"Sudah kuduga yang hadir kali ini adalah kamu"
"Kau masih mengingatku sungguh hebat"
"Huh tentu aku mengingatmu Jiendra, tidak. Lena, adikku yang paling aku sayangi" ucap Jenvin menatap sesosok gadis yang berada di hadapannya saat ini.
"Aku tersanjung kau masih mencintaiku kakak"
"Tapi jangan bangga, karena kamu yang sekarang aku lebih menyukainya. Tidak ada yang indah selain Jiendra, dia tetap sempurna" ujar Jenvin.
"Kau mencintai orang lain disaat masih mencintaiku? Kau sangat kejam kau tau?"
"Yang kejam bukan aku tapi kamu dimasa depan, Lena. Kau adikku jadi aku sadar, tapi Jiendra yang sekarang, dia tidak tergantikan"
Hanya sekali tebas Jenvin sudah bisa mengalahkan halusinasinya tersebut, tidak perlu tunggu waktu yang lama. Dia sudah kembali kealam sadarnya, dia melihat Jiendra yang masih bertarung dihadapannya.
Jenvin bersembunyi melihat pertarungan Jiendra dengan dirinya, sehingga dia mulai mendengar cerita dari Jiendra yang membuat Jenvin menyeringai.
"Sungguh hebat kau dari tadi memikirkanku, tapi bukankah ciuman itu terasa nyata Jiendra? Apakah aku perlu menciumu kembali agar kau selalu mengingatku?" Jenvin puas dengan ulahnya yang berhasil membuat Jiendra seperti ini.
Yang terjadi itu bukanlah sebuah mimpi atau kebetulan, tapi memang nyata Jenvin melakukan itu semalam pada Jiendra.
Jenvin mengarahkan sihir menyegelnya kearah Jiendra dan seketika dia langsung ambruk begitu saja, Jenvin berjalan kearah Jiendra yang matanya masih terpejam erat.
Dia menarik Jiendra kedalam dekapannya "kau sudah terjerat padaku bukan?"
Jenvin mengangkat wajah Jiendra lalu memegangi dagu itu, dia melihat sekilas bibir ranum milik Jiendra yang sekarang telah menjadi pecandu baginya.
"Apakah aku perlu melakukannya lagi sayang? Supaya kau ingat bahwa mimpi itu bukanlah sekedar mimpi" Jenvin tersenyum miring sekilas.
Chup
Jenvin melumat bibir Jiendra dengan lembut, dia tidak akan berbuat kasar saat dirinya merenggut alam kesadaran Jiendra saat ini.
. . . . . ✧ . . . . .
Enver, Charlie, Renjana dan Joel hanya terdiam di balik pohon. Akh mereka juga telah menyelesaikan tugas mereka, dan yang mereka lihat adalah hal seperti ini.Enver menutupi mulutnya yang sangat sangat terkejut, Renjana juga tidak kalah terkejutnya. Charlize mengumpati Jenvin dalam hatinya, sedangkan Joel sudah frustasi dibuatnya.
"Apa yang jenvin lakukan, dia gila?" Tanya Renjana pada yang lainnya.
"Dia gila" jawab Enver.
"Aku sudah tidak tahan lagi, kalian"
Charlie menatap ketiga temannya, mereka juga menatap Charlie dengan wajah bingung mereka.
"Kau kenapa?" Tanya Renjana.
"Tina, bantu aku"
Seseorang datang dari bayangan milik Charlie, mereka tentunya sangat terkejut apalagi Charlie yang tiba tiba menarik gadis itu dan berubah jadi sebuah pedang hitam gelap.
"Charlie, tadi apa apaan!!"
"Pelumpuh ingatan"
"Charlie!!"
Renjana, Joel dan Enver menutupi wajahnya saat Charlie tiba tiba mengayunkan pedang dan menebas mereka, dan seketika mereka ambruk begitu saja.
"Huh dasar Jenvin bodoh" gerutu Charlie, dia mengembalikan pedang itu semula menjadi gadis tadi lalu menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation || Nosung || End √
Fantasy"Tidak masalah aku menyimpan memori ini sendiri, karena dunia ini tidak adil dan tidak menginginkan kita untuk bersama" Jiendra Arfond Eciest adalah seseorang murid akademik sihir khusus pahlawan. tapi dia memiliki kekuatan sihir yang di luar nalar...