Chapter 13

535 51 0
                                    

Sesuai Aksa katakan, ia sekarang sekolah ditempat yang sama dengan satu kelas dengan Zaiyden.

"Bos kenapa kita ga bolos aja, toh gw yakin lu masih inget pelajaran ini"

Zaiyden menatap Aksa lalu memberikan jempolnya, ia sekarang sangat bosan di kelas.

"Nanti setelah gw lu keluar dengan alasan yang sama"

Mereka menggunakan telepati sehingga hanya mereka yang tahu.

"BU, izin ke toilet"

Guru itu mengangguk lalu Aksa pergi baru lima menit akhirnya Zaiyden juga izin ke toilet.

Sekarang Zaiyden menemui Aksa yang sedang di balkon, ia juga menatap sekitar agar tidak melihat OSIS.

Setelah sampai di balkon, ia tidur dengan Aksa yang asik membaca novel.

"Jangan baca novel aneh, nanti lu kaya si Vano"

Aksa yang mendengar itu juga sedikit kesal dengan kelakuan Vano, bagaimana dia tidak kesal kalau dirinya dan Zaiyden masuk ke tubuh yang paling sial dan mati mengenaskan.

"Apa kau akan membom lagi, jika mau aku mendukung"

Zaiyden menatap Aksa dengan tatapan aneh.

"Ga"

Akhirnya mereka kembali ke kegiatan masing-masing, sampai istirahat akhirnya mereka pergi menuju kantin.

"Mau bolos lagi"

Zaiyden mengangguk lalu berjalan dan tidak sengaja berpapasan dengan keluarganya.

Keduanya menatap malas mereka, keduanya berjalan lalu tidak sengaja melihat Rangga yang tidak menyadari mereka.

Mereka akhirnya berbalik dengan mood yang tidak baik mereka beriringan dengan Cia dkk di depan lalu Rangga dkk yang masih belum menyadari keduanya dan mereka ditengah.

"SASA!!!"

"Anjing"

Zaiyden menatap Aksa lalu menatap hantu yang ada didepannya, Zaiyden tertawa tapi ia tahan karena mendengar nama sebutan Aksa yang seperti nama sebuah bumbu dapur.

"He lu jangan ketawa"

Zaiyden menatap Aksa yang sedang kesal, lalu sedikit ketawa.

"Jangan malu Sasa" ucap Zaiyden dengan kekehan diakhiri membuat Aksa semakin kesal.

"Huaaa... Kamu jahat mas, aku aduin ke ketiga kakakku yang imut"

"Siapa"

"Nova, Novi dan Siska"

"Kau sudah tua lebih dari mereka, sadar dirilah Aksa"

"Heh gw masih punya jiwa muda ye"

Zaiyden malas dengan pak tua itu, ia menatap malas Aksa.

"Apa lu bocah"

Zaiyden menyerah melihat kelakuan temannya itu yang terkadang berubah-ubah.

"Sa, lu punya kepribadian ganda"

"Hah! Lu gila"

"Gw ga gila, gw bosen liat lu yang terus-menerus berubah-ubah"

"He lu juga ya, gw masih inget kalau lu terkadang males, terus suka bermanja-manja dengan gue sama Saskia, bukan hanya itu kau juga terkadang buat baik padahal sifat mu kebanyakan dingin dan kejam"

Zaiyden membuang wajahnya karena yang dikatakan Aksa adalah kebenaran.

Aksa menghela nafas lalu berjalan dan diikuti oleh Zaiyden, tanpa mereka sadari mereka sudah jadi pusat perhatian orang lain.

"Ngomong-ngomong kenapa lu ga berpakaian yang keren seperti dulu"

"Mau berubah"

"Ini hanya pendapat gw, lu lebih menarik kalau gaya lu seperti dulu karena itu cocok dengan sifat lu"

Zaiyden terdiam karena memang benar bahwa dirinya suka dengan gaya saat ia dewasa.

"Kau juga"

"Oke, pulang sekolah kita langsung cari itu sama Vano dan Vani"

Zaiyden mengangguk, sedang di kejauhan orang yang mereka katakan tersenyum.

Sedangkan Rangga menatap cemburu Zaiyden yang terlihat sangat dekat dengan Aksa meskipun ia tahu hubungan mereka.

POV Vano dan Vani

Kami tidak menyangka kalau kami masuk kedalam sebuah novel, kami juga tidak menyangka akan menjadi kembar yang seharusnya bermusuhan.

Saat kami masuk kami bersyukur karena hubungan mereka belum terputus, saat kami di pindahkan ke sekolah Abang kami yang lain, kami kesal tapi apa yang boleh kami buat.

Akhirnya hari pertama kami sekolah adalah hari yang membuat kami kesal, saat kami di kantin Vani terkena tumpah air bakso dan itu membuat kami semakin jijik dengan tokoh utama wanita.

Kami terkejut ketika antagonis yang bernama Zaiy sifatnya berubah, kami memikirkan apa ada orang yang maruk ke dalam tubuh itu.

Seperti sekarang saat kami sedang ingin ke kantin kami mendengar percakapan kedua orang yang kami yakini adalah orang yang kami kenal.

Bos kami, si Aksa, Saskia, ada di tempat sialan ini.

Kami perlahan berjalan ke arah mereka yang sedang duduk, lalu tersenyum.

"Lama tak berjumpa Aksa" ucap kami bersama dan Aksa lalu satu orang lagi yaitu Zaiyden menatap mereka dengan senyum tipis.

POV Vano dan Vani end.

Transmigrasi ZaiydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang