Jenvin mengerjapkan matanya dengan susah payah, disana dia menatap Jiendra yang masih berada di kasurnya dengan mata terpejam indah.
"Kau bilang kau akan membangunkan ku, tapi nyatanya aku yang membangunkanmu kan?" Jenvin terkekeh pelan mengamati jiendra yang masih tertidur pulas.
Dia perlahan beranjak dari tidurnya melangkahkan kakinya menuju jendela kamar menarik gorden, lalu membukanya agar udara pagi itu masuk.
Knock knock
"Jenvin, kau mendengarku?"
Jenvin merajut langkah menuju pintu dan membukanya melihat sosok Charlie berdiri dihadapannya, namun dia terkejut ketika melihat Charlie berlumuran darah seperti ini.
"Kamu melakukan apa disaat pagi hari seperti ini hah?" Jenvin terlihat biasa saja namun dia sedikit marah saat bertanya pada Charlie.
"Huftt prajurit itu sudah mulai bertindak, mau tidak mau aku berusaha membunuh mereka diperbatasan" ucap Charlie kesal karena dia harus bergerak sendirian semalam, Jenvin tidur saja tidak ingat apapun sangking lelahnya dia.
"Kenapa kau tidak membangunkan ku?" Tanya Jenvin "jika aku yang bertindak kan kau tidak sampai seperti ini?"
"Aku sudah melakukannya, tapi kau sama sekali tidak mendengarkanku" jawab Charlie kesal, Jenvin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Sudahlah aku melapor untuk ini, alasan lain ku serahkan padamu, aku akan membersihkan diri sebelum yang lain terbangun" ucap Charlie, Jenvin mengangguk kemudian menutup pintu kamarnya.
Dia lebih baik membersihkan diri terlebih dahulu untuk mandi sebelum akhirnya membangunkan jiendra, kamar mandi ada satu agar mereka tidak berebut.
Setelah selesai membersihkan dirinya dia langsung beralih pada Jiendra, hanya saja wajah Jiendra yang tertidur itu sangat cantik membuat dirinya ingin menyentuh pipi Jiendra.
Akan tetapi karena tangannya masih dingin dia mengurungkan niat itu, dia menggoyangkan tubuh Jiendra secara pelan.
"Andy, bangunlah" ucap Jenvin membangunkan Jiendra.
"Andy bangun" Jenvin mencondongkan tubuhnya ketelinga Jiendra.
"Andy?" Panggilannya kembali, hari ini dia sedang malas menggunakan sihirnya untuk menghemat energi.
Suara lenguhan terdengar, Jenvin tersenyum ketika melihat Jiendra mulai terbangun dari tidurnya itu. Jiendra menatap kearah Jenvin, dia tersenyum manis membuat hati Jenvin menghangat.
"Selamat pagi kak Jenvin" sapa Jiendra menggunakan suara khas bangun tidurnya.
"Pagi, kamu berbohong ingin membangunkanku semalam?" Tanya Jenvin, Jiendra sontak membuka matanya lebar lebar membuat Jenvin tertawa.
"ooh ya aku lupa, bagaimana bisa kau bangun lebih dulu dari aku kak?" Tanya Jiendra tak percaya, padahal dirinya sudah dengan bangga berkata seperti itu.
"Hahaha karena kamu pemalas Andy" ledek Jenvin kemudian dia berdiri, sedangkan Jiendra mencebikan bibirnya.
Tak lama Jiendra mulai terduduk menatap kearah sekitar, dia juga menatap Jenvin yang sedang merapikan kamarnya tersebut.
"Kira kira jam berapa ini kak?" Tanya Jiendra, Jenvin menggelengkan kepalanya tidak tau.
Akhirnya Jiendra memutuskan untuk berdiri dan mandi, dia merapikan kasurnya terlebih dahulu, kemudian dia melipat selimut dan beranjak kearah kamar mandi.
"Tunggu Andy" panggil Jenvin.
Jiendra menghentikan langkahnya, dia berbalik menatap Jenvin yang tiba tiba memanggilnya padahal dia sudah mau mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation || Nosung || End √
Fantasía"Tidak masalah aku menyimpan memori ini sendiri, karena dunia ini tidak adil dan tidak menginginkan kita untuk bersama" Jiendra Arfond Eciest adalah seseorang murid akademik sihir khusus pahlawan. tapi dia memiliki kekuatan sihir yang di luar nalar...