berbahaya pedang di tangan tangan kak Marko meski ia bermain dengan santai" gumam Jiendra yang masih terus berfikir dengan berjalan.
Brukh
"Akh" keluh Jiendra, dia tiba tiba terjatuh setelah merasa dirinya di dorong oleh seseorang hingga Jiendra terduduk dan merasakan sakit di punggungnya.
"Inikah, Jandy?"
"Hah?" Jiendra mendongakkan kepalanya menatap seseorang yang tidak asing, Ryosuke dan kedua orang yang tadi sempat tidak terima karena Jiendra berteriak?
"Jandy? Siapa Jandy, aku ini Andy!!" Sentak Jiendra tidak terima, bagaimana bisa nama indahnya menjadi seperti itu, kenapa tidak memakai c saja biar lebih bagus dan terdengar lucu.
"Tapi Marko menyebut namamu Jandy kan? Apakau tidak terima diberi nama panggilan khusus dari seorang pangeran kekaisaran?" Tanya Ryosuke menatap Jiendra dengan wajah angkuhnya.
"Aku menolak" jawab Jiendra, dia kemudian berdiri dari duduknya itu dan mengusap usap baju belakangnya.
"Kau tau mengapa Marko memberikan nama indah itu untukmu?" Tanya seseorang yang sedang berada Ryosuke, namanya adalah Liam.
"Tidak perduli, itu tidak indah" gerutu Jiendra, dia ingin pergi namun di tahan oleh ketiga orang itu.
"Jangan pergi, kamu itu mainan barunya Marko. Marko memberikan nama khusus untukmu adalah sebuah peringatan, kamu tidak paham ya?" Tanya Ryosuke.
"Mainan?" Tanya Jiendra bingung, Marko menjadikannya seorang mainan?
"Iya"
"Ouchh" keluh Jiendra memegangi tangannya yang dicengkeram begitu keras, sehingga dia langsung berusaha menarik tangan kekar Ryosuke itu dari dirinya.
"Ingin ikut atau kami geret" ucap Ryosuke.
"Kalian siapa memerintahka..shhh" belum sempat Jiendra menyelesaikan ucapannya dia langsung ditarik begitu saja menjadi dari tempat ini.
Dimana saat di tangga Jiendra langsung dilemparkan kebawah begitu saja membuat Jiendra menggelinding dan kepalanya sedikit berdarah, sedangkan ketiga orang itu menyeringai senang dengan menuruni tangga sembari tertawa.
"Apa apaan sih kalian!!" Sentak Jiendra.
Bugh
"Diamlah bangsawan rendahan, hanya karena kamu bisa mendapatkan kepercayaan dari akademi bukan berarti kamu bisa melawan kami dan berbuat semena mena pada Marko" dia Ryosuke menaruh kakinya di punggung Jiendra membuat Jiendra bersimpuh dihadapan Ryosuke.
"Sekarang kamu adalah seseorang yang tidak lebih seperti seekor anjing, minta maaf pada kami dan jilatlah sepatu itu sampai bersih" suruh Liam.
"Tidak sudi!! Lepaskan" sarkas Jiendra mencoba berdiri, namun anak yang bernama Kaze ini menaruh kakinya juga di punggung Jiendra hingga dia makin menunduk.
"Anjing akan terus menggonggong ketika dia lapar, jika kamu ingin lepas maka memintalah pada majikanmu" ucap Ryosuke.
"Aku akan melaporkan kalian pada pihak akademi" ancam Jiendra pada mereka bertiga, namun mereka malah tertawa terbahak bahak mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation || Nosung || End √
Fantasy"Tidak masalah aku menyimpan memori ini sendiri, karena dunia ini tidak adil dan tidak menginginkan kita untuk bersama" Jiendra Arfond Eciest adalah seseorang murid akademik sihir khusus pahlawan. tapi dia memiliki kekuatan sihir yang di luar nalar...