"kepada seluruh siswa akademi, diharapkan berkumpul. Turnamen pedang angkatan kali ini akan segera dimulai!!"
Sangat meriah, banyak orang dan penjabat tinggi yang diundang keacara ini untuk menyaksikan turnamen pedang.
Jiendra yang sedang berkumpul bersama anak asrama pun memilih untuk merencanakan sesuatu terlebih dahulu.
"Kita akan memakai topeng bukan?" Tanya Jenvin.
"Benar, jika Andy saja yang pakai maka itu akan mencurigakan. Kalau kita memakai semua secara bersamaan maka, orang orang akan mengira anak asrama tujuh sengaja melakukan ini" ucap Joel.
"Seharusnya kalian tidak perlu melakukan ini untukku" ucap Jiendra.
"Bukankah kita semua disini adalah sahabat?" Tanya Renjana, yang lain menganggukan kepala setuju membuat Jiendra kembali tersenyum.
"Terima kasih" ucap Jiendra, mereka semua tersenyum dan mulai memakai topengnya masing masing.
Mereka semua bergegas untuk menuju tempat yang sudah seharusnya menjadi ajang turnamen, saat itu juga mulai disetiap pemimpin asrama diharapkan bertemu panitia.
"Raja Arvion dan ratu Ershaline juga putri Euphy sudah datang!!"
"Datang juga bunda, ayah sama kak Euphy" ucap Jiendra menatap dari kejauhan.
Marko pun nampak menghampiri mereka bertiga, hanya Jiendra yang sama sekali tidak punya niatan untuk hadir disana sebagai putra kerajaan.
"Dia tidak datang lagi"
"Benar, aku sungguh heran"
"Terakhir aku dengar dia menghadiri acaranya turnamen seperti ini saat dia masih 7 tahun"
"Kenapa selalu putra bungsu kekaisaran tidak datang"
"Andy, mereka sedang menggunjingmu" ucap lirih Joel yang berbisik pada Jiendra agar orang lain tidak mendengar meski suasana sebenarnya ramai.
"Biarkan saja aku tidak perduli, aku juga menikmati apa yang aku suka dan menurutku benar. Tidak masalah dengan apa yang orang lain katakan, lagian membanggakan derajat sosial tidak membuat kita terlihat selalu menjadi orang baik" ucap Jiendra yang kemudian dia menjauh untuk duduk.
"Apa kau tidak khawatir mereka mencarimu?" Tanya Renjana menatap Jiendra yang juga berjalan kearahnya.
"Sudah kupastikan dia mencariku, tapi mereka akan tau. Lagi pula, lihat tatapan mengerikan itu dari kak Euphy" ucap Jiendra mencebik kesal, rasanya seperti sedang diintai.
"Kakakmu cantik" puji Enver.
"Apa kak Enver terpana?" Tanya Jiendra menggoda.
"Kamu ini bagaimana Andy, jangankan kita, lihat mereka semua" tunjuk Charlie kepada beberapa laki laki disana.
"Mata buaya, akan ku pastikan mereka tidak bisa menyentuh kakakku" ucap Jiendra melipat kedua tangannya.
"Tapi ngomong ngomong, apa yang sedang mereka bicarakan" ucap Charlie menunjuk Jenvin yang sedang berbicara pada Euphy.
Jiendra menatap mata kecurigaan kakaknya itu membuat dia bergidik ngeri, sepertinya feeling seorang kakak kadang seperti itu.
"Semoga kak Jenvin tidak panik saat berbicara pada kak Euphy agar tidak mencurigakan" gumam Jiendra lirih.
Hingga acara di mulai, para anggota kekaisaran tentu duduk di tempat yang mewah khusus mereka, termasuk Marko juga.
Jiendra hanya menatap sekilas yang bahkan dirinya tidak minat sama sekali, akan tetapi tatapan Marko membuat dia takut karena sangat memperlihatkan bahwa dirinya disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation || Nosung || End √
Fantastik"Tidak masalah aku menyimpan memori ini sendiri, karena dunia ini tidak adil dan tidak menginginkan kita untuk bersama" Jiendra Arfond Eciest adalah seseorang murid akademik sihir khusus pahlawan. tapi dia memiliki kekuatan sihir yang di luar nalar...