Jiendra masih menjaga jarak antara dirinya juga Jenvin, dia ragu bertemu Jenvin dan rasanya mimpinya makin menjadi jadi beberapa hari ini.
Tentu kelompok mereka telah menyelesaikan beberapa misi, sudah sekitar 6 batu magic yang terkumpul hanya dalam jangka waktu 5 hari saja.
Dan saat ini mereka tengah disibukan oleh sesuatu yang dinamai akhir dari misi, monster batu magic yang sangat kuat sekali.
Karena ada 3 lawan akhirnya mereka harus melawan berdua dan dijadikan 3 team. Jenvin, Joel. Jiendra, Enver. Renjana, Charlie. Seseorang yang memiliki kemampuan khusus tentu harus berada di dekat seseorang yang memiliki ilmu sihir, kali ini juga Jiendra tidak bisa gegabah mengeluarkan kekuatan sihirnya yang lain karena mereka dipantau oleh pihak sekolah.
"Jenvin di belakang mu"
Jiendra melihat Jenvin yang sedang bertarung mati matian, tapi entah rasanya Jenvin sangat berbeda dari hari lalu. Dia nampak bermalas dan menahan dirinya, seperti bukan Jenvin yang Jiendra kenali, apa dia sedang mengumpulkan mana? Tapi masa mungkin.
"AAAAAAAA"
Seketika atensi mereka berubah kearah asal suara, dimana ada beberapa anak berteriak yang membuat Jiendra waspada. Apakah ada anak murid lain di sekitarnya, ataukan mereka tidak kuat melawan monster batu magic itu hingga melarikan diri kesini.
"Kalian semua lari!!" Teriaknya.
"Hah?" Tanya Jiendra, kewaspadaannya hilang begitu saja.
"Lari, pergi, selamatkan diri kalian!!"
Jiendra bingung dengan ucapan orang tersebut sebelum dia melihat monster batu magic yang sedang mengejar mereka, sudah Jiendra duga mereka tidak bisa mengalahkan monster itu.
Apakah dia perlu mengalahkan milik orang lain, tapi bukankah yang akan rugi nanti Jiendra karena point akan berpindah kepada mereka meski Jiendra yang menyerangnya.
"Hah yang terpenting selamatkan mereka terlebih dahulu" ucap Jiendra, dia mulai bersiap dengan mengumpulkan mana dalam pedangnya.
Saat hendak menerjang tiba tiba saja monster batu magic itu lenyap, iya dia di injak oleh sesuatu yang membuat semua orang terkejut. Jenvin, Joel, Renjana, Charlie, Jiendra dan Enver membulatkan mata mereka masing masing sangking terkejutnya akan hal ini.
"RAGHHH"
Degh
Nafas Jiendra memburu hebat, seketika dia mengingat semua kejadiannya dimasa lalu. Jantungnya seperti berhenti berdetak, tubuhnya gemetar bahkan keringat dingin bercucuran.
"Redkingdragon"
Jiendra masih terdiam di tempat, tubuhnya kaku untuk digerakan, dirinya juga rasanya tidak bisa meninggalkan tempat ini karena terasa begitu trauma di dalam hatinya.
"Andy lari!! Andy!!" Teriak Renjana dan yang lainnya sudah mulai melangkah pergi.
"Kau bodoh jangan tinggalkan Andy, kau ingat apa yang Andy ceritakan?" Tanya Enver, mereka semua terhenti. Mereka seperti, Charlie, Joel dan Renjana, sedangkan Jenvin masih diam mengamati Jiendra.
"Andy punya masalalu kelam dengan naga itu" ucap Enver, Joel dan Renjana jadi teringat.
"Andy!!" Teriak Renjana hendak mendekati Jiendra, namun tiba tiba saja sesuatu menerjangnya dan dia berhasil terhempas.
"Saria?" Charlie memekik kaget saat melihat salah satu seseorang dari dunia iblis ini datang, bawahannya Jenvin.
"Apa yang sebenarnya kamu rencanakan Jenvin" batin Charlie, dia menatap Jenvin yang hanya fokus pada Jiendra saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation || Nosung || End √
Fantasy"Tidak masalah aku menyimpan memori ini sendiri, karena dunia ini tidak adil dan tidak menginginkan kita untuk bersama" Jiendra Arfond Eciest adalah seseorang murid akademik sihir khusus pahlawan. tapi dia memiliki kekuatan sihir yang di luar nalar...