Chapter 14

524 47 0
                                    

Zaiyden menatap bingung sebuah layar, ia sekarang sedang duduk di roftop.

[Zaiyden maaf ada kesalahan terjadi, kami mengembalikan Dokja ke dunia aslinya dan kami tidak bisa memunculkan sistem ini lagi]

[Maaf mungkin ini pertemuan  terakhir kita, aku Zaiy akan menjaga adikmu, tidak perlu khawatir kami akan kembali ke duniamu]

[Ada orang yang akan menggantikan kami, dia tidak akan menyentuh dunia ini]

[Ini bukan novel tapi ini adalah dunia yang adikmu ciptakan, Zaiyden berbahagialah]

Layar itu menghilang dengan beberapa kekuatan milik Zaiyden.

Zaiyden bersyukur karena hanya penggunaan terhadap kereta itu yang dihilangkan. Sekarang ia kesal karena pelajaran dari Dokja tidak akan berguna lagi. Sekarang ia harus apa, mungkin saja teman-temannya akan kembali bersatu terus setelah itu apa.

"Ha..... Aku harus apa sekarang" ucapnya dengan menatap kota.

"Zaiyden bisa tolong aku" ucap seorang hantu dan Zaiyden menatapnya tanpa berkata.

"Aku menyukai seorang manusia, namanya Asep, dia berada di rumah sakit..... Boleh minta tolong, pinjamkan aku tubuhmu dan tolong bantu aku menyampaikannya" ucapnya membuat Zaiyden kesal.

"Apa yang akan aku dapatkan"

"Aku menemukan harta Karun dan ini juga membantumu memerintah para iblis yang tidak ingi bekerja denganmu"

Zaiyden mengangguk setuju dan pergi dari tempat itu, ia berjalan dan bertemu dengan Aksa yang sedang bersama Nova.

Lebih tepatnya ia melihat Aksa yang sedang berciuman dengan Nova, ia pergi dari tempat itu karena takut ngeganggu.

Zaiyden memang setuju jika keduanya berpacaran, apalagi Nova yang terlihat tampan dan Aksa yang sangat cantik.

"Gue harap mereka langeng" ucapnya dan pergi ke ruang OSIS, dia sekarang pengen ketemu sama Rangga, kangen katanya mah.

Tok tok tok.

Clek

"Eh babe, kamu kenapa kesini" ucap pria asing dengan senyum di wajahnya.

"Siapa?" Tanya Zaiyden dengan wajah yang datar.

"Zaiy masuklah dan jangan pedulikan dia bahkan mereka" ucap Rangga dan Zaiyden masuk, ia mengerutkan keningnya karena terdapat banyak pria di tempat itu.

Zaiyden masuk dan menjadi pusat perhatian mereka semua, ia sedikit bingung dengan para pria tampan di sofa yang sering ia gunakan.

"Sepertinya gue balik dulu, gue mau ketemu seseorang" ucap Zaiyden sambil berjalan pergi tapi tangannya di pegang oleh orang yang mengatakan babe kepadanya.

"Masuklah para pacarmu yang lain ingin berbicara tentang cia" ucap Rangga dan Zaiyden langsung menatap Rangga.

Zaiyden kesal dan mengumpat mereka.

Untuk apa membicarakan itu kalau mereka berakhir berkhianat dengan gue, lebih baik gue musnahin mereka semua seperti itu kira-kiranya pikiran Zaiyden.

"Zaiy kita akan pindah ke kelas dengan Cia"

"Tunggu bagaimana dengan Aksa!" Ucap Zaiyden membuat mereka menatapnya dan Rangga tersenyum menahan rasa cemburu di hatinya.

"Kenapa tidak ajak saja dia pindah" ucap Rangga dan Zaiyden mengangguk saja.

"Tapi- kalian yakin..... Kenapa tiba-tiba kalian ingin seperti ini" tanya Zaiyden dengan tatapan malas, ia masih ingat kalau yang lain akan berkhianat.

"Kami mencari bukti lebih jelas tentang Cia"

'Cari bukti atau cari pasangan baru' batin Zaiyden sambil menatap mereka.

"Oh"

Zaiyden sekarang tidak peduli dengan pacar-pacarnya, ia memainkan ponsel dan sedang negchat dengan Novi.

"Hey cantik kenapa malah mengabaikan kami" ucapnya membuat Zaiyden merinding.

"Haa..... Saya tidak berniat mengabaikan kalian, saya hanya lupa siapa dan apa yang harus aku lakukan dengan kalian, itu saja" ucapnya dengan nada datar dan para seme-nya menatap Zaiyden yang tambah menarik, tentu saja kecuali Rangga yang pengen Zaiyden miliknya seorang.

Tapi mengingat mereka yang membuat Zaiyden menjadi pacarnya. Dirinya hanya pasrah dan ia beruntung karena mendapatkan kasih sayang lebih dari Zaiy.

"Hahaha aku lupa kamu hilang ingatan, tapi kenapa kamu tidak mengabarinya ke kami semua"

"Itu salah anda sendiri yang tidak menayangkan kabar saya, sehingga saya tidak tahu tentang kalian"

Zaiyden sekarang sangat ingin keluar dari ruang OSIS itu, ia masih memikirkan masalah tentang layar itu termasuk tentang Zaiy yang akan melindungi adiknya.

Ia juga harus menyelesaikan misi dari hantu itu, lalu ia harus menemukan Saskia dulu.

BRAK!

"ZAIYDEN!!! GUE NEMU NOMOR SI SISKA!!" Teriak Nova di belakangnya terdapat Aksa dan Novi yang sedang menatap Nova jenuh.

"Zaiyden?" Ucap mereka (-Nova, Novi, Aksa, Zaiyden, dan Rangga)

Zaiyden dkk menutup mulutnya, Aksa menatap kesal Nova yang seenaknya nyolonong dan lagi terdapat orang yang tidak di ketahui oleh mereka.

"Huff..... Mana" ucap Zaiyden sambil menatap malas bawahannya ini, ia semakin hari semakin kesal, jika ia ingat kalau Nova adalah Vano yang membuat mereka tahu novel ini.

"I-ini" ucapnya sambil gugup, Zaiyden menatap sebuah informasi dengan nomor itu.

Zaiyden juga menulis beberapa hal lalu memberikannya ke Nova, Nova yang menerima itu senyum saja.

"Baik sesuai perintah" ucap Nova sambil tersenyum dengan terpaksa.

"Maaf mengganggu, kami akan pergi" ucap Aksa sambil membawa Nova, tapi terhenti ketika ia melihat saudara pemilik asli tubuhnya, Aksa membawa si kembar masuk dan menutup pintu ruangan tersebut.

"Lu kenapa Sa" ucap Novi sambil memegang bahunya, Aksa tersentak kaget lalu mengeplak Novi.

"Anjir lu Ni, asal lu tahu gue lagi ngehindar dari masalah. Manusia setengah setan itu selalu membuat gue darah tinggi" ucap Aksa membuat yang lain heran.

"Lalu kenapa lu ngizinin dia masuk" ucap Zaiyden setelah mengetahui dari Aksa asli, Aksa menatap Zaiyden dengan tersenyum.

"Kalau engga gue ga akan ketemu kalian bertiga bahkan mungkin si Siska"

Mereka bertiga mengangguk mengerti dan akhirnya kembali menatap kertas.

"Sial sekali nasib nih anak, lu inget bukan" ucap Zaiyden menatap informasi tentang tubuh Siska yang lebih kejam dari mereka.

"Hahaha..... Bener tuh, gue yakin dia yang paling dendam ke si Va" ucap Novi yang sebenarnya hampir menyebut nama Vano.

"Dendam?" Ucap bingung Nova.

'Punya pacar gini amat' batin Aksa sambil memasang wajah pasrah.

'Punya kembaran gini amat dah'

'Kasian mereka berdua' batin Zaiyden menatap mereka.

'Apa yang mereka bicarakan?' batin yang lainnya.

Transmigrasi ZaiydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang