Chapter 18

428 39 1
                                    

Zaiyden sedang diam dan menatap semua manusia, lalu seseorang yang melambaikan tangannya ke arah dirinya.

"Lu udah ada di sini aja, cepet juga lu belanja.... Belanja apa aja" ucap Ian dan Zaiyden diam.

"Hanya beberapa buku dan penghias kamar gue terus karena kalian lama sekalian gue beli bahan-bahan makanan" ucap Zaiyden sambil menatap banyak sayuran, mereka mengangguk mengerti.

Zaiyden menatap yang lain, mereka juga menatap Zaiyden.

"Ngomong-ngomong Zaiy, lu pakai uang lu sendiri?" tanya Ian dan Zaiyden mengangguk, sebelum dia belanja dia menjual beberapa emas dari iblis yang entah siapa namanya.

Author: gue juga lupa namanya 🥲, karena itu gue buat nama baru untuknya 😅 namanya........... Renhard.

"Oke berarti tidak ada kesulitan" ucap Ian dan Zaiyden mengangguk.

"Ada, aku tidak biasa menghabiskan uangnya" ucap Zaiyden membuat Ian terdiam lalu menatap Zaiyden.

"Emangnya uangmu berapa" tanya Ian dan Zaiyden membisikkan sesuatu membuat Ian diam mematung.

Zaiyden menatap Ian yang sudah seperti patung yang ia lihat.

"Dah yuk pulang, bisakah kalian membawa itu" ucap Zaiyden kepada para semenya dan juga Ian, dia mah ga bawa apa-apa.

Zaiyden membantu mereka membereskan bawaan itu, lalu kembali ke markas.

"Kami pulang" ucap Zaiyden dengan wajah yang datar lalu di tatap oleh yang lain.

"Bawa cemilan ga kalian" ucap Novi dan Zaiyden mengangguk lalu pergi ke kamarnya.

Mereka ga papa ga pulang soalnya mereka udah mengabari orang tua mereka, mereka juga punya kamar masing-masing.

Ada dua tempat milik Zaiyden, pertama kamar yang dulunya memjadi tempat Eva lalu kamar kerja milik ayah Eva. Yang lain juga sama seperti Zaiyden hanya saja mereka tidak memiliki ruang rahasia seperti Zaiyden.

Tapi mereka juga membuat sesuatu seperti tempat karaoke dll, udah lengkap intinya semua ruang itu termasuk tempat penyiksaan yang hanya di ketahui Zaiyden dkk.

Zaiyden menghisa ruang rahasianya dengan barang-barang yang ia bawa tapi ia sembunyikan di cincin ruang itu.

Ia juga membuat sesuatu agar bisa menghubungkan semua kamar ke satu tempat, tapi hanya di ketahui oleh Zaiyden dkk.

Tempat itu adalah tempat dimana Zaiyden dkk berkerja sebagai geng aslinya yaitu geng mafia.

Zaiyden juga menyembunyikan banyak hal lagi di rumah itu tapi hanya dia dan author saja yang tahu hal tersebut.

Zaiyden sekarang sedang di ruang tengah bersama dengan yang lainnya, sekarang mereka menonton TV yang baru datang.

"Zaiy kalau gue tinggal di sini boleh, entah kenapa gue lebih nyaman di sini dari pada di rumah" ucap Ian sambil mengingat rumah aslinya.

"Gue juga mikir gitu" ucap mereka semua.

Seketika tempat itu menjadi sepi.

"Gue pergi dulu sebentar, kamar gue belum selesai" ucap Zaiyden yang berbohong, dia itu sedang menyiapkan beberapa hal untuk memulai kerjanya.

Mereka menatap kepergian Zaiyden dan Zaiyden terhenti ketika melihat sesuatu membuat yang lain juga fokus ke arahnya.

Zaiyden memegang sebuah simbol, ia mengingat kalau itu di buat oleh ibu dari Eva, dan Zaiyden terdiam memahami semua yang terjadi pada dirinya..... Dia sekarang jatuh ke bawah membuat yang lain terkejut setengah mati.

"Zaiy/Zaiyden!!" Teriakkan mereka.

Sedangkan Zaiyden yang terjatuh hanya bisa mengumpat dengan keluarga aneh itu, ia menatap sekeliling lalu menemukan sebuah tombol aneh.

Ia curiga tapi hanya itu yang ia bisa, dia memencet tombol itu dan menyalalah para lampu.

Zaiyden terpesona dengan tempat itu ada banyak hal dan ia berjalan mendekati sebuah meja yang terlihat sang penting, Zaiyden terjatuh karena menginjak sesuatu lalu ia melihat benda tersebut.

Ia menatap benda dengan nama yang sangat familiar, ia membukanya dan bertapa terkejutnya dirinya melihat isi buku itu.

Sekarang ia memikirkan banyak hal lagi, ia tidak mengerti dengan konsep dunia itu.

Zaiyden menyembunyikan kertas-kertas penting itu di dalam cincin ruangannya, ia tidak boleh membiarkan siapapun melihat itu termasuk teman-temannya, bisa-bisa gila mereka semua.

"Aku harus bertemu dengan Za-" ucap Zaiyden terhenti ketika mendengar suara jatuh, ia menatap teman-temannya yang lain.

"Kalian bisa berdiri sendiri" tanyanya.

"Bisa" jawab mereka.

Mereka berdiri dan menatap sekeliling, mereka melihat pemandangan yang cukup Bagus.

"Apa ini? Ruang rahasia?" Ucap mereka dan Zaiyden menatap yang lain juga.

Ia memeriksa tempat itu dan hanya itu, tapi ia tidak menyangka kalau ruangan ini berada di tengah dan hampir semua sisinya adalah jalan penghubung satu titik itu, jika dia bisa menghancurkan atau membuat dinding itu menjadi sesuatu.

Dia terlalu merencanakan banyak hal, dia menatap sebuah ruang kecil yang membuat Zaiyden bertanya-tanya, apakah pemilik rumah itu suka menyembunyikan banyak hal.

"Jadi bagaimana cara kita ke atas" ucap Aksa yang melihat ke atas.

"Coba kita cari tombol dan sebagainya" ucap Zaiyden dan mereka mengangguk mengerti, Zaiyden menatap mereka dan menatap pintu tersebut, lalu ia menjatuhkan sesuatu yaitu kunci kamarnya saat mereka menemukan pintu keluar.

Mereka semua keluar karena sudah malam akhirnya mereka masuk kedalam kamar, tapi tidak dengan Zaiyden yang berpura-pura mencari kunci meskipun ia tahu dimana kunci tersebut jatuh.

Mereka membantu mencari di semua tempat kecuali satu tempat di mana Zaiyden jatuh.

"Kalian bisa kembali saja, aku akan mencari di tempat tadi. Jika tidak menemukannya aku akan tidur dengan di antara kalian" ucap Zaiyden dan pergi ke anak tangga, mereka juga masuk kedalam kamar.

Zaiyden menatap ukiran itu dan turun ke tempat tadi, ia mengambil kunci kamarnya dan membuka pintu rahasia yang lain.

"Huff terlalu banyak debu..... Apa ini?" Ucap Zaiyden dengan tidak percayanya, ia menatap banyak benda aneh, termasuk sebuah tulisan tentang terhubung dengan dunia lain.

"Terdapat tiga dua dunia yang terhubung dengan dunia ini?" Ucap Zaiyden lalu mengambil semua benda itu, ia akan meneliti hal tersebut baru di katakan kepada orang lain.

Zaiyden keluar dari tempat rahasia itu dan muncul di tempat tadi ia keluar bersama dengan yang lain, ia menatap Rangga yang sedang menunggunya.

Zaiyden terdiam karena ternyata bukan Rangga saja tapi para semenya yang lain juga, Zaiyden mencoba menyembunyikan rasa paniknya.

"Kau menemukannya?" Tanya Rangga dan Zaiyden mengangguk.

"Kau tetap tidur bersama dengan kami" ucap Rangga membawa Zaiyden di ikuti yang lainnya.

Zaiyden diam dan menatap semua orang yang melaha memberi hormat padanya.

'Apa yang akan terjadi padaku' batin Zaiyden.

Transmigrasi ZaiydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang