30. The Last Epigraph

334 55 6
                                    

WARNING!

1 of 5 Everard Mission Member is in Critical Condition.


Pemberitahuan yang tak diharapkan itu muncul di layar device yang membuat Tuan Arthur tidak bisa berkomentar. Satu dari lima anggota Everard Mission berada dalam kondisi kritis—bisa memiliki banyak kemungkinan. Antara tidak sadarkan diri, mengalami luka yang sangat berat, hingga berada di ujung ajal.

Biasanya, jika dihadapkan dengan kondisi seperti ini, Tuan Arthur akan membuka notifikasi dan mengecek anggota mana yang berada dalam kondisi kritis. Namun kali ini, ia tidak melakukannya. Ia menutup layar device dengan berat hati. Hanya bisa berdoa agar Brian dan Kayel baik-baik saja di sana.

Kemudian dengan berbalut pakaian tebal musim dingin, Tuan Arthur keluar dari Trevas dan menginjakkan kakinya di tanah bersalju yang beku dan dingin. Tepatnya di area Pegunungan Sredinny Range, Trevas singgah sejenak. Tuan Arthur tidak memberitahu maksud dan tujuannya bersinggah di sana. Ia hanya mengutus para rakyatnya untuk tetap mengamankan diri di dalam Trevas.

Trevas, bukan hanya sekedar transportasi. Trevas adalah penemuan sarana fungsional terbaik dalam sejarah manusia—menjadi tempat berlindung, beristirahat, dan tahan dari segala macam suhu atau tekanan. Trevas dirancang khusus untuk disepadankan sesuai daya tahan tubuh manusia.

Sekitar 30 ribu manusia korban perang dievakuasi di hall utama. Di antara banyaknya manusia, Arre menjadi satu-satunya Freepascal. Gadis itu berada di tengah kerumunan, merenungi nasib dunia yang kacau balau—yang baginya—akibat ulahnya sendiri.

Sekitar 10 meter ke depan dari tempat Arre duduk, seorang wanita muda tampak sedang membagikan makanan kepada para pengungsi. Wanita itu bertubuh tegap dan tampak tangguh, jelas dari Dreamweaver, Rise. Setelah selamat dari perang gila di bawah laut, Rise sangat berhutangbudi pada Ayla dan Ehren yang menolong nyawanya.

Dengan langkah santai dan senyum yang ramah, Rise berjalan mendekati Arre sembari menyapa. "Halo gadis kecil, kau pasti Arreta. Kudengar kau adalah kerabat Bibi Ayla."

Kepala Arre menunduk dan mengangguk lemas. "Bibi Ayla memberiku tempat tinggal dan merawatku."

"Aku turut berduka dan meminta maaf atas kematiannya. Bibi Ayla dan Ehren sangatlah berjasa dalam tragedi ini."

Masih dengan nada suara yang tak bersemangat, Arre bertanya, "mengapa harus ada banyak orang yang berkorban?"

"Karena sekarang adalah situasi yang rumit. Terkadang harus ada yang dikorbankan untuk bisa terus berjuang," jawab Rise dengan spontan.

"Tapi semua ini salahku. Aku adalah sumber masalah. Freepascal itu buruk dan selalu menjadi beban."

"Jangan terus menyalahkan diri sendiri. Jika kau diberi kesempatan untuk hidup, maka teruslah hidup. Lakukan itu dalam upaya menghormati mereka yang telah tiada, lakukan itu untuk menghormati para Freepascal."

"Ini sangat buruk."

"Sst ... sudah. Kau perlu sarapan dan menenangkan pikiran. Aku akan menemanimu," ujar Rise sambil memberikan sebungkus makanan. Rise tersenyum dan mengusap lembut rambut Arre yang sudah sangat kering karena cuaca.

Ketika matahari sudah agak tinggi, keadaan di hall utama menjadi lebih tenang dan tidak terlalu tegang. Beberapa orang mulai bisa bersendagurau dan melakukan aktivitas sederhana. Di tengah keramaian, Tyler melangkahkan kakinya naik ke atas mimbar. Ketika para penonton mengalihkan perhatian padanya, Tyler mulai menyampaikan sebuah pesan.

"Selamat pagi. Mewakili Tuan Arthur, deretan petinggi, dan anggota Everard Mission, saya menyampaikan rasa berduka terhadap situasi yang tak diharapkan ini dan terima kasih banyak bagi yang telah mengorbankan waktu dan tenaganya dalam perang. Saya harap kalian tetap optimis dan terus berjuang untuk hidup.

EVERARD MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang