31. bitter truth, i hate jenvin

353 45 3
                                    

Jiendra berusaha menerjap nerjapkan matanya, dia menatap kearah samping dan kanan kirinya melihat dinding nuasa warna hitam gelap. Jiendra bangkit dari tidurannya tersebut, dia juga memegangi kepalanya yang terasa amat pusing.

Dia mengingatkan kejadian tiba tiba sekolah dia yang hancur, lalu sesuatu datang dan bernama raja iblis tersebut sudah sepenuhnya bangkit. Tetapi, dia.

"Bohong kan, bukan kak Jenvin kan? Bukan kak Charlie sama kak Marko juga. Jien cuman salah liat, udah pasti cuman salah" Jiendra terduduk dengan menahan isakan tangisnya.

"Kamu tidak salah liat"

Jiendra menengok kearah samping melihat Jenvin yang sedang berada ditempat duduk dan meminum sesuatu, dia terlihat santai dengan memakai sebuah mahkota bak raja.

"Kak Jen?" Panggil Jiendra tidak percaya.

"Hal yang kamu lihat nyata Jiendra, aku memang raja iblis yang selama ini berniat menghancurkan kalian secara perlahan"

Jenvin menaruh gelasnya di meja, dia berjalan mendekati Jiendra yang hatinya sangat hancur, selama ini dia bersama? Seorang raja iblis yang akan dia bunuh.

"Lalu untuk mencari tau siapa sang pahlawan yang akan membunuhku" ucapnya terduduk disamping Jiendra.

"Kau jahat, kau mengorbankan perasaan ku dan kau, kau adalah temanku sialan!!" Sentak Jiendra menunduk dengan tangis.

Jenvin menarik Jiendra namun di tepis olehnya "jangan pernah menyentuhku"

"Aku sudah sering menyentuhmu, bahkan mencium mu berkali kali" sahut Jenvin santai, kelewat santai.

Jiendra mendongakan wajahnya, apa? Apa yang dimaksud oleh Jenvin sekarang ini.

Brukh

Jenvin mendorong Jiendra hingga tertidur kembali, dia langsung menindih Jiendra dengan kungkungannya, menggengam kedua tangan Jiendra agar dia tidak bisa kabur dari Jenvin.

"Melakukan hal seperti ini, lalu melumat bibirmu secara perlahan yang sangat manis, tidak lupa juga mengecup lehermu yang aromanya begitu candu"

"Apa maksudmu?" Tanya Jiendra mulai gelisah.

"Yang selama ini kau pikir mimpi itu nyata, aku benar benar melakukannya" jawab Jenvin.

"Jah?" Kaget tentunya, apa ini beneran terjadi, apakah. Dia, Jenvin melakukan hal seperti itu pada.

"Kau gila, ini tidak mungkin, ini tidak nyata!!" Sentak Jiendra memberontak.

"Mau kau bilang tidak nyatapun itu sudah terjadi, bibirmu telah menjadi miliku sejak lama" Jenvin mendekatkan wajahnya kearah telinga Jiendra.

"Bukankah selama ini kau terjerat denganku?"

"Gila, kau gila!!" Dentak Jiendra masih memalingkan wajahnya tidak ingin menatap Jenvin.

"Kenapa kamu berkata seperti itu, seharusnya kamu merasa senang karena yang memiliki bibirmu adalah seseorang yang kau cintai" jawab Jenvin kembali menatap Jiendra.

"Haha cinta, kau pikir aku akan jatuh cinta dengan orang sepertimu? Meski aku bermimpi berkali kalipun. Kau tetap gila!!" Kekeuh Jiendra, sekarang dia sangat membenci Jenvin.

"Aku gila memang, aku hanya mengharap seseorang kembali kepadaku" dia kembali mendekatkan wajahnya tapi kali ini berada di wajah Jiendra tanpa Jiendra bisa menghindar.

"Menginginkan adik kesayanganku kembali, iyakan Lena?"

Degh

Tidak hanya terkejut akan perlakuan Jenvin, sekarang dia terkejut mendengar penuturan dari Jenvin yang.

Reincarnation || Nosung || End √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang