29. strange question

321 42 0
                                    

Terkena serangan mental mungkin yang dialami oleh Jiendra, sudah tiga hari semenjak berlalunya turnamen pedang yang diadakan menjadi kacau.

Dan akhirnya, para siswa akademi diperiksa satu persatu ataukah ada yang menggunakan kristal tersebut. Lalu Gama, hari lalu benar benar tidak terselamatkan.

"Andy, sudahlah kejadian hari lalu lupakan saja. Kau juga bisa membunuh manusia" ucap Enver yang lelah melihat Jiendra depresi seperti ini.

Karena ujung ujungnya yang menusukan pedang sucinya adalah Jiendra, dia yang membunuh Gama sesosok asli manusia.

"Aku sungguh tidak ingin melakukan hal seperti ini lagi" ujar Jiendra meringkuk dan menyenderkan dirinya pada sesuatu yang terasa begitu nyaman.

"Jiendra, kamu sudah 3 jam seperti ini, lalu kamu tidak sadar apa yang kamu senderi itu?" Tanya Marko yang memang sedang diasrama mereka.

"Sofa bukan?" Tanya Jiendra, ketiga orang dihadapannya. Charlie, Enver dan Marko menggelengkan kepala mereka.

"Memang ap —" ucapan Jiendra terpotong saat dia menoleh dan mematung tidak berkutik seketika.

"Boleh aku jujur? Aku ingin ke toilet hehe"

"Ah kak Jenvin, sungguh aku aku tidak sadar" Jiendra yang panik menjauh begitu saja dari Jenvin, sedangkan Jenvin hanya tersenyum tipis.

"Tidak apa aku tau perasaan mu" ucap Jenvin yang kemudian berdiri.

"Jenvin, bawakan aku sesuatu" ucap Charlie, Jenvin menatap sinis Charlie yang membuatnya hanya tertawa.

"Charlie memang yang paling berani diantara yang lain" gumam Marko.

"Kau mengatakan sesuatu kak?" Tanya Enver.

"Tidak tidak, ngomong ngomong Renjana dan Joel lama sekali hanya membeli buah" ucap Marko, Jiendra yang tersadar pun menatap ketiga orang dihadapannya.

"Benar juga, sejak sarapan tadi aku tidak melihat mereka" ucap Jiendra.

"Mereka pergi lebih dulu d....aura membunuh apa ini" celetuk Charlie.

Mereka menatap kearah belakang yang dimana ada sesosok wanita berdiri melipat kedua tangan dengan tatapan membunuhnya, Enver dan Charlie nyalinya langsung ciut bergidik ngeri.

"Ketangkap" ucapnya penuh penekanan.

"Kak Marko" Jiendra dengan histeris menarik Marko dan langsung bersembunyi dibelakang Marko, padahal Marko juga takut.

"Ka—kak Euphy hehe, gimana bisa kakak disini?" Tanya Marko, dia sudah berusaha keras untuk menyembunyikan Jiendra padahal.

"Maafkan kami" Renjana yang tiba tiba meminta maaf membuat Marko seketika paham.

"Ada hal yang perlu kalian rasakan"

"Awww kak!!" Rintih Marko yang dimana dia langsung menjewer telinga Marko, tapi tidak dengan Jiendra karena dia terus menghindar berlindung dibalik Marko.

"Aku merasa dejavu" cicit Charlie.

"Benar, sama seperti saat pertama Andy bertemu kak Marko" bisik enver.

"Aaaaa kak Euphy sakit!!" Teriak Marko itu.

Enver, Charlie, Renjana dan Joel rasanya ingin tertawa. Ternyata seorang Marko juga bisa takut dengan kakak, tapi kakak perempuan itu memang mengerikan.

.  .  .  .  .  ✧  .  .  .  .  .


Jiendra saat ini terduduk di lantai bersama dengan Marko, tidak hanya mereka sebenarnya. Ada Enver, Joel, Renjana dan Charlie yang juga duduk bersimpuh dilantai berhadapan dengan Euphy.

Reincarnation || Nosung || End √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang