Chapter 15

545 47 0
                                    

Akhirnya ketiga orang itu duduk bersama dengan yang lainnya, ketiganya menatap untuk meminta penjelasan ke Zaiyden, tapi Zaiyden tidak peduli.

Untuk para semenya (-Rangga) menatap kesal Zaiy yang malah mengganggu pertemuan penting itu.

"Ha.... Maaf karena ini kalian terganggu tapi saya tidak ingin bertemu seseorang di sana, tolong tunggu beberapa menit lagi" ucap Aksa yang mengerti kalau temannya itu di salahkan.

Mereka semua menatap Aksa dan Zaiyden ingin melihat reaksi dari mereka, benar saja sepertinya mereka malah suka terhadap Aksa. Zaiyden yang melihat itu tidak peduli dan kembali menutup matanya. Dia masih mengingat tentang ingatan dari Zaiy.

Setelah beberapa saat akhirnya Aksa dan dua orang lain pergi, sebelum itu Aksa membangunkan Zaiyden dan membisikkan sesuatu yang membuat Zaiyden terkejut.

"Terserah" ucap Zaiyden membuat ketiga orang lain tersenyum.

Zaiyden menatap ketiga bawahannya yang sepertinya semangat, ia tidak menyangka kalau mereka ingin membuat geng mafia lagi.

"Kalau begitu seharusnya kalian tahu apa tugas kalian" ucap Zaiyden dan mereka mengangguk.

Mereka keluar dengan wajah yang senang, semua yang melihat itu menatap Zaiyden, mereka penasaran dengan apa yang mereka bahas.

Zaiyden tidak peduli dengan tatapan itu, dia malah mengingat awal mula menciptakan geng mafia itu. Ia mengingat tentang satu bos mafia yang membuat dirinya tertarik dalam dunia bawah. Zaiyden belajar dari pria itu dan menjadi bawahannya tapi makin lama dia yang menjadi penerusnya, karena bos-nya itu sudah memiliki keluarga.

Mengingat itu ia tersenyum tipis dan semua orang melihat senyuman itu, Rangga bahkan terdiam melihat senyuman yang tulus itu. Zaiyden menutup matanya dan senyum itu menghilang di ganti dengan dengkuran halus.

Zaiyden tidak mengerti kenapa ia mengingatkan kenangan baik itu, ia melupakan satu orang yang mungkin sedih karena kepergian gengnya. Zaiyden ingin bertemu dengan pria yang membuat ia menjadi seperti sekarang. Dirinya merindukan bimbingan itu.











Zaiyden membuka matanya dan menatap sekeliling yang sudah sepi, hanya ada Rangga dengan tumpukan kertasnya.

"Kemana yang lain" tanya Zaiyden dan Rangga terkejut ketika melihat Zaiyden bangun.

"Pulang, kita juga harus pulang" ucap Rangga sambil membereskan kertas terakhir, Rangga mendekat dan mengecup kening Zaiyden.

Zaiyden yang di perlakukan seperti diam dan menatap Rangga, Rangga mengusap kepala Zaiyden lalu membawanya pergi. Zaiyden yang diperlukan seperti itu hanya diam dan membiarkannya saja.












"Aku pulang dulu, jaga dirimu dan hatimu" ucap Rangga dan Zaiyden hanya mengangguk saja, lalu sedikit menahan Rangga.

Cup~

"Kau juga" ucap Zaiyden langsung pergi meninggalkan Rangga yang terdiam.

Rangga tersenyum dan memegang bibirnya yang habis di kecup Zaiyden, Rangga menaiki mobilnya dan pergi dari sana dengan mood yang baik.




Zaiyden masuk dan melihat orang-orang yang ada didalam lalu dia pergi ke kamarnya.





Saat sedang berbaring di kasurnya dan menatap langit-langit kamar, Zaiyden di kejutkan dengan dua penampakan, yang tidak lain Dehjan dan hantu wanita yang meminta tolong kepadanya.

"Apa"

"Begini dia ingin membuat makanannya malam ini, dia mengatakan kalau dirinya ingin mengantarkan makanannya sendiri. Jadi dia meminta izin masuk kedalam tubuhmu malam ini" ucap Jan sambil tersenyum meskipun masih menyiratkan kesedihan didalamnya dan Zaiyden mengangguk mengerti, ia perlahan turun dan membuka YouTube.

"Kau tahu makanan favoritnya?"

"Namanya kalau tidak salah mie gacoan" ucap hantu itu dan Zaiyden mengangguk lalu mencari cara membuatnya, mereka menonton video itu.

Setelah selesai mereka menunggu waktu di mana para penghuni yang lain tidur, lalu setelah waktu Zaiyden membiarkan hantu itu menggunakan tubuhnya dan ia melihat hantu itu memasak. Zaiyden juga mengarahkan hantu itu, ia tidak menyangka kalau hantu itu sangat hebat dalam membuat masakan. Zaiyden mengendalikan tubuhnya dan mencoba memakan masakan tersebut, ia terkejut dengan makanannya yang terasa enak. Zaiyden memberikan jempolnya ke hantu itu, hantu itu langsung memeluknya dan mengucapkan banyak terima kasih.

Akhirnya mereka menghias masakan itu dan pergi ketempat biasa orang tersebut berkumpul, tak lupa Zaiyden menutup wajahnya menggunakan masker lalu menggunakan topi.

Ia keluar dari rumah itu bersama dengan hantu tersebut, setelah sampai mereka saling bertatapan dan Zaiyden membiarkan hantu itu menggunakan tubuhnya.

"Permisi" ucap hantu itu menggunakan tubuh Zaiyden tapi suaranya sama dengan hantu itu.

"Nama saya Claris, saya menyukai anda" ucap Claris sambil menyerahkan makanan yang ia buat.

Pria itu menatapnya dengan tatapan terkejut.

"Anda tidak perlu menjawabnya, karena kita sudah berbeda alam. Maaf jika saja aku masih hidup mungkin saya akan berusaha mendekati mu lebih dari ini. Maaf dan terima kasih sudah membuat aku merasakan cinta, saya permisi" ucap Claris dan pria itu menahannya, pria itu menatap Claris dan tersenyum.

"Kau yang selalu muncul di rumahku itu bukan, kau bahkan menolong keluargaku, terima kasih dan aku juga menyukaimu Claris" ucapnya dan Claris keluar dari tubuh Zaiyden, Zaiyden terkejut ketika melihat dan mendengar semua itu.

Pria itu melepaskan tangannya dari tangan Zaiyden, pria itu menatap wajah Claris, dan Zaiyden juga menatap Claris yang tersenyum manis.

"Terima kasih aku menyayangimu Ian" ucapnya sambil memeluk pria bernama Ian itu, Ian juga memeluk kembali Claris.

Zaiyden bersyukur tidak ada orang karena teman-teman dari Ian sudah pergi, Claris melepaskan pelukannya dan tersenyum lalu menatap Zaiyden, Zaiyden yang di tatap menatap balik.

"Terima kasih, ini sesuai kesepakatan. Aku pergi dulu, terima kasih karena itu aku bisa pegi dengan tenang" ucapnya membuat keduanya diam.

"Semoga kau tenang dan bahagia di sana" ucap Zaiyden dan ian terdiam ketika mendengar suara yang ia kenal.

"Terima kasih..... Zaiyden" ucap Claris dan perlahan menghilang, Ian menatap kepergian Claris.

Zaiyden pergi dari sana dan di tahan oleh Ian, Ian tersenyum.

"Terima kasih karena sudah mengabulkan permintaannya, bolehkah kita berteman, namaku ian aku satu kelas dengan mu" ucapnya dan Zaiyden terkejut mendengar itu, apa hantu itu tidak mengatakan apa-apa tentang ini.

Zaiyden hanya mengangguk dan pergi dari sana, Ian menatap ke arah langit dan matanya menjadi gelap.

"Apa aku sudah memiliki kekasih, tapi dia meninggalkanku" ucapnya dan kembali duduk di tempat semula.

Transmigrasi ZaiydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang